"Secepatnya. Jika kau tidak bisa mencari calon istri, biar Nenek yang mencarikannya untukmu, Rey! Kau tidak boleh asal pilih. Calon anggota keluarga Pradipta harus berasal dari keluarga yang memiliki bibit, bebet, bobot yang baik." Erika mengangkat kedua sudut bibirnya.
Aina mengernyit mendengar perkataan Erika yang sudah mengarah pada perjodohan sang putra. Dia langsung menyela pembicaraan itu, "Biar aku yang mencarikannya untuk Reynand, Ma."
"Tidak. Kali ini harus Mama yang mencarikannya. Pilihanmu tidak ada yang beres seperti pilihan anakmu," sahut Erika melirik Reynand.
Reynand menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya, berusaha untuk tidak peduli. Namun jika dibiarkan akan terjadi perdebatan yang tiada habisnya. Pria itu mengangkat wajah, memandang dua wanita yang kini ada di samping kanan dan kirinya.
"Boleh saja, Nek," timpal Reynand menyunggingkan senyum singkat.
