Anggota keluarga Asyraf baru saja selesai melakukan ritual makan malam mereka. Suasana makan malam tadi begitu hangat. Apalagi ada Meri, ibu kandung Baruna yang sangat hangat itu. Mereka berempat terlihat sangat akrab berbincang-bincang. Setidaknya itulah yang Reynand saksikan. Berbeda dengan yang terjadi di rumahnya. Semenjak ada Erika, semua jadi terlihat formal dan takut untuk berpendapat di meja makan.
Sheryl dan Meri tampak sibuk membantu Rindang membereskan piring bekas makan mereka. Reynand yang sudah bangkit berdiri sontak mendekat ke arah mereka.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya kepada Meri dan Sheryl.
Meri dan Sheryl sontak menoleh saling memandang. Baruna yang masih ada di tempat itu lalu menghampiri Reynand. Ia menepuk bahu kakak tirinya pelan. Reynand pun menoleh menatap Baruna dengan heran.
"Tidak usah, Rey! Kau dan Ayah bukannya mau membicarakan sesuatu?" katanya sembari melirik sang ayah.