Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Laut pahaga
"Queeneira, katakan kalau kamu tidak mencintaiku."
Deg!
Netra Queeneira membulat sempurna mendengar apa yang dikatakan oleh Gavriel, bahkan jantungnya ikut berdetak kencang dengan saliva tiba-tiba terasa kering.
"Gavriel aku …."
Kamar mandi itu kembali sunyi, ketika dua orang itu sama-sama terdiam setelah si laki-laki—Gavriel mengatakan kalimat bernada sedihnya, sedangkan yang satunya berhenti dari ucapan yang ingin dikatakannya.
Selama ini Gavriel selalu meyakini, jika sahabatnya ini tetap akan mencintainya mau bagaimana pun dirinya bersikap. Ia terlalu percaya diri dengan keputusannya, hingga ia tidak sadar jika segala hal bisa berubah.
Iya segala hal bisa berubah, sekalipun itu sahabatnya—Queeneira, yang sudah berjanji kepadanya untuk tetap menunggu tidak peduli seberapa rasa sakit yang diterimanya.
