"Dina, kenapa ini sulit sekali?"
Rizal mengeram dalam saat tangan Dina meremas punggungnya. Rizal merasakan miliknya dicengkeram begitu erat oleh milik Dina. Sungguh seandainya Rizal tidak mengingat malu, ingin rasanya dia mengumpat saat merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan. Kedua tangan Dina semakin erat mencegkeram punggung Rizal. Bibirnya mendesiskan sakit, Rizal semakin tidak tahan melihat Dina merasakan kesakitan.
Rizal segera menegakkan tubuhnya, dia mengambil ancang-ancang dan mendorong miliknya masuk dan akhirnya keduanya telah menyatu. Air mata mengalir menyusuri pipi Dina, dia memejamkan matanya dengan rapat, Rizal mendongakkan kepalanya menatap wajah Dina, Sekarang dia berhasil menenggelamkan seluruh miliknya, dia terdiam meresapi sensasi nikmat yang membuatnya hampir gila.
