Chereads / My bastard husband / Chapter 1 - the wedding story

My bastard husband

Ju_Krisna
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - the wedding story

Hi, sebelum aku memulai cerita ini, kalian harus tau dulu namaku. ya, namaku Zenina Zendrov dan kalian bisa memanggilku, Zen. hidup sebagai seorang istri dari Zafrel Zendrov. laki-laki gagah dengan aset di mana-mana juga wajah yang paripurna. tapi, semua itu tidak membuatku sepenuhnya bahagia.

sifatnya yang terlalu possesive membuatku harus tertahan di rumah mewah yang kami tempati. bahkan rasanya, aku lupa bentuk jalan raya.

kami menikah disaat usiaku baru beranjak 19 tahun, bayangkan. dimana kalian akan merasakan sibuknya masa perkuliahan, aku malah terkurung di ruangan hampa ini. dan tak ada pekerjaan satu pun yang bisa aku lakukan. semuanya serba salah. kecuali makan, minum, BAB, mandi, tidur, dan bernafas, juga berjalan.

jika kalian berfikir aku disiksa atau mendapatkan pelecehan, kalian salah besar. aku malah mendapat perlakuan bak putri raja. hanya saya, suamiku jarang pulang ke rumah untuk saat ini karena ia akan melakukan perjalanan bisnis ke semua benua.

ada rasa ingin membangkang, tapi aku terlalu takut. takut jika dia melakukan sesuatu dengan tempat tinggalku dulu. tempat yang menampung banyak anak-anak malang yang ditinggalkan orang tua-nya. well, aku tinggal di panti asuhan milik keluarga Zandrov. entah memang keberuntungan atau apa, mata anak semata wayang keluarga Zandrov malah menatapku intens. dan terjadilah pemaksaan perubahan status itu.

"permisi nona, ada kiriman dari tuan. katanya, titipan nona." ucap salah satu dari pelayan dirumah megah mereka.

aku mengambil totebag yang diberikan oleh pelayan dan membukanya. yah, kebiasaan seorang Zafrel adalah membelikan aku barang mewah. tak jauh dari tas dan pakaian. tapi, yang paling sering adalah, jaket. karena Zafrel adalah seorang pengoleksi motor. tidak mungkin tidak dipakai bukan? walaupun begitu, aku tidak pernah diizinkan untuk ikut duduk di motor mahalnya. hanya jaket saja yang sama. emm... bahasa kerennya couple-an.

walaupun aku berasal dari panti asuhan, tapi keluarga Zandrov benar-benar bermurah hati. mereka bahkan mendukung seluruh keputusan putra mereka untukku. kecuali, kekerasan tentu saja.

"bibi carlote, bisa aku pergi sebentar? ada yang harus aku beli." ucapku kepada kepala pelayan yang senantiasa berada di dekatku.

"maaf, nona. pesan dari tuan bahwa ada tidak diperkenankan keluar tanpa didampingi beliau." balasnya dengan sopan.

"aku hanya akan ke supermarket. tidak akan kemanapun. atau bahkan berbuat yang tidak-tidak."

"maafkan saya nona. keputusannya tetap sama. tuan akan pulang besok. jadi kalian bisa pergi bersama." balasnya masih dengan senyum teduh.

hufft...sebenarnya supermarket hanya alibi ku saja. aku ingin ke panti. mengunjungi adik-adikku dan membawakan mereka sesuatu.

"apa mama ada di rumah, bi?"

"nyonya besar sedang pergi ke luar kota, nona. beliau sedang menemani tuan besar meeting dengan client dari Jepang."

aku hanya mengangguk singkat tanda mengerti. "bolehkah aku berenang? pasti boleh, kan?" tanyaku dengan penuh harap. aku butuh mendinginkan otak yang rasanya ingin pecah.

"boleh, tetapi di kolam renang indoor."

