Tak berapa lama setelah kejadian mengharukan itu terdengarlah suara bel .
"Ah mungkin itu dia"
Deg
Nana merasa jantungnya berdegup sepuluh kali lebih kencang saat mendengar kalimat ayahnya . Ia saat ini sedang duduk bersama sang ibu dan adik bungsunya Samuel di ruang tamu . Tujuannya ya menunggu suaminya .
"Wuah , ternyata rumahmu tak ada yang berubah ya"
Deg
Ayu menoleh kesumber suara saat mendengarnya . Suara yang sangat ia kenal begitu pula dengan Nana pun Samuel .
"Om Justin"
Samuel langsung berhambur kepelukan sang tamu yang dipanggil dengan sebutan Justin itu .
"Hey , Sam . Kau sudah besar ya"
"Om Justin , Sam kangen"
"Haha , apa kabar jagoan"
"Sam baik , bagaimana dengan paman ? Eoh Ga-eun Noona ?" Samuel sedikit mengecilkan suara saat menanyakan Gaeun .
Justin terkekeh
"Ga-eun noona baik-baik saja . Paman juga baik"
"Sudah ayo" Veete terkekeh melihat kedekatan putra bungsunya dengan sahabat lamanya itu .
"Halo selamat pagi , eh atau siang ?"
Sapa Justin kepada dua perempuan di hadapannya kini .
Ayu mengangga tidak menyangka , benarkah ini ? Batinnya .
"Sayang , ayo beri salam" Veete menyikut pelan istrinya .
"Paman Justin ?"
Itu suara Nana .
Justin tersenyum kearah Nasyila "Oh , halo Na ... wuah kau semakin cantik ya"
Nana hanya tersenyum tipis mendapat pujian itu .
"Eh , Justin ... ah maaf , maksudku tuan Jeon . Salam"
Seolah orang baru dikenalnya , Ayu mulai merasa aneh dengan keadaan .
"Ayo duduk" Ajak Veete
"Em ... ayah , katanya tadi yang datang me ..."
"Ini dia yang datang bu , suaminya Nana , menantu kita"
Justin hanya tersenyum .
Ayu dan Nana sama-sama melototkan mata mereka .
"What ?" Pekik Nana keras .
"Ayah ?" Ayu tidak kalah terkejut .
Bagaimana tidak , tidak lucu bukan jika ternyata mantanmu sekarang menjadi menantumu ? (Ehem)
"Hey kalian tenanglah . Ayah akan jelaskan , jadi Justin sudah ayah nikahkan dengan Nana ... dan bagus bukan ? Setidaknya kita sudah mengenal baik keluarganya bahkan sangat"
"Eum ... salam Na , Yu" Justin agak sedikit risih dengan panggilannya .
"Ei ei ... sekarang kau tidak boleh memanggil kami begitu , Ibu mertua dan ayah mertua . Mengerti ?"
"Ah Vee , kau berlebihan ... itu lucu" Justin sedikit tertawa mendengar ia harus mengubah panggilannya.
"Ayah , apa maksdunya ini ?"
Nana masih bingung dengan keadaan , sedangkan Ayu masih menunggu apa ini kenyataan atau hanya mimpinya .
"Ayah , ibu perlu bicara dengan ayah"
Setelahnya Ayu langsung bangkit dan menuju kamarnya .
Veete hanya mengangkat bahunya saat tatapan Justin mengarah padanya .
"Baiklah , kalian perlu bicara .. silahkan"
Sepeninggal Ayu dan Veete tidak ada percakapan . Disini yang ada Samuel , Nana dan Justin . Namun tak ada satupun yang berbicara . Terlebih Samuel yang sibuk dengan game kesayangannya .
"Ah ... Na , apa kabar"
Justin memulai percakapan .
Nana agak sedikit aneh "Baik paman ..."
Justin terkekeh "Mulai sekarang jangan memanggilku begitu"
Nana mendongak setelah ia menunduk tadi .
"Maksud paman ?"
"Kau pasti mengerti maksud ayahmu tadi kan ?"
Bukannya menjawab , Justin malah kembali bertanya .
Nana tampak berfikir kecil lalu kembali menunduk .
"Em .. sungguh aku tidak tau jika orang itu paman"
Justin mulai menatap Nana .
"Kenapa ? Lalu ada apa denganku ?"
"Ti .. tidak"
Nana terlihat tercicit . Gadis itu tidak seperti biasanya .
"Na , kau baik-baik saja ? Kenapa kau menunduk ?"
Justin menyentuh kecil dagu Nana berusaha mengangkatnya .
"Ma af"
Nana menghindari tangan Justin .
"Oh , maaf ... tap ..."
"Paman suamiku ?" Potong Nana cepat .
Justin menjadi salah tingkah .
"Ah ... iya , kau pasti terkejutkan ?"
"..."
Tidak ada jawaban , Nana hanya kembali menunduk sangat dalam sehingga membuat Justin khawatir .
"Na , ada apa ?"
Justin mulai kembali berani mengangkat wajah Nana dan betapa terkejutnya ia melihat buliran air mata membasahi wajah cantik itu .
"Hei kenapa ?"
"Na ?"
"Nasyila ?"
Tak berapa lama hanya suara tangis yang terdengar . Justin mulai merasa bersalah , dirinya tak kuasa melihat keadaan gadis muda di hadapannya ini .
Perlahan ia mulai membawa gadis muda yang berstatus istrinya itu keadalam pelukannya . Sangat kecil bagi Justin , Nasyila tenggelam penuh di dada bidangnya . Gadis muda bersurai coklat itu semaikin tersedu-sedu .
