Secepat kilat Anton menoleh ke belakang. Saat itu juga kedua bola matanya hampir melotot terkejut. Mantan ibu mertuanya sudah berdiri sambil berkacak pinggang seolah ingin menelan dirinya bulat-bulat.
"Katakan sekali lagi apa maksudmu, Anton?" Erika sontak mencecar Anton.
Anton tidak menjawab. Ia malah mengalihkan pembicaraan. "Mengapa Mama ada di sini?"
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan. Saya tahu kau adalah akar masalahnya! Rey seharusnya tak perlu terlibat dengan konsekuensi dari hutangmu karena saya sudah menyiapkan seorang wanita untuk jadi pendampingnya!" Erika terlihat emosi. Dadanya naik turun bersamaan dengan napasnya yang memburu.
"Tunggu, Mama! Saya bisa men–"
Reynand yang menduga perselisihan itu akan berlangsung lama sontak memekik, "Berhenti!"
Erika dan Anton segera membungkam mulutnya. Suasana kafetaria menjadi hening sekaligus mengundang puluhan pasang mata karyawan Anton yang ikut mengarahkan pandangan ke arah mereka bertiga.