"Sayang, bangunlah! jangan seperti ini Likha! apa kamu tidak kasihan anak-anak, Sayang?" Azzam menggenggam tangan Likha dan menciumnya. Azzam tersenyum dan membelai kepala istrinya yang terbalyt hijab, dia segera melepaskan hijab yang di pakai Likha karena dia takut Likha merasa kepanasan. Setelah melepas jilbab isrinya, Azzam kemudian menutup kembalikepala istrinya dengan hijab likha tetapi hanya di tutupkan begitu saja yang penting rambutnya tidak kelihatan.
"Sayang, bangunlah! kamu harus semangat, Sayang. kami jangan sampai menyerah! ingatkan saat kita pertama kali bertemu dulu, Sayang? saat itu kamu datang di balkon kamarku. Saat itu aku merasa kamu memang dikirimkan khusus untukku!" Azzam tersenyum kembali saat dia mengingat betapa konyol pertemuan mereka saat itu. Azzam menemukan Likha pingsan di balkon kamarnya dengan kening yang benjol dan sangat besar.