Sekitar sepuluh menit kemudian, Reynand keluar dari kamarnya. Sudah berganti pakaian, mengenakan kaus polos berwarna putih dan jins berwarna biru. Wisnu melihatnya terpukau. Reynand selalu terlihat tampan dengan pakaian apapun yang membalut tubuhnya.
"Kau mau pergi ke mana, Rey?"
"Sepertinya ucapanmu tadi adalah doa ya, Nu? Sial sekali! Nenek tiba-tiba meneleponku. Ia menyuruhku bertemu dan berkenalan dengan seorang wanita dari keluarga rekan bisnisnya. Nenekku benar-benar berusaha keras ingin menjodohkanku," dengkus Reynand seraya mengambil waistbag-nya dari atas meja.
Wisnu melebarkan bola matanya, terkejut. "Hah?! Jadi kau memutuskan untuk mengikuti apa kata nenekmu? Kau mau dijodohkan, Rey? Lalu Kayla bagimana? Kau tidak bisa seenaknya saja. Kalian sudah berkomitmen, bukan?" Wisnu mencerocos tiada henti.