Chereads / Re: Life in My Novel / Chapter 1 - Transmigrasi

Re: Life in My Novel

xxxxBear
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 6.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Transmigrasi

"Sigh, semua alur menemui jalan buntu." Kata ku sambil memegang ponsel murahan yang sedikit ketinggalan zaman. Berprofesi sebagai seorang Author, aku memang harus membuat suatu daya tarik yang cukup kuat untuk menarik minat para pembaca di seluruh penjuru dunia ini. Tetapi, saat ini aku telah terkena suatu hambatan umum bernama 'Writer Block' di tengah jalan cerita dari novel ku.

Bingung dan putus asa, pada akhirnya aku mencoba mencarinya di internet. Tetapi, semuanya hanya mengatakan hal yang sama persis. Jujur, novel ku tidak begitu terkenal, bahkan sampai sekarang belum memiliki kontrak dari pihak resmi walaupun novel ini memiliki ratusan bab.

Mungkin karena kualitas Novel yang cukup buruk. Segi penulisannya saja tidak jelas dan terlalu berliku-liku. Selain itu, dari awal sampai sekarang, aku tidak pernah memikirkan plot cerita selanjutnya, cukup dengan inspirasi tiba-tiba dan beberapa bab yang digunakan sebagai tambalan agar cerita mampu berjalan.

Walaupun begitu, sekitar bab 100 lebih kualitas Penulisan ku membaik sehingga beberapa pembaca mulai menyukai novelku. Mungkin aku harus berterimakasih kepada satu-satunya penggemar yang mendukung novel ku dari awal sehingga aku mampu melanjutkan novel ini.

Menghentikan nostalgia dan pikiran bodohku, aku kembali fokus terhadap layar monitor.

[ Memiliki masalah? Para Dewa ada disini! ayo katakan saja dan kami akan memberikan solusinya. Waktu Terbatas!! ]

Pop Up tanpa logo yang cukup besar hingga menutupi seluruh layar monitor terpampang jelas. Aku yang frustasi langsung menutup Pop Up tersebut. Tetapi, Pop Up selalu muncul seperti sebuah bug. Komputer juga tidak mampu di Restart maupun Shut down. Ibarat mengakui kekalahan, aku memutuskan untuk mengunjungi iklan tersebut.

Aku tidak khawatir jika komputernya rusak karena salah satu saudara ku adalah Pemilik Warnet tersohor di kotanya. Satu set Monitor dan PC bekas bukanlah masalah bagi ku.

[Selamat Datang di Perkumpulan Dewa-Dewi. Ayo tuliskan masalah mu!]

[ |....| ]

Agak tertarik, aku memutuskan untuk mengikuti arahan iklan. Jari-jari ku perlahan mengetik dengan kecepatan yang mencengangkan.

[ |Jadikan aku penulis terhebat| ]

[Ditolak! Kami hanya memberikan suatu solusi, bukan mengabulkan suatu Keinginan.

PS: kamu orang terbodoh yang pernah aku temui XD.]

Merasa malu bercampur marah karena di hina, aku mengetik sekali lagi dengan lebih fokus dan lambat.

[ |Jalan cerita novelku menemui jalan buntu| ]

[Masalah Anda sedang diproses oleh sistem.]

[Masalah telah proses.]

[Solusi ditemukan!! ]

[Menjalankan Solusi...3..2..1... Solusi dijalankan.]

Tiba-tiba aku merasa sangat mengantuk, aku tidak ingin tidur karena penasaran dengan solusi yang diberikan oleh website abal-abal tersebut. Namun, kelopak mataku semakin berat hingga tanpa sadar aku sudah menutup kedua mataku.

...

Aku merasa sedang berada dikegelapan, semuanya terasa kosong. Hanya sensasi lembut diseluruh bagian belakangku yang membuatku merasa sedang berbaring di suatu tempat yang cukup nyaman. Sungguh, rasanya sangat nyaman berada disini jika aku mengecualikan suara seseorang yang semakin lama mulai membesar.

"Tuan Muda!"

Suara feminim yang dingin berdering di kepalaku dengan nyaring. Alhasil, mataku yang terpejam berhasil terbuka lebar. langit-langit dinding berwarna putih dengan lampu gantung yang mewah dan pemandangan bercorak indah menyambut penglihatan ku. Linglung, tanpa sadar aku melihat kanan dan kiri ku yang tentunya penuh dengan pemandangan dan furnitur mewah.

Apa yang sedang terjadi?

mengapa aku tiba tiba bisa ada disini?

Apakah aku diculik? tidak, lingkungan yang sedang kutempati tidak mengindikasikan aku sedang diculik. Lalu apakah aku bereinkarnasi seperti di novel-novel.

"Tuan muda, apakah anda mendengar apa yang saya katakan?"

suara feminim yang dingin tersebut sekali lagi menghampiri telinga ku dan kali ini, suara tersebut berhasil menghancurkan Brainstorming rumit ku. Dalam sekejap, aku mengalihkan pandanganku ke sumber suara tersebut.

Seorang Wanita cantik berambut hitam lurus dengan mata ungu gelap menatapku dengan tatapan marah dan cemberut. Porporsi tubuhnya yang ideal dipadukan dengan baju pelayan hitam putih hampir membuatku kehilangan fokus namun, aku tahu, aku harus memadamkan api amarah wanita cantik itu.

"Ada apa?"

aku mencoba bangkit dari tempat tidur ke posisi duduk yang cukup nyaman sambil bertanya kepada wanita cantik yang mungkin adalah pelayan di rumah ini. Tetapi, tak disangka pelayan cantik itu malah menarik tangan ku dan membawa ku pergi ke dalam kamar mandi yang tentu saja sangat mewah dan estetik.