"okey, no problem. its better. setidaknya ada yang bisa aku lakukan."

aku berjalan ke arah kolam renang indoor yang sengaja didesain sangat tertutup. dikelilingi kaca bening di bagian dalam ruangan dan di luar ruangan akan disuguhkan pemandangan pepohonan hijau dan taman mini di samping rumah.

menelisik ke belakang lagi, pernikahan kami tidak diketahui orang luar. hanya beberapa keluarga Zandrov dan keluarga panti. selain itu? entahlah, bahkan setelah menikah, bisa dihitung dengan jari kapan aku keluar rumah. aku tidak tahu apakah Zafrel memberitahu mereka atau tidak.

oh, ya, kami menikah tiga bulan lalu. hari dimana Zafrel genap berusia 23 tahun. apa aku tidak bisa menolak? siapa yang akan menolak menikah dengan pewaris perusahaan besar, tampan, dermawan, dan berwibawa. tapi, setelah pernikahan itu sudah terjadi, Zafrel berubah menjadi pribadi yang yang tak terbantahkan. semua ucapannya harus di lakukan. kata yang keluar dari mulutnya seolah menjadi perintah.

jika di panti ia takkan segan memerintahkan aku untuk membuat sesuatu untuknya, sekarang ia malah tak membiarkan aku menyentuh satu alat dapur pun. kadang, kepergian Zafrel aku manfaatkan untuk berkutat di dapur demi mengisi waktu yang aku habiskan dengan rutinitas yang sama.

rasanya badanku menjadi sangat berat karena tidak pernah melakukan sesuatu yang berarti. seakan energi yang ada di tubuhku hanya tersisa sangat sedikit.

"nona, ini sudah terlalu lama. Anda bisa sakit." ucap salah satu pelayan yang menemaniku berenang.

"sebentar lagi, ya? rasanya sangat menyenangkan bila melakukan sesuatu yang kamu bisa."

"baiklah, saya akan kembali lagi dengan handuk dan pakaian anda." pamitnya kepada ku.

arghh! apa kehidupan elit people semuanya seperti ini? dia tidak akan mati hanya dengan mengambil handuk dan mencari pakaian sendiri. menyusun pakaian sesuai selera. memasak makanan dengan kedua tangannya. mencuci baju sambil bernyanyi dengan bermain busa. itu menyenangkan, bukan?! katakan padaku bahwa itu iya.

"bibi Ahn, aku akan ke kamar saja. ingin istirahat. bangunkan aku sore nanti, okey?" uacpku pada salah seorang pelayan senior di keluarga Zandrov. dan diangguki dengan pasti oleh nya.

setelah berenang dan langsung tidur. sangat nyaman karena suhu tubuh yang masih lembab.

tak lama aku tertidur, aku malah merasakan elusan di keningku. seperti belaian seseorang. jelas aku merasa tak nyaman.

"hey, I Miss you." itu kalimat pertama yang aku dengar ketika membuka mata.

shock! aku langsung bergegas untuk duduk dan menatap Zafrel dengan penuh tanda tanya.

"bukannya besok? kenapa jadi hari ini?"

"kenapa? tidak suka? tadinya aku berharap kamu yang menyambutku pulang. ternyata wanita-ku ini sedang tidur."

"maafkan aku. aku tidak tau kalau kamu akan pulang hari ini."

"no problem. but, baby, ada yang mau aku pinta dari kamu. dan cuman kamu yang bisa mewujudkannya. may I?"

"aku usahakan."

"hampir semua kolega ku sudah memiliki anak. kamu bisa beri aku itu juga?"

"kenapa tiba-tiba? maafkan aku, aku belum bisa memberikan kamu anak selama tiga bulan ini."

"aku tidak memaksa dan aku tidak keberatan jika kita mencobanya setiap malam. tapi aku ingin secepatnya!"

aku merasakan aura Zafrel yang menguat. ucapannya memang tidak memaksa, tapi penekanan ucapan itulah yang membuatku gemetar ketakutan.

"bagaimana kalau masih gagal dalam beberapa tahun?"

ia hanya menatapku tajam dan melangkah ke arah kamar mandi. kenapa sangat tiba-tiba? apa Zafrel termakan omongan kolega nya? atau itu memang keinginan hatinya? mengingat rumah besar mereka terdengar sangat sepi. apa ia akan meninggalkan ku apabila keinginannya tidak bisa aku wujudkan? oh God!

untuk pertama kalinya aku takut kau tinggalkan, Zafrel. cinta itu memang belum ada tapi nyaman itu sudah nyata.