Sepanjang perjalanan Kanzia terus terdiam memikirkan apa yang dimaksud oleh sang ayah. Dua kata yang membuatnya bingung dan bertanya-tanya. Kata perjodohan dan adik.
Kanzia melirik Gathan yang sedang fokus menyetir, lalu kembali menatap jalan raya di depannya. Wanita itu membatin, siapa yang akan dijodohkan oleh Ayah? Hanya Kak Gathan dan aku yang belum menikah di dalam keluarga Berlin. Pasti bukan aku, 'kan? Aku tidak mungkin melangkahi Kak Gathan.
Gathan yang diam-diam memperhatikan tingkah Kanzia pun ikut melirik ke arah adiknya. Isi kepala Kanzia dengan mudah dapat ia baca. Tanpa basa-basi, Gathan bertanya kepadanya, "Apa ada hal yang mengganggu pikiranmu, Zi?"
Kanzia sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu. Dia lalu menoleh dan menjawab kegelisahan dalam hatinya, "Apa Kak Gathan tahu Ayah ingin menjodohkan siapa?"
