Deg!
Jantung Reynand seketika bergemuruh mendengar perkataan Baruna. "Belum hamil?" tanyanya.
"Iya. Sheryl belum hamil. Mengapa kau bisa bilang kalau dia sedang hamil?" Kening Baruna mengerut dengan cepat.
"Dia mengatakannya sendiri kepadaku, Bar," sahutnya terdiam sesaat, berpikir kalau tak ada yang salah dengan pendengarannya kala Sheryl mengatakan hal tersebut. Mereka sama-sama sedang dalam keadaan sadar. "Apa dia berbohong kepadaku?" tambahnya bertanya kepada dirinya sendiri.
Baruna menghela napas panjang, lalu bangkit berdiri. Dengan pancaran kecurigaan pada wajahnya, dia pun berkata, "Dia harus menjelaskannya kepadaku, Rey!"
"Kau mau ke mana?" Reynand ikut bangkit dari duduknya.
"Tentu saja menemuinya!" tegas Baruna meradang.
Mendengar hal itu Reynand sontak membeliak. Tangannya terulur menggamit kuat pergelangan tangan Baruna. "Kau tidak boleh memarahinya. Pasti ia memiliki alasan tersendiri mengapa membohongiku."