"Tidak. Kau pasti salah lihat. Aku bahkan tidak melihat seseorang muncul dari sana." Kanzia mengelak perkataan Farhan, padahal ia tahu sendiri dengan jelas Reynand yang membuka dan membanting pintunya secepat kilat.
"Ck! Aku akan menelepon Rey untuk memastikannya." Farhan mengambil ponselnya dari balik jas yang ia pakai dan mulai menelepon. Sementara Kanzia yang berdiri di depannya memandang pria itu dengan raut cemas.
***
Reynand masih bersandar dengan perasaan tegang pada belakang pintu utama apartemen. Ia sangat terkejut dengan pemandangan yang baru saja ia lihat di depannya. Tidak ada angin tak ada hujan, Farhan tiba-tiba datang dan berdiri tepat di depan pintu apartemen Kanzia. Seharusnya bukan hal yang asing jika mengingat hubungan mereka yang lumayan akrab sejak dulu.