Ucapan Farhan membuat Reynand mengerutkan keningnya. Ia tidak menyangka kalau Farhan begitu memohonnya untuk mengiyakan ajakan Kanzia menikmati makan siang bersama. Bahkan pria itu mengancamnya akan marah bila tidak mengiyakan.
Dengan setengah senyuman yang mendadak terukir pada wajahnya, Reynand menjawab sambil menoleh ke arah Wisnu. "Nu, apa sebaiknya kita makan di sini saja?"
"Mengapa kau bertanya kepadaku, Rey? Bukankah kau yang memutuskan untuk kembali ke apartemen dari awal?"
"Ehm, sebenarnya aku agak malas, tapi jika sahabat kita ini memaksa, ya mau bagaimana lagi?" Reynand mengedikkan bahunya. Seketika senyumnya mengarah pada Farhan. Reynand merangkul sahabatnya itu, hendak mengiringnya membalik badan. "Aku tahu, sebenarnya kau butuh bantuanku juga di sini," katanya tersenyum penuh arti. Begitu pedenya pria itu berkata kepada Farhan. Pria yang belum pernah pacaran satu kali pun dalam hidupnya.