"Maafkan kelancangan saya tuan muda. Namun waktu kita tidak banyak. Saya mohon Tuan muda bisa sedikit bersabar."

Mengatakan kalimat tersebut, Pelayan itu langsung pergi dari kamar mandi. Meninggalkan ku sendirian dengan teka teki baru. Bagaimanapun juga, aku kekurangan informasi, mengikuti apa kata pelayan tersebut lebih baik daripada berdiam diri seperti orang bodoh.

Memikirkan hal tersebut, aku langsung menanggalkan pakaian dan berjalan ke bak mandi yang sudah diisi dengan air panas.

"Ahh ... kenikmatan duniawi."

Semua masalah dan kekhwatiran ku hilang dalam sekejap karena pengaruh air panas. Bahkan aku sudah lupa dengan pesan pelayan cantik itu.

[ Anda mendapatkan satu pesan baru.]

"pesan?"

Suara aneh seperti komputer berdering di kepalaku. Aku mencoba berpikir untuk membukanya seperti di novel novel.

"Open Message."

[ Pesan 'Welcome ^_^' telah dibuka.]

Tak disangka, Pesan tersebut benar benar terbuka seperti yang dipikirkannya. Namun, Aku segera memfokuskan pikiran ku kedalam isi pesan untuk mencari informasi sebanyak mungkin yang ada di dalam surat tersebut.

[Hai, Para Dewa disini. jika pesan ini telah dibuka berarti project pemindahan telah berhasil dilakukan. Ehem, sebaiknya langsung to the point karena waktu kami untuk menulis surat ini cukup terbatas.]

Kata kata dalam surat mulai menghilang lalu tergantikan dengan kata kata yang lain. Namun, kali ini hologram biru berbentuk kotak lebih panjang dari yang sebelumnya.

[Project ini adalah solusi yang kita buat untuk masalah anda. Yaitu, merasakan sendiri nuansa dari Novel mu secara nyata. Oleh karena itu, kami melakukan pemindahan jiwa ke dalam salah satu karakter di novel mu. Tentunya kamu dapat hidup bebas sesuai keinginannya sendiri. Anda dapat menjadi seorang penjahat ataupun pahlawan. Bahkan jika anda mati maka, anda akan kembali ke tubuh asal dengan waktu sama persis. Tenang, kami akan melakukan penyegaran ingatan sehingga kehidupan sehari hari anda di dunia asal tidak terganggu. Selain itu, Project Pemindahan ini gratis karena anda adalah pelanggan pertama kami. Tentu saja, 'Bantuan Kecil' pasti akan diberikan!]

Layar Hologram biru itu pecah berkeping-keping lalu mulai memasuki tubuh ku. Sedikit terkejut, aku merasa tubuh dan pikiran ku menjadi lebih kuat dan jelas.

"Apakah ini bantuan kecil yang mereka maksudkan?" Aku melihat kedua tangan ku yang terasa semakin kuat dan kokoh namun tetap proposional.

Jujur saja, aku sangat terkejut dengan peristiwa yang aku alami hari ini, lagipula aku masihlah seorang manusia biasa yang tiba tiba masuk ke Dunia Novelnya sendiri. Tetapi, Aku tahu memaki maki atau berteriak tidak akan mengubah apapun. Lebih baik aku fokus dengan masa depan atau lebih tepatnya mimpi buruk yang akan dialami oleh semua orang di Dunia ini. Lagipula ini adalah Dunia dari novel yang ku buat, aku sangat tahu bahaya yang akan dialami oleh semua orang dimuka bumi ini.

Jatuhnya peradaban, Monster, Gate, Dungeon, Zona khusus, Evolusi, Invasi asing, dll.

Semua itu akan terjadi dimasa depan dan tentunya banyak orang yang akan meninggal Dunia. Seperti dibunuh atau mati dalam suatu peristiwa.

Lalu, haruskah aku menjadi pahlawan yang menyelamatkan manusia? ataukah aku malah akan menjadi penjahat terbesar di Dunia?

Dunia memang membutuhkan Pahlawan dan penjahat. Namun mereka adalah orang orang yang pastinya tidak pernah hidup lama. Aku tidak memiliki kompleksitas kepahlawanan ataupun tanggung jawabnya. Tentunya aku juga tidak memiliki perasaan untuk mendominasi Dunia dan menjadi Last Boss yang akan dikalahkan.

Yang kuinginkan hanyalah bertahan hidup. Tetapi aku juga tidak ingin menjadi pecundang dalam hidup. Bahkan jika aku harus mengubah plot awal dari jalan cerita. Akan ku pastikan, aku menjadi seorang pemenang. Oleh karena itu, aku harus memiliki suatu kekuatan. Di Era baru, baik itu harta, tahta, dan wanita, semuanya berpacu dengan yang namanya kekuatan.

*Splash*

Suara air beriak ketika aku sedang mengangkat tubuh ku dari pemandian yang airnya sudah mendingin. Mengambil handuk dan baju yang sudah disiapkan, tanpa sadar aku melihat ke arah cermin.

Terlihat, seorang pemuda berambut hitam acak-acakan namun memiliki mata emas gelap dan tubuh yang bagus berdiri didepan cermin.

Sekilas ingatanku memasuki jiwaku dan tanpa sadar membuatku mulai berbicara.

Mulai sekarang namaku adalah...

"Arlo Kamulyan."