"Aina, apa kau mengenal wanita yang sedang dikencani Reynand saat ini?" tanya Erika pada suatu sore di ruang kerja putrinya.
Aina yang sedang serius menatap layar laptop sontak menoleh ibunya. "Salah jika Mama bertanya kepadaku. Bukankah Mama yang baru saja bertemu dengan wanita itu tempo hari?"
Erika mengembuskan napas kasar. "Di tengah-tengah makan malam kami, tiba-tiba dia mabuk dan berkata kalau dia tak ingin menikah dengan Rey. Katanya juga itu semua terjadi akibat sebuah kesepakatan antara Anton dan ayahnya. Mama tidak mengerti hal itu karena Rey tak mau menjelaskannya. Ini sangat aneh, Aina."
Aina mendengus lalu menyengih. "Anton ... mantan menantu Mama itu tampaknya selalu membuat masalah."
"Tampaknya kau mengetahui sesuatu." Aina menelisik curiga.