Jae membuka pintu kamarnya. Ia berjalan menuruni tangga dengan kemeja juga jas berwarna hitam legam yang ia kenakan.
Tampan.
Satu kata yang sudah dapat mendeskripsikan Jae saat ini. Ia berjalan ke arah meja makan.
Seperti biasanya, ia akan memulai harinya dengan memakan sarapan yang telah di buatkan untuknya.
Jae mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang berada di meja makan itu. Dan seperti di hari-hari yang lainnya, kelima maid berdiri dengan rapi di sana.
Jae memulai memakan roti bakar yang di siapkan untuknya dan juga sebuah jus orange yang menjadi pelengkap nya.
"Ah!" rintih Jae dengan tiba-tiba.
"Tuan muda, kau tidak apa-apa?" panik Minji.
Bukan hanya Minji saja, tapi yang lainnya juga ikut terkejut saat mendengar rintihan Jae.
Jae menggeleng. "Aku tidak apa-apa," jawab Jae yang kemudian membenarkan posisi duduknya.
Alasan ia merintih karena saat ia akan menegakkan punggungnya, ia merasakan nyeri pada luka yang berada di punggung nya.