"Shuut , tenanglah"
Sementara Ayu dan Veete hanya mematung melihat kejadian itu .
***
Nasyila p.o.v
Rasanya berat , sangaaat berat . Disaat aku harus meninggalkan orangtuaku dan memilih untuk ikut dengan suamiku .
Ternyata orang yang dipilih ayah untukku adalah orang yang sudah lama sekali aku kenal . Bahkan mungkin dulu aku pernah digendongnya , mungkin .
Memalukan sekali , sebenarnya aku sangat mengagumkan sosok pria seperti paman Justin - eh , maksudnya suamiku . Dulu aku dan bibi Yewon - mendiang istrinya Justin , sangatlah dekat . Bahkan saat ibu dan ayah harus pergi keluar negeri aku dititipkan bersama mereka .
Tak bisa ku duga , ini terlalu aneh bagiku . Pria yang selalu kusebut dengan kata 'paman' sekarang berubah menjadi suamiku .
Saat ini kami sedang dalam perjalanan kerumahnya paman . Entah mengapa perasaanku bercampur aduk . Tentu saja sedih dan kecewa , aku tidak menginginkan pernikahan semacam ini . Lagi pula aku tidak pernah sekalipun berfikir akan menikah secepat ini , apalagi dengan seorang duda .
Ah iya , paman Justin kan punya seorang anak . Astaga , bagaimana denganku ? Ini sungguh membuatku ingin menangis lebih kencang . Kenapa takdirku begini ? Apa lucu diusiaku yang sekarang ini sudah mempunyai seorang anak ? Ya walaupun bukan anak kandungku .
"Na , kau baik-baik saja"
Paman Justin sepertinya hampir mati kutu karena sedari tadi aku hanya mengalih pandanganku keluar jendela . Perlu ku beri tahu , aku sangat sangat tidak ingin pernikahan ini dan posisiku sekarang duduk dibelakang juga mataku yang hentinya menetes air mata .
Yap , memang terlihat seperti seorang nona muda dan sopir pribadinya tapi kenyataannya sopir itu - suamiku .
Kulihat sekilas raut wajah paman yang masih tersenyum tipis karena pertanyaannya yang tadi tak kujawab dan tak ku peduli .
"Sudahlah , berhenti menangis dan tidur . Kau terlihat lelah"
Lagi tak kupeduli . Aku lebih memilih kembali menatap jalanan yang lumayan sepi . Mungkin itu bisa menyimpulkan suasana hatiku sekarang .
Tak berapa lama akhirnya kita sampai di rumah paman Justin. Sudah lama sekali aku tidak kesini , terakhir waktu usai pemakaman bibi Yewon.
"Ayo turun"
Ajak paman Justin yang sudah siap membukakan pintu untukku . Aku memilih acuh dan menunduk , sungguh ini memalukan dan memuakkan . Aku terus merapal dalam hati mengapa Tuhan tega memberiku cobaan seberat ini .
"Daddy"
Teriakan seorang anak kecil menggema di telingaku , ku palingkan pandanganku ke belakang dan ternyata ada seorang gadis kecil yang sedang berlari . Bisa kutebak jika dia berlari kearah paman dan kejadian selanjutnya pasti memeluk .
Dan ya , itu terjadi . Aku memilih diam hanya menatap mereka berdua . Pandanganku justru terarah pada anak perempuan kecil itu yang sangat ku kenal , dan tingginya juga tak jauh berbeda dari Samuel . Ah , aku jadi rindu bocah itu .
"Daddy , kenapa pulang cepat ? Have not meeting ?"
Paman Justin tersenyum mendengar celotehan anak itu .
"Cause Daddy was make a long time with you , happy ?"
Anak itu mengangguk lalu kembali memeluk paman .
"Eum dad , kenapa ada kak Nana disini ?"
Walaupun berbisik tapi masih bisa ku dengar . Sungguh aku sedikit ingin tetawa melihat tingkah konyol Gaeun yang sangat pemalu itu .
Paman pun menurunkan gendongannya lalu menatap kearahku .
"Mulai sekarang , Kak Nana akan tinggal disini dan kau bisa bermain dengannya kapan saja"
Gaeun hanya sedikit tersenyum kearahku setelah paman menjelaskan . Aku yang merasa perlu menyapa anak kecil ini pun tersenyum kepadanya .
"Hello Gaeun , nice to meet you"
Gaeun hanya kembali bersembunyi dibalik kaki nya paman Justin .
"Come on , Grand Pa pasti sudah menunggu kita"
Aku hanya menatap nanar perkarangan rumah sederhana ini . Kulihat Paman dan Gaeun mendahuluiku lalu tak lama mereka kembali dan paman sedikit merangkulku .
"Aku bisa paman"
Ucapku merasa tidak ingin disentuh pria duda ini . Sungguh aku ingin kabur saja dan kalian tau ? Aku seorang Nasyila Vreeyu sudah berpuasa kalam sejak dari beberapa jam yang lalu . Oh itu sesuatu yang luar biasa , kalian perlu mencatatnya di buku atau perlu kalian beri tanda merah .
Tapi sepertinya tidak perlu , karena mulai dari tadi kehidupan seorang Nana sudah benar-benar berubah . Mungkin tidak ada lagi Nana yang pecicilan , abstrak , urakan , bad girl maybe . Kini yang akan muncul adalah Nasyila yang akan kalian simak kisahnya . Memilukankah atau Menggemaskan seperti novel romansa ?
Nasyila p.o.v end
To be continued...
Mohon dukungan dan sarannya 😊