"Kalau begitu segeralah keluar! Kakak juga akan menggunakan kamar mandi." Agam mengetuk pintu kamar mandi lagi karena Iren tetap tidak segera keluar. Agam kembali khawatir. "Mmm, itu... anu Kak, aku datang bulan dan aku lupa kalau aku tidak memiliki stok pembalut. Aku harus bagaimana Kak?" Agam menyunggingkan senyumnya. Hatinya sangat lega karena apa yang di takutkannya tidak terjadi.
"Ya Allah, Engkau sungguh Maha pengasih lagi Maha Penyayang." Do'a Agam dalam hati, dia segera menuju ke kamar Mamanya, kemarin sebelum berangkat ke Bandung Agam membereskan kamar Mamanya dan sepertinya melihat pembalut milik Mamanya. Agam segera meinggalkan kamar dan menuju ke dalam kamar Mamanya. Agam kemudian menemukan benda itu, Dia segera memberikannya kepada Iren.