Chereads / his my Guardians / Chapter 2 - syeiril is star

Chapter 2 - syeiril is star

kekuatan cinta itu memang sangat luar biasa, bisa merubah orang dewasa menjadi seperti ABG. Juga sebaliknya, merubah yang kekanakan menjadi lebih dewasa. Tinggal bagaimana kamu menyaring dan memahaminya.

Syeiril,29

Aku ingin kita seperti idhopat, walau ada perbedaan, tetap tidak akan terpisahkan.

S_@, 29

⭐⭐⭐⭐⭐

Daffa, kekasih dari seorang syeiril Amalia. Gadis berbadan laksana Barbie tapi tinggi seperti kurcaci, ia memiliki tinggi hanya 150cm. Karna di sekelilingi keluarga dan teman-teman yang mayoritas tingginya 160cm sampai 165cm membuatnya disebut si Barbie kurang tinggi. Selain memiliki badan yang imut, diusianya yg akan genap 21 tahun, wajahnya masih terlihat seperti umur 17 tahun. Ia memiliki kulit putih, pipi tirus yang masih memiliki kesan chuby, alis hitam pekat dan bulu mata panjang, hidung seperti perosotan TK, ditambah mata bulat, dan bibir mungil_yang akan meledak apabila ia sedang bercerita_. Ditambah lagi tingkah lakunya yang terkadang masih pantas menjadi murid di sekolah menengah pertama.

**

"Ren, ada Ridwan lho. Eh sama bang Daffa juga, dilantai bawah."

"Seriously, ka?"

"Iyah teh,"

"Otw, kebawah liat Daffa." Ucap kekasih daffa dengan semangat 45 nya.

"Aaaakh,!"

Belum ada 30 detik. Teriakan syeiril sudah terdengar dibarengi dengan suara benda berat jatuh.

"_Bruk_"

"Bokong Seysey, Cantika, Reni bantuin, Sey", pinta gadis itu dari pertengahan tangga.

**

Gadis yang beberapa menit lalu terjatuh, terlihat sibuk dengan berbagai macam alat pembungkus barang.

"Sudah selesai di packing semua nih. Kerjaan Reni sudah Sey selesaikan yah. Tolong lanjutkan pekerjaan Sey yah, Ren. Sey mau istirahat. My bokong, sakit banget."

Melihat teman nya sibuk dengan laptop dan handphone nya, syeiril memilih langsung menuju kamarnya.

"Teh Sey, teh Sey." Cantika berkata, tidak luput dengan gelengan kepalanya. Ia lanjut berkata, "Gak habis fikir deh, udah setua itu, masih aja gak sabaran ketemu doi. Kaya ABG aja."

"Kan teh Sey emang baru gede teh," diikuti kekehannya diakhir ucapan.

"Btw Ren, tadi teh Sey kenapa bisa jatuh ditangga?, Gimana ceritanya?"

"Tadi pas Reni tanya teh Sey, katanya, _lupa kalau lantainya baru aja dipel, karna lari-lari jadi kepeleset deh_. oh iya, teh cantik ingat kejadian 3 hari yang lalu ngga?,"

Cantika terlihat sedikit berfikir, sebentar. Saat mengingat, wanita yang dipanggil cantik itu menjawab pertanyaan temannya dengan antusias.

"Ah iya, Cantika ingat, yang pas ada bang Daffa dirumah umi kan?