Beberapa hari yang lalu, Ji-a pernah bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan di toko tempat Ji-a bekerja. Sebelum pertemuan itu, Ji-a pernah melihat pria tersebut di sebuah taman dimana ji-a dan Yeji sedang berolahraga. Ji-a mulai penasaran dan ingin mengetahui siapa pria tersebut karena sangat menarik perhatian Ji-a yang sudah lama tidak pernah mengenal pria manapun. Selain itu, Ji-a merupakan tipe wanita yang mudah sekali terbawa perasaan jika disakiti hatinya. Jadi, tidak mudah bagi Ji-a untuk mengobati sakit hatinya. Tetapi, sepertinya Ji-a bisa mengobati sakit hatinya setelah melihat pria tersebut. Park Jin-hyun adalah nama pria tersebut.
Hari ini, Ji-a akan ada jadwal kuliah siang hari. Jadi, Ji-a tidak ada jadwal untuk kerja paruh waktu.
Dari rumah, Ji-a sudah mempersiapkan semua untuk kuliah dan rencana dia untuk bertanya kepada Lia juga sudah dipersiapkan.
"Selamat pagi Yeji." Ji-a menyapa Yeji yang baru saja bangun tidur.
"Pagi juga Ji-a, tumben kamu sudah bangun?" Kata Yeji yang heran.
"Iya, hari ini aku ada kuliah siang. Jadi, aku akan membuatkanmu sarapan dari bahan-bahan yang semalam kamu beli." Kata Ji-a dengan senang hati membuatnya.
"Wuaahh, terimakasih." Kata Yeji.
"Sama-sama, cuci mukamu dulu sana!" Ji-a yang giliran menyuruh Yeji kekamar mandi dulu.
"Hahaha, siap." Jawab Yeji patuh saja.
"Oh iya, kamu jadi mencari tahu pria kemarin yang bertemu ditoko?" Yeji menanyakan juga.
"Jadi, tetapi tidak sekarang. Mungkin setelah kuliah saja." Jawab Ji-a.
"Baiklah, sebegitu penasarannya kamu ya?" Yeji bertanya lagi.
"Ya begitulah. Sepertinya pria itu bisa mengobati rasa sakit hati yang aku alami." Kata Ji-a.
"Wuaahh, benarkah?" Yeji merasa terkejut dengan sakit hati Ji-a.
"Sudahlah, aku akan buat sarapan terlebih dahulu. Kamu ingin sarapan apa?" Ji-a bertanya kepada Yeji.
"Aku mau roti susu saja." Jawab Yeji.
"Baiklah, susu putih atau coklat?" Ji-a bertanya lagi.
"Putih saja. Ah, aku akan cuci muka dulu." Kata Yeji sambil ke kamar mandi.
Ji-a menyiapkan sarapan untuknya dan Yeji juga. Dengan sangat baik, Ji-a menyiapkan sesuai yang Yeji inginkan. Setelah beberapa menit, sarapan sudah jadi dan Yeji juga sudah selesai dari kamar mandi langsung menuju ke meja makan.
"Wuaahh, terimakasih Ji-a. Sepertinya ini terlihat lezat sekali." Kata Yeji.
"Pastinya, ini akan terasa nikmat saat kamu memakannya karena susu didalamnya sangat terasa. Hehehe." Kata Ji-a seperti mempromosikan sebuah makanan.
"Oke, baiklah. Aku akan mencobanya." Kata Yeji yang kemudian membuka mulutnya.
"Oh iya, aku ambilkan kalung milik Meow sebentar." Kata Ji-a yang teringat dengan Kucing kesayangan mereka.
"Iya." Jawab Yeji.
Lalu Ji-a kembali ke kamar terlebih dahulu untuk mengambil kalung tersebut dan meminta Yeji memasangkan ke leher Meow.
Dan Yeji yang sedang asyik makan hanya menunggu Ji-a saja di meja makan.
"Ji-a, kamu tidak makan juga?" Tanya Yeji.
"Iya, sebentar." Jawab Ji-a.
"Apa itu?" Yeji menanyakan sesuatu benda yang dipegang oleh Ji-a.
"Ah, ini kalung untuk Meow. Tolong nanti dipasang kelehernya!" Ji-a meminta tolong dengan sangat baik.
"Wuaah, coba lihat. Bagus sekali, Meow pasti senang sekali memiliki kalung baru. Hehehe." Kata Yeji sangat menyukai kalung tersebut.
Ji-a duduk di meja makan juga, dan sebelum dia berangkat ke kampus, Ji-a sarapan terlebih dahulu karena dia akan berada dikampus sangat lama.
Selesai Ji-a sarapan, Ji-apun berpamitan kepada Yeji untuk segera berangkat ke kampus.
