Reynand memarkirkan mobilnya di pelataran parkir butik Nay and Han Boutique. Ia sudah berjanji kepada Farhan untuk mencoba setelan pestanya sepulang kerja. Pria itu dengan segera menelepon Farhan untuk mengabarinya kalau ia sudah tiba di butik, tapi panggilannya tidak diangkat.
"Pasti sedang sibuk," gumamnya segera berjalan tegap masuk ke butik.
Denting lonceng seperti biasa menyambut kedatangan para pengunjung. Reynand terus melangkahkan kakinya masuk Seorang pramuniaga seketika menghampirinya.
"Selamat datang di Nay and Han Boutique!" serunya dengan kepala yang menunduk hormat.
Reynand ikut menundukkan kepala, tapi tidak menyahut apa-apa. Hanya menatap datar sang pramuniaga. Seketika pandangannya sibuk mengerling ke seluruh tempat, mencari Farhan yang biasanya menyambut ia di depan pintu, tapi kali ini sahabatnya itu tidak terlihat.
