Seminggu sudah sejak acara pesta itu. Aku juga sudah melupakan nya.
karena memang menurut ku tidak ada yang terjadi di pesta itu
Pagi ini aku menjalani hari ku seperti biasa saja. Bangun pagi membereskan beberapa hal di rumah ku. lalu bersiap berangkat bekerja.
Aku biasanya akan berjalan kaki sedikit ke luar gang lalu menunggu angkutan umum disana. tapi rasanya hari ini malas sekali jadi aku memutuskan untuk memesan ojek online saja. sesekali boros boleh lah. sesekali saja ya.
Tak lama ojek online yang ku pesan datang.
aku memastikan bahwa alamat nya sudah benar dan ojek online yang ada ini yang kupesan. akan lucu dan bodoh nya aku bila salah naik kan..
setelah itu aku pun meluncur bersama mamang kang ojol menuju butik
sampai nya di butik aku melihat mobil Tante Sarah sudah ter parkir manis di parkiran butik.
" tumben pagi pagi sudah datang, " fikirku
aku berlalu memasuki butik, lalu sesaat kemudian aku menemukan Tante Sarah sedang mengobrol dengan seorang wanita seumuran Tante Sarah , sepertinya aku pernah melihat nya.
tapi dimana ya.
" Kiara sudah datang.. " Tegur Tante Sarah
" eh iya Tante, selamat pagi " sapa ku sambil kusalami Tante Sarah. aku terbiasa bersalaman cium tangan dengan yang lebih tua.
" Ki,, masih ingat dengan ibu Alya ? " tanya nya
" Ibu Alya?" jawab ku
" Mamanya Tanisha dan Raga , Minggu lalu kita ke acara ulang tahun pernikahan nya .masak sudah lupa Ki..? "
" ohh iya . Maaf Tante, Bu Alya , Kia memang susah mengingat wajah kalau baru sekali bertemu " jawabku
yahh pantas seperti pernah lihat
" tidak apa. saya mau minta tolong Kia untuk bantu pilihkan desain baju yang sesuai, untuk seragam keluarga, Mau ada acara syukuran di tempat saudara kira kira satu bulan lagi, Kia bisa bantu? " tanya Bu Alya
" baik Bu, Kia sangat senang bisa membantu, Kia ambilkan katalog nya dulu ya Bu. permisi "
aku berlalu , memasuki ruang karyawan meletakan tas diloker ku dan berlalu mengambil katalog butik ini
saat aku akan kembali aku bertemu dengan karyawan butik yang baru datang.. Aku minta tolong pada mereka untuk membereskan butik dan aku kembali ke tempat Tante Sarah dan Bu Alya
" ibu ingin nya model yang seperti apa? " tanyaku
aku tidak terlalu pintar menggambar, juga aku bukan lah gadis yang mengambil kuliah jurusan mode. biasanya aku mendengarkan dan merekam apa yang para pelanggan ingin kan pada handphone ku. lalu aku akan menggambar coret coret biasa mengira ngira bagaimana model nya.
dan aku akan mencari referensi di internet untuk gambar nya. lalu ku tunjukkan pada pelanggan
begitulah aku bekerja. jika model sudah oke. aku akan memberikan katalog bahan dan juga merekomendasikan yang aku rasa cocok
Bu Alya bukan ibu ibu yang menggunakan konde besar atau ibu ibu kuno
tetapi beliau sangat modern. feminim dan sederhana
saat ku tanya ingin model yang seperti apa. Beliau hanya menjawab . Tunik saja dengan beberapa detail supaya terlihat mewah tapi tidak mencolok. dia juga menjelaskan model baju yang akan di pakai oleh sang suami.
kemeja lengan panjang dengan warna senada tentunya.
" Bahan nya mau yang seperti apa Bu?" tanya ku
" tidak usah Kia. Tanisha akan bawa kan bahan nya. mungkin sebentar lagi datang bahan nya dia yang beli sendiri. " jawab Bu Alya
aku undur diri sejenak karena ada yang harus aku kerjakan sebentar.
sekitar setengah jam kemudian pintu butik terbuka
bunyi bel di atas pintu selalu menyenangkan untuk di dengarkan
aku masih sibuk di balik komputer sambil mengerjakan tugas tidak ku perhatikan siapa yang datang.
" Kia.." Tante Sarah memanggil ku
" ya Tante , sebentar " aku beranjak menemui nya.
" ini Tanisha dan Raga sudah datang. kamu tolong bantu dulu ya" ujar nya
" iya Tante " aku bangkit mengambil buku catatan pesanan Bu Alya tadi bersiap mendengarkan keinginan dua orang didepan ku ini
" Jadi Kiara tolong aku ingin terlihat cantik " ucap Tanisha
" siap " jawab ku bersemangat sambil terkekeh
" Long dress dengan tanpa lengan dengan potongan A line untuk ku dan untuk suami ku samakan dengan papa saja ya Kia. " pinta nya.
" untuk Mas Raga apa juga sama dengan Pak Arya Bu? " tanya ku.
" kamu panggil Raga , mas?? kalau begitu panggil aku mba saja. oke ? " desak nya.
