Akhirnya setelah melihat wajah Likha yang tampaknya baik-baik saja dan sangat menikmati permainan mereka, Azzam memperdalam tekanannya.
"Sayang, kejantananku bersorak gembira." Azzam semakin meracau dan dia berkata sudah tidak tahan lagi. Ia terus bergerak memaju mundurkan miliknya ke dalam milik Likha, sementara lengannya sibuk meremas payudara Likha, meremas keduanya sekaligus.
Likha menarik leher suaminya lalu mereka beciuman dengan penuh napsu. Lidah mereka saling bertautan. Azzam terus bergerak hingga ia merasa tidak tahan lagi. Ia menggeram menyebut nama istrinya.
"Likha!!!" serunya sambil memejamkan matanya dengan keras. Kemudian mereka melakukan pelepasan.
"Sayang, terima kasih, kamu memang satu-satuya yang paling bisa membahagiakanku..." Azzam membisikan kata-kata itu dengan suara yang tersengal-sengal seperti habis melakukan lari marathon. Likha juga sangat bahagia saat melihat suaminya merasakan kenikmatan dari permainan mereka ini.