"Jam empat, Om." Suara Nita terdengar sangat jelas. Kayla sontak melebarkan bola matanya terkejut.
"Lalu mengapa Kayla baru pulang jam sembilan malam?" tanya Bagas lagi seraya melirik Kayla yang terperanjat kaget.
"Kayla pergi ke kediaman Reynand. Ia bilang ingin mendekatkan dirinya pada keluarga itu."
Mata Kayla makin membulat mendengar penuturan manajernya sendiri. Ia memang selalu jujur kepada Nita mengenai semuanya. Bahkan perasaan dan masalah keuangannya. Nita sudah ia anggap sebagai saudara, tapi mengapa sekarang malah ....
Nita, kenapa dia jadi pengadu seperti ini? batin Kayla bingung. Padahal Nita tahu bagaimana kedua orang tuanya memandang Reynand. Dua-duanya tidak suka sama sekali dengan pria satu-satunya keturunan keluarga Pradipta itu.
"Baik, Nita. Terima kasih informasinya."
Bagas menutup teleponnya. Pria itu kembali mengarahkan pandangan tajam pada sang putri. Ditatap seperti itu membuat Kayla sedikit panik. Ia menggigit bibirnya sendiri.