Waktu berlalu begitu cepat. Tak ada yang spesial selama dua hari ini. Walau bertetangga, Reynand dan Kanzia jarang sekali bertemu. Bahkan di akhir pekan ini, pagi-pagi sekali Reynand membantu Wisnu mengepakkan barang-barangnya.
"Kau yakin akan pulang ke rumahmu?" tanya Reynand sekali lagi. Tidak habis pikir dengan Wisnu yang memutuskan untuk pulang ke rumah padahal sang istri belum juga terlihat batang hidungnya.
"Tentu! Aku sudah hampir satu minggu di sini. Mau sampai kapan terus bersembunyi? Kasihan anakku, Rey. Masalah Astri, aku yakin ia akan pulang saat uang yang ia miliki sudah benar-benar habis," jawab Wisnu seraya menutup resleting kopernya.
Reynand menarik kedua sudut bibirnya lalu mengangguk. "Baiklah, bila seperti itu tidak akan ada yang bisa mencegahmu."
"Terima kasih atas tumpangannya, Rey. Kau sangat baik. Hutangku pasti akan kubayar meski aku harus menjual tubuhku sendiri." Wisnu membalas segaris senyum Reynand dengan senyumnya.
