"Tunggu!"
Reynand berteriak menghentikan langkah Farhan yang berjalan melewatinya, hendak keluar dari butik. Namun, Farhan tak acuh. Langkahnya terus terayun keluar dari butik. Dengan segera, Reynand menyusulnya.
Kanzia sontak menarik kemeja Reynand, menggeleng pelan. "Ia tak akan mau mendengar apapun penjelasanmu, Rey."
"Aku akan mengatakan yang sebenarnya!"
"Tidak! Kau sudah berjanji untuk tidak mengatakan soal kontrak itu kepada siapapun." Kanzia menatap tajam. Bagaimanapun, mereka telah sama-sama menandatangani kontrak perjanjian pernikahan palsu.
Reynand tak menjawab. Ia buru-buru melepaskan tangan Kanzia dari kemejanya lalu menyusul sang sahabat.
"Far! Tunggu!" Pria itu kembali memanggil Farhan yang sudah berada di dekat mobilnya.
Tak peduli dengan Reynand, Farhan tetap membuka pintu mobil. Reynand yang menghampiri sontak mendorong kembali pintu mobil Farhan hingga menutup.
Farhan mendengus, menatap Reynand begitu malas. "Apa lagi?"