Reynand meletakkan gelasnya kembali ke atas meja. Tawanya tertahan melihat wanita itu kembali pada penampilan awalnya. Kanzia yang tomboi dan tidak ada femininnya sama sekali. Berbeda sekali dengan penampilan Kanzia yang sangat cantik mengenakan gaunnya tadi malam.
Reynand menutup mulutnya, menyembunyikan tawa. Kanzia mengernyit, mengembuskan napas tidak suka. Ia berjalan tertatih sembari terus memegangi keningnya yang masih terasa pengar. menghampiri Reynand di meja makan.
"Kepalamu masih pening?" tanya Reynand memandang Kanzia sedikit kasihan. Ia melupakan tindakan Kanzia yang hendak memukulnya beberapa saat yang lalu.
"Ya. Ada obat tidak?" Kanzia balas bertanya.
"Ada. Kau duduk saja dan segera makan sarapanmu. Aku akan ambilkan obat untukmu."
Kanzia pun menarik kursinya dan duduk di hadapan Reynand. Maniknya hanya memandang tanpa kata nasi goreng buatan Reynand. Saat ini ia hanya memikirkan kepalanya yang terasa sakit.
