"Qiyana, Dio, aku mengucapkan terima kasih, tetapi saat ini aku hanya ingin sendiri. Aku mau menenangkan diriku dulu saat ini. Terima kasih banyak atas kebaikan kalian semua." Keenand kemudian segera memasuk kamarnya. Dio dan Qiyana segera kembali ke restoran untuk membicarakan masalah ini. Mereka akan mencoba menghubungi Iren.
Iren merasakan kepalanya sangat pusing. Dia merasa tubuhnya juga serasa masih agak demam. Kini dia merasakan kedinginan. Iren kemudian mengeratkan pelukannya kepada Agam tanpa dia sadari. Agam yang sudah terbangun tersenyum saat wanita yang telah menjadi istrinya kamarin itu saat ini sedang memeluknya mencari kehangatan.
"Keen, sejak kapan kamu berada disini? bukankah aku sudah memintamu pulang?" Iren mengira kalau lelaki yang di peluknya saat ini adalah Keenand. Agam tersenyum, dia sama sekali tidak marah saat istrinya menyebutkan nama lelaki lain. Kini Agam kembali bergairah saat melihat Iren yang mengusap-usapkan wajahnya di dada telanjang Agam.