Kini Zerost sudah berada di tingkat 2,1 dan sebentar lagi dia akan menembus batas menuju 2,2. Beruntungnya dia sudah mendapatkan beberapa harta tersebut yang akan membantunya dalam menerobos.
"Tak sia-sia aku berpura-pura gila, tak ada yang berani mencuri dariku. Mereka pasti berpikir tak ada barang berharga dariku, hahaha!" tawanya membahana di kedalaman gua. Hal itu membuat para tikus mencicit, para burung berterbangan dan para ular bersembunyi semakin dalam di tempatnya masing-masing.
Zerost segera mengumpulkan barang-barang yang akan membantunya menerobos, ia taruh di sekelilingnya lalu dirinya duduk dengan posisi Petapa dan mulai memejamkan matanya.
Selang beberapa jam kemudian Zerost membuka matanya dengan mata mengkilat dan seringai semangat. Ia berhasil.
"Akhirnya aku menerobos. Sayangnya aku sudah tidak punya barang berharga lagi, sepertinya aku harus meneruskan peranku sebagai orang gila dan menyamarkan diri berulang-ulang. Ah.. merepotkan." desahannya di akhir.
Zerost pun mencari-cari pakaiannya, ia menghitung bahwa ia hanyalah memiliki beberapa pakaian yang semuanya sudah pernah ia gunakan. Dia bingung harus pakai apa lagi untuk menyamarkan diri? sepertinya harus beli lagi, lagian aksesori pendukungnya sudah tidak ada lagi yang pantas digunakan.
Zerost pun memakai sepantasnya orang normal untuk berbelanja ke pasar. Ia tak lupa membersihkan diri dan berdandan agar tak lagi terlihat usang dan lusuh.
"Aku terlihat tampan juga bila seperti ini.." gumam narsis Zerost saat bercermin di air sehabis mandi.
Namun ia tak bisa selalu berpenampilan biasa karena wajah dan tubuhnya terlalu mencolok. Meski tak bisa dibilang luar biasa, wajahnya tetaplah terbilang rupawan.
Dengan mata berbentuk seperti mata kucing, bulu mata atasnya yang panjang dan agak lurus ditemani bulu mata bawahnya yang agak keriting, menimbulkan kesan melas yang unik. Saat menatap ke depan akan terlihat bulat seperti kucing yang berbinar. Namun akan terlihat tajam dan mencekam disaat tertentu.
Hidung kecilnya yang tak terlalu mancung menimbulkan kesan imut, dan bibir merah pucatnya yang merah merekah dari bagian tengah dan agak tebal di bagian bawah menimbulkan kesan seksi.
Tentu ia harus meminimalkan penampilannya sebiasa mungkin agar tidak menarik perhatian massa. Bisa saja ada anggota sekte yang mengenalinya disana.
Selain itu, akibat ketidaktahuannya di awal ia keluar dari jurang ia sempat hampir diculik oleh bandit. Saat itu ia mendengar percakapan kelompok ini bahwa ia akan dijual sebagai budak. Mendengarnya ia secara putus asa melarikan diri. Saat itu ia hampir mati melawan para bandit yang kekuatannya dua tingkat di atasnya.
Saat itu ia masih di tingkat 1,7 dan ia harus melawan para bandit yang bahkan setiap anggotanya memiliki tingkatan yang setara dengannya, bahkan dua orang setingkat di atasnya dan satu orang dua tingkat di atasnya. Jumlah mereka ada 7 orang; 1 orang tingkat 1,9 , 1 orang tingkat 1,8 , 3 orang tingkat 1,7 , 2 orang tingkat 1,6 dan 5 orang tingkat 1,5.
Beruntungnya dia karena selain dirinya ada korban lain yang berhasil ia yakinkan untuk kabur, mereka adalah dua orang gadis seusianya yang masing-masing di tingkat 1,3 , 1 orang pemuda yang sedikit lebih tua darinya di tingkat 1,6 , seorang gadis yang sedikit lebih muda darinya di tingkat 1,7 dan seorang anak lelaki berusia dibawah 10 tahun di tingkat 1,4. Tak heran mereka ditangkap, selain mempunyai paras rupawan, masing-masingnya juga merupakan calon kultivator jenius.
Awalnya mereka putus asa, berpikir 6 anak-anak dibawah 15 tahun melawan 12 orang dewasa. Meskipun masing - masing merupakan jenius beladiri di usianya tetap saja kecerdikan mereka kalah oleh orang dewasa yang sudah berpengalaman menghentikan perlawanan para korban yang nereka culik. Namun ucapan Zerost berhasil meyakinkan mereka untuk menggali otak cerdas anak-anak ini dalam upaya melarikan diri dari penculik.
Zerost yang merupakan kekuatan utama tim ini mengeluarkan banyak tenaga dan taktik demi keberhasilan mereka, ia sendiri rela melakukannya dengan harap tiada jatuh korban jiwa di antara anak-anak ini. Meski begitu tetap saja selain dirinya terluka parah anak lain pun memiliki banyak luka kecil di sekujur tubuh mereka, dan anak yang paling kecil tak sadarkan diri saat mereka berhasil kabur. Bagaimanapun mereka hanya anak-anak tanpa senjata, yang lemah dibandingkan orang dewasa yang jumlahnya 2x lipat jumlah mereka.