Chereads / raina / Chapter 2 - 1. kembalinya si berandal

Chapter 2 - 1. kembalinya si berandal

"tak ada yang tau bagaimana jalannya takdir. Kita hanya perlu menjalaninya, bukan terus menentangnya,"

- Melody Raina Adara

Jangan lupa vote komennya:)

Tengkyuu:3

Happy reading guyss....

1. Kembalinya Si Berandal

___________________________

Sekolah di hebohkan dengan kembalinya para most wanted SMA Cakra Buana setelah satu Minggu menjalani hukuman masa skorsing. ke lima inti itu berjalan dari arah parkiran menuju koridor untuk ke kelasnya, minus satu orang yang entah dimana keberadaannya.

Baru berjalan beberapa langkah, mereka di kejutkan dengan deruman motor yang melaju dengan kencang dan hampir saja menabrak salah satu dari lima inti tersebut. Untungnya si pengendara motor gesit berbelok dan memarkir kan motornya di belakang motor mereka berlima. beberapa murid yang melihat kejadian itu pun hanya bisa menahan napas karna tingkah sang pengendara motor tersebut.

"Kaget anjing!"

"Wah nyari gara gara tu orang"

"Goblok nya kebangetan, gatau apa ada makhluk ganteng disini"

Beberapa umpatan di lontarkan oleh ke lima inti tersebut. siapa sih yang ngga kaget, hampir aja ketabrak. Tetapi mereka lebih kaget saat pengendara tersebut membuka helmnya dan memperlihatkan rambut panjang yang tergerai indah, dengan bandana kuning yang bertengger manis di kepalanya.

Shock!

Adalah ekspresi yang di perlihatkan oleh mereka salah melihat orang yang mengendarai motor itu adalah seorang perempuan, catat baik-baik PEREMPUAN. jika kalian pikir orang ini mengendara motor sejenis matic, kalian salah besar. karna yang di kendarai adalah jenis motor besar seperti motor ke lima inti tersebut.

"Anjir, cewek woy!! Demi apa, yang naik motor itu cewek!" Seru seorang cowok yang hampir di tabrak oleh cewe berbandana kuning itu. Ia pun berdecak kagum.

Di tengah keterkejutan mereka, tanpa sadar si cewe berbandana kuning itu menghampiri mereka. Wajahnya super duper datar tanpa ekspresi, membuat mereka berdecak.

"Maaf," ucapnya singkat padat dan jelas. Membuat mereka ternganga, tetapi tidak dengan salah satu cowok yang wajahnya sebelas dua belas dengan si cewek.

Kemudian tanpa basa-basi cewek itu beranjak pergi meninggalkan orang yang hampir di tabraknya tanpa rasa salah.

"Tu orang salah makan?" Celetuk Arif, salah satu dari ke lima inti tersebut.

"Melody," ucap Alden singkat. Sebelas dua belas dengan cewe berbandana kuning itu.

Galaksi menaikan salah satu alisnya. "Maksudnya?" Tanyanya bingung.

Alden menghela nafas, "namanya, Melody. Melody Raina Adara," jelasnya membuat mereka mengangguk mengerti. Tapi tidak dengan Raihan, ia malah mematung kala mendengar nama itu. Tentu saja ia mengenalnya bahkan sangat mengenalnya.

Saat mereka akan kembali melangkah, deru motor yang sangat mereka kenali berjalan mendekati mereka. Saat pengendaranya turun, ia langsung mendekati kelima inti tersebut.

"Huah, untung kaga telat gue," ia menghela nafas lega.

"Biasanya juga udah biasa telat lo babi!" Cibir Revan

"Sialan!" Aska menoyor kepala Revan. "Gini gini gue kangen kali sama kalian! Sekolah sepi njirr, kalian berempat enak di skors. Gue sama Alden di sekolah belajar. Pinter kaga, sakit kepala iya," keluhnya

"Sakit bego!" Revan mengumpat

"Lo goblok sih! Udah goblok, masuk IPA pula. Gue jadi kasian sama otak lo!" Seru Arif sambil menjitak kepala Aska. "Kalo otak lo penampungannya kaya Alden mah, selamet lo, Ka. Lah ini otaknya sama otak udang ga jauh beda. Auto inalillah," cibir Arif membuat mereka tertawa terbahak-bahak minus Alden yang masih memasang wajah datar andalannya. Menertawakan nasib Aska yang kurang beruntung.

"Niatnya gue juga kaga mau njir masuk IPA, gegara gue ikut futsal gitu, eh malah di masukin IPA sama tuh pak Garong! Awalnya sih gue kira enak sekelas sama Alden yang pinternya nauzubillah banget. Eh tetep aja ga bisa gara gara duduknya ga sama dia,"

"Tuhan udah tau niat lo dari awal buruk, Ka. Makanya di kasih hidayah tu biar lo giat belajar," ucap Galaksi yang dari tadi diam.

"Gausah banyak ngeluh! Makannya belajar!" Ucap Alden pedas dan tepat sasaran.

