Keesokan paginya Gina dan Yudha tengah bersiap untuk kembali ke negara A
"Apa kalian akan langsung kembali sekarang juga?" tanya nenek Julia dengan wajah yang terlihat sedih
"Iya nek. Pekerjaan kami masih banyak dan tidak enak jika sebagai karyawan biasa aku cuti terlalu lama" jawab Gina dengan lembut
"Baiklah, tapi kalian harus segera kembali untuk mengunjungi kami. Dan kamu Yudha, jaga istrimu baik - baik! Jangan sampai sebutir air mata pun jatuh dari matanya"
"Baik nek, aku mengerti. Kami harus pergi sekarang!" jawab Yudha sambil mendekati Gina dan menggandengnya berjalan keluar meninggalkan kediaman Kusuma
"Sampai jumpa kakek, nenek" kata Gina sambil melambaikan tangannya
"Apa kita langsung kembali ke negara A?"
Gina dan Yudha kini sudah berada dimobil dan sudah bersiap berangkat menuju bandara
"Iya, kita harus segera kembali kesana. Ku kira kita masih memiliki urusan yang harus diselesaikan"
Yudha berkata dengan senyum yang membuat Gina memicingkan mata
"Apa maksudmu?"
"Tidak ada apa - apa. Kamu tidak perlu memikirkan apapun"
Gina semakin heran dibuatnya. Dia hanya mengangkat bahu dan memalingkan wajah ke arah lain
=======
Sementara itu di negara A. Riko sedang termenung menatap jendela kantornya
"Bagaimana keadaan Gina ya? Aku belum mendengar kabarnya lagi sejak makan malam terakhir di rumah Atmaja" gumam Riko sambil menerawang jauh kedepan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan
"Masuk!"
Riko membalikan badan untuk melihat siapa yang datang, terlihat asisten Riko yang berjalan mendekat kearahnya
"Ada apa?"
"Maaf pak. Tadi bu Siska menelepon. Dia mengundang anda untuk makan malam di rumahnya katanya neneknya hari ini tiba di negara A dan makan malam ini untuk menyambut beliau" kata asisten Riko dengan penuh sopan santun
"Neneknya Siska? Maksudmu nyonya Arin?"
"Benar, beliau baru daja tiba disini"
"Baiklah, aku mengerti. Kamu boleh kembali kerja"
"Baik pak. Permisi"
"Nyonya Arin, dia adalah ibu tiri dari pak Budi Atmaja. Dia tinggal di luar negri untuk mengelola perusahaan utama Atmaja setelah pak Surya Atmaja meninggal dunia. Apa mungkin kini dia akan mengelola perusahaan yang ada disini?" gumam Riko sambil memikirkan nenek Arin
======
Yudha dan Gina kini telah tiba di rumah Yudha
"Kamu pasti lelah sekali ya, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari negara C?" tanya Yudha ketika membantu Gina keluar dari mobil
"Iya, aku begitu lelah. Badanku rasanya lemas sekali. Sepertinya aku butuh berendam air hangat"
jawab Gina sambil berjalan memasuki rumah Yudha
"Baiklah biar bi Ani menyiapkan air untukmu berendam"
Yudha berjalan dengan meletakkan tangannya dipundak Gina
"Selamat datang tuan, nyonya. Bagaimana perjalanan anda. Selamat atas pernikahan anda" sapa Bi Ani begitu Yudha dan Gina memasuki rumah
"Terimakasih bi"
"Bi tolong siapkan air hangat untuk Gina berendam. Dia butuh relaksasi saat ini"
"Baik tuan, akan saya persiapkan"
Bi Ani meninggalkan Yudha dan Gina yang tengah duduk diruang keluarga. Gina sangat kelelahan, dia memejamkan mata sambil menyandarkan kepala pada sofa
"Sepertinya besok kamu istirahat dulu saja. Tidak perlu masuk kantor" kata Yudha dengan lembut, Gina sontak membuka mata dan menegakan duduknya.
"Tidak. Aku masih ada pekerjaan yang masih harus ku selesaikan. Sudah beberapa hari ini aku tunda pengerjaannya. Masa iya aku tunda lagi?" kata Gina dengan sedikit kesal
"Biar aku minta asiatenmu yang mengerjakan semua itu"
"Tidak. Biar aku saja, aku tidak apa - apa.. Hari ini aku pasti akan tidur nyenyak"
"Baiklah jika kamu memaksa"
"Nyonya, air untuk berendamnya sudah siap"
"Baik bi, terimakasih"
"Aku ke kamar lebih dulu ya, aku sudah tidak sabar untuk berendam" kata Gina kepada Yudha sambil bangkit dari duduknya dan hendak berjalan menuju kamar Yudha di lantai atas
"Baiklah"
Gina berjalan menaiki tangga menuju kamar
"Kak, nyonya Arin Atmaja tiba di negara A hari ini. Sepertinya dia hendak mengambil alih perusahaan Atmaja yang ada disini" kata Hendri setelah melihat Gina meninggalkan Yudha
"Biarkan saja. Kita awasi dulu saja mereka. Jangan dulu mengambil tindakan apapun. Cukup selidiki saja keluarga Atmaja juga Riko"
"Baik kak, aku mengerti"
Hendri pun berbalik pergi dan menuju kamarnya. Dia disediakan kamar dirumah Yudha tapi juga memiliki rumah pribadi yang jaraknya tidak jauh dari rumah Yudha
" Segar sekali, rasanya badan ku sudah kembali segar setelah terkena air hangat ini "
Gina berendam dan tanpa sengaja dia menutup mata. Bayangan masa lalu kembali menghantuinya
"Tidak, aku tidak gila. Aku bukan gadis jahat. Aku tidak melakukan kesalahan apapun! Jangan kurung aku disini. Disini begitu gelap" gumamnya sambil menggelengkan kepala
" Tidak!"
Dia akhirnya berhasil bangun dan tersadar dari mimpi buruknya. Gina segera berdiri dari bathup dan mengenakan jubah mandinya. Dia dengan cepat berjalan keluar dari kamar mandi. Setelah beberapa lama Yudha naik ke kamarnya. Dia memperhatikan Gina yang berjalan dengan cepat keluar dari kamar mandi. Betapa terkejutnya Yudha melihat Gina mendekati tas tangan miliknya dan mengeluarkan sebotol kecil obat kemudian dia mengambil satu butir dsn meminumnya
"Obat apa yang Gina minum? Apa dia memiliki penyakit yang tidak diketahui?"