"Aku sudah selesai sarapan, dan aku akan berangkat sekarang." Kata Ji-a.
"Berhati-hatilah, nanti biar aku bereskan piring bekas makanmu." Kata Yeji sambil tersenyum.
"Iya, terimakasih." Kata Ji-a.
Yejipun berada dirumah bersama dengan kucing kesayangannya, diapun memasangkan kalung yang dibelikan oleh Ji-a ke leher Meow. Dengan senang hati Yeji bermain bersama kucing miliknya dan setelah itu, dia membereskan dapur dan juga seluruh rumah karena Yeji masih memiliki banyak waktu dirumah.
Dari mulai menyapu halaman rumah, membersihkan dapur, membersihkan kamar mandi, dan menyiram tanaman milik Ji-a juga dia lakukan.
Setelah semua selesai, Yeji sudah merasa lelah. Lalu karena dia tidak ada tugas dari kampus, Yejipun mencoba menghubungi Yuna untuk berbincang saja.
Sambil duduk disofa dan menonton TV, Yejipun menelepon Yuna dengan pembahasan yang santai.
"Halo, Yuna. Apa kabar?" Tanya Yeji yang sudah mulai akrab.
"Ah, halo Yeji. Aku baik-baik saja, kamu bagaimana?" Yuna bergantian menanyakan keadaan.
"Aku, baik juga. Sedang apa kamu?" Percakapan Yeji masih terus berlangsung.
"Dirumah saja, kebetulan aktifitas aku hari ini baru aku mulai nanti sore." Jawab Yuna lagi.
"Nanti sore kamu mau kemana?" Tanya Yeji dengan santai.
"Akan ada event Kpop di salah satu Mall." Kata Yuna.
"Event Kpop apa?" Tanya Yeji.
"Bukan event yang sangat penting, hanya pameran koleksi Kpop dari beberapa idol yang terkenal." Jawab Yuna.
"Termasuk dari Best Group?" Yeji bertanya dengan serius.
"Iya, termasuk mereka. Dan event ini tidak dikenai biaya apapun." Kata Yuna menjelaskan lagi.
"Wuaahh, aku ingin sekali melihatnya." Kata Yeji.
"Datang saja nanti sore!" Yuna mengajak Yeji untuk mengunjunginya.
"Tidak bisa hari ini, karena nanti sore aku ada jadwal untuk kuliah. Kira-kira sampai kapan event itu diadakan?" Tanya Yeji lagi yang sedikit sedih.
"Kalau tidak salah sampai 1minggu kedepan. Masih ada banyak waktu kok." Jawab Yuna lebih membuat Yeji bersantai saja.
"Hah, untung saja. Kalau begitu nanti aku akan beritahukan Ji-a juga." Kata Yeji.
"Iya, maaf ya aku tidak memberitahu kalian karena aku pikir kalian sudah melihat di salah satu komunitas Kpop kita." Kata Yuna dengan rasa bersalah.
"Tidak apa-apa, kebetulan kemarin kami sangat lelah dan tidak melihat informasi apapun di media sosial." Jawab Yeji yang terus menjelaskan kepada Yuna.
"Baiklah. Besok jika kalian ingin kesana, kalian bisa hubungi aku dan aku akan mengantar kalian." Yuna menawarkan diri untuk membalas rasa bersalahnya.
"Benarkah? Kalau begitu, besok aku akan telepon kamu." Yejipun senang mendengarnya.
"Oke, kalau begitu aku ada urusan sebentar. Sampai jumpa besok ya, jangan lupa hubungi aku!" Kata Yuna dengan senang hati juga.
"Terimakasih, sampai jumpa." Kata yeji.
Waktu sudah menunjukkan sore hari dan sudah saatnya Yeji untuk berangkat ke kampus. Namun sebelum Yeji berangkat, ternyata Ji-a sudah pulang dari kampus. Jadi, Yeji tidak perlu mengunci pintu rumah.
"Kamu sudah pulang ternyata?" Tanya Yeji.
"Sudah, baru saja aku sampai." Jawab Ji-a.
"Kalau begitu aku pergi dulu ya. Sudah aku bersihkan semua, dan tinggal membuat makan sendiri ya!" Yeji pergi dengan meninggalkan beberapa pesan untuk Ji-a yang harus Ji-a lakukan.
"Oke, aku mengerti." Jawab Ji-a paham.
Yeji pergi ke kampus dengan mengenakan celana panjang, kaos, jaket, bersepatu, dan tas slempang panjang. Dia berangkat dengan bersemangat dan tersenyum lebar menunjukkan jika dia sangat siap untuk mengikuti kuliah sore ini.