" eh. eh . baiklah , apakah punya mas Raga mau disamakan saja mba? "
" tentu , samakan saja " jelas nya
" ehm bagaimana kalau Kia beri aksen detail potongan motif yang sedikit berbeda di setiap kemeja nya. tetap dengan kain yang sama juga model yang sama tapi dengan sedikit detai yang berbeda supaya terlihat lebih modern sedikit " kataku
" tentu, aku percaya padamu " sahut Raga
aku tersenyum mengangguk
setelah berbincang sedikit aku berlalu meninggalkan mereka yang sudah bergabung dengan sang mama yang asik mengobrol dengan Tante Sarah
aku memberi kan buku catatan pesanan pada karyawan yang mengurus hal ini dan kembali ke meja ku untuk mengecek beberapa pekerjaan dan pesanan langganan butik ini
" Kiara "
aku mendongak, Raga berdiri disana
kaos hitam polos yang sangat pas ditubuh nya sedikit mencetak jelas roti sobek yang ada di balik kaos itu.
jam tangan hitam melingkar manis di pergelangan tangan kiri nya
jeans biru gelap dan sneaker senada menjadi pelengkap
tadi tidak begitu ku perhatikan penampilan nya. sekarang nampak jelas .keren
" ini outfit nya yang bikin orang nya keren atau orang nya yang bikin outfit nya keren " fikiran ku melayang layang.
" iya, ada yang bisa saya bantu " jawab ku
" aku minta no handphone mu boleh ? " tanya nya
" untuk ?" sambung ku
" hanya ingin, " jawab nya sambil menyodorkan handphone nya
" baiklah , alasan nya lain kali yang lebih kreatif ya " ujar ku sambil mengambil handphone dan mulai mengetik no handphone ku
" terimakasih " ucap nya saat ku berikan handphone nya kembali
" kembali kasih " jawab ku
"Kiara terimakasih ya. kami pamit dulu ya, ayo Ga " kata Bu Alya sambil menghampiri meja ku.
" sama sama Bu. hati hati di jalan Bu Alya ,mba Tanisha, mas Raga "
aku dan Tante Sarah mengantar sampai ke depan butik dan mereka pun berlalu.
tak lama Nessa datang , dan butik pun ramai dengan suara celotehan nya.
" nah mumpung ada Nessa nih Ki.
Raga sepertinya baik ya Ki.." ucap Tante Sarah
aku dan Nessa menoleh bersamaan..
" iya Tante, orang nya mudah bergaul , menyenangkan , kalau kata Nessa tipe Pacarable Tante, ya Ness " jawab ku sambil terkekeh
Nessa tertawa
" iya. Tante suka lihat nya "
" ehh jangan jangan Tante mau jodohkan dengan Nessa ya ?" tebak ku
" Hah . mama jangan macem macem ya ma..!!" sungut Nessa
Tante Sarah tersenyum " bagaimana menurut kamu ?" tanya nya lagi
aku hanya mengangguk dan tersenyum.lalu pamit aku akan membereskan gudang karena beberapa barang baru saja sampai kemarin. dan belum kurapikan ada juga beberapa dress yang harus ku display
" menurut nya gimana kalau yang mama ku bilang benar Ki? " tanya Nessa
dia menyusul ku rupanya
" ehmm gimna ya. ya itu terserah kamu dong Ness. " jawab ku sambil masih fokus membuka beberapa kardus didepan ku
" Kalau misal iya kamu sedih gak ?" tanya nya lagi
" yaa sedih donk. patah hati dehh aku. belum juga usaha Ness. " goda ku
" eh maksud nya " lanjutnya
" yahh belum juga aku mulai usaha deketin dia, baru rencana tapi kalau memang sepeti itu apalah diriku ini yang tak mampu berbuat apa apa ". jawab ku sambil pasang muka sedih
ku perhatikan wajah Nessa , tanpa ekspresi tak bisa kutebak
" Ness. kalau memang benar tentu baik kan. dia laki laki dengan kepribadian yang baik, keluarga nya juga sangat baik. Kamu dan dia berasal dari latar belakang yang sama. pasti cocok. " jawab ku.
" kalau kamu ? maksudku kalau dia sama kamu gimana? kalau kalian punya hubungan " tanya nya lagi
" aku? aku yang begini ini maksud mu ? kamu lucu deh. aku ini loh siapa Nessa cantik. aku saja masih suka gak percaya gimana bisa Ibu ku bersahabat dengan Mama mu , keluarga mu dari kalangan berada. aku hanya dari keluarga yang sederhana..
apalagi sekarang kamu bertanya kalau aku sama dia? punya hubungan? mimpi aja enggak Ness. " jawabku
" kamu seperti biasanya masih suka merendah." jawab nya.
" kenyataan Ness.. sudah sudah kamu kembali saja ke depan. nanti Mama mu mencari disini kotor. sana sana " usir ku sambil mendorong nya keluar dari gudang
setelah memastikan Nessa sudah pergi. aku kembali melanjutkan perkerjaan ku
berharap laki laki seperti Raga mau melirik ku..
bukan kah seperti berharap melihat bintang di siang hari ?
Tbh
semangat kakak semua nya. semoga ceritaku bisa dinikmati ya..
stay healthy