Aska mengerucutkan bibirnya, memasang wajah di imut imutkan. Tetapi bagi mereka wajah itu sangat menjijikan. Membuat ingin muntah!

"Wajah lo, amit amit belom ada jabang bayi! Jijik njir," Revan begidik jijik.

"Tega banget sama gue lo pada," Aska memasang wajah melasnya.

"Geli anjing!" Ucap Galaksi kemudian berlalu meninggalkan Aska. Di ikuti para inti tersebut.

"Gada adab lo pada!"

🌧️

Bel istirahat baru berbunyi lima menit, tetapi suasana kelas sudah sangat sepi. Hanya ada beberapa murid yang memutuskan untuk tinggal di kelas. Ada yang memakan bekal, main game bahkan bergosip ria.

Raina yang pada dasarnya tidak peduli dengan keadaan sekitar hanya bersikap acuh. Ia bangkit dari kursinya, mengambil botol minum rumahan miliknya kemudian beranjak pergi meninggalkan kelas sendirian.

Teman? Ia tak mempunyai ya lebih tepatnya ia enggan untuk mencari teman. Jika ada yang datang mengajak berkenalan, ia hanya menjawab seperlunya saja kemudian kembali diam.

Langkah kakinya berhenti kala ia telah sampai di tempat yang di tujunya. Perpustakaan, tempat favorit nya selama seminggu ini ia bersekolah di SMA Cakra Buana. Ia hanya ke kantin jika membeli air mineral, kemudian berada di perpustakaan menghabiskan jam istirahat nya.

Raina melepas sepatunya, kemudian masuk ke dalam perpustakaan. Kedatangan ternyata di notice oleh Bu Olivia, penjaga perpustakaan. Karna seminggu ini Raina terus saja mengunjungi perpustakaan, membuat Bu Olivia pun mengenalinya.

"Raina, ya," Bu Olivia menyapa ramah.

"Melody, Bu," ucap Melody membenarkan namanya.

"Tapi Raina lebih bagus, lebih enak juga di panggil Rain," Bu Olivia berucap dengan semangat.

"Panggil saya Melody, Bu. Saya ngga suka di panggil Raina bahkan Rain," Raina berlalu meninggalkan Bu Olivia yang terdiam memandang punggungnya.

Raina duduk di bangku paling pojok, meletakkan tumbler minum yang ia bawa tadi di meja kemudian berkeliling mencari buku yang ingin ia baca. Matanya menangkap buku bertuliskan 'Astronomi'. Ya, ia sangat menyukai segala sesuatu tentang perbintangan dan benda-benda luar angkasa.

Ia kemudian kembali ke tempat duduknya, mengambil air minum yang ia bawa. Mengeluarkan apa yang ada di dalam tumbler minumnya. Jika sekilas melihat, mungkin itu seperti tumbler minum biasa, tetapi nyatanya di bagian samping tumbler itu bisa menyimpan sesuatu.

Raina mengeluarkan beberapa macam butir dari tumbler tersebut, kemudian memasukkan ke mulutnya. Lalu menegak air yang ia bawa agar bisa ia telan. Setelah selesai, ia lalu berkutat dengan bukunya. Itulah aktivitas yang selalu ia lakukan.

🌧️

Raina membaca bukunya dengan serius, sangat terpesona dengan apa yang ia baca. "Galaksi," gumamnya membuat seseorang yang tak jauh darinya menghentikan langkah.

"Galaksi Andromeda, kira kira gue bisa ngeliat itu ngga ya?" Ucapnya lagi membuat seseorang yang mendengarnya tadi menghela nafas lega. Ia diam, memilih bersembunyi untuk mendengar apa yang akan Raina katakan lagi.

"Lo itu terlalu indah buat di lewatin. Sayang, sesering gue natap langit buat nyari lo, sesering itu juga gue ngga bisa nemuin lo," Raina menghela nafas. "Layaknya lo yang bisa di lihat oleh mata secara langsung, kayaknya lo pantes bersanding dengan bintang Sirius, bintang paling terang saat malam hari. Yakan?" Raina bicara pada dirinya sendiri.

"Apa gue bisa jadi bintang Sirius?" Tanyanya pada diri sendiri. "Haha kayaknya ngga mungkin. Sirius bintang paling bersinar, jauh beda sama gue," gumam Raina yang masih saja terfokus pada bukunya. Ia menertawakan dirinya sendiri.

"Lagi pula bintang Sirius kan jauh sama bintang Capricorn," Raina terus bergumam.

"Lo emang jauh beda sama Sirius yang paling terang di langit malam. Tapi lo Capricorn, alih-alih satu, lo tiga bintang yang paling terang di Capricorn sendiri yakan?" Lirih seseorang yang sedari tadi memperhatikan Raina tapi Raina tak mendengar nya.

TBC.

Gimana part awalnya?

Penasaran sama kelanjutan cerita ini?

Spam next agar ceritanya tetep berlanjut.

See you again guys