Di salah satu ruang istirahat dokter Asyraf Hospital, Reynand terperangah menatap selembar kertas yang ada di tangannya. Kanzia baru saja memberikan ia selembar surat kontrak pernikahan. Dan kini wanita itu terlihat sedang duduk dengan seringai miring nan cantik menatap Reynand.
"Kenapa kau diam? Kau tidak berpikir aku akan memberikan syarat-syarat seperti itu, ya? Kau pikir aku akan menikah tanpa surat perjanjian pra nikah, huh?" ucap Kanzia sambil bertopang dagu di atas meja.
Reynand mengangkat wajahnya. Air mukanya serius balas menatap Kanzia. "Hei, kau tahu sendiri kalau ini bukan surat perjanjian pra nikah. Ini surat kontrak!" elak Reynand setelah membaca isi perjanjian itu.
"Masa sih?" Kanzia menarik kertas itu dari tangan Reynand lalu membaca surat itu kembali. Tak lama, ia tersenyum, "Yah, apapun itu aku ingin kau menyetujuinya."
