Likha kini sudah berada di sebuah counter dan sedang memilih nomer yang baru. Likha memilih sebuah nomor cantik dan mudah diingat. Setelah itu, dia segera meninggalkan counter itu dan kembali ke rumahnya. Likha sudah mengganti sekalian nomornya dan sudah membuang nomor yang lama.
Likha berjalan sambil melihat-lihat sekitarnya. Dia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Perutnya yang telah membesar membuatnya agak lambat bergerak apalagi dia juga mengalami masalah pada kehamilannya. Saat sampai di rumah kostnya, Likha tidak segera memasuki rumahnya tetapi duduk di teras sebentar karana dia sudah tidak tahan lagi. Perutnya lagi-lagi terasa sakit dan wajahnya juga langsung memucat karena dia menahan rasa sakitnya dengan susah payah.
"Sayang, jangan seperti ini terus dong! apa kamu tidak kasihan dengan Bunda?" Likha mengelus perutnya dan kini membuka kunci pintu rumahnya dan segera masuk dan menutup pintu tanpa mengunci. Kebiasaan Likha yang sangat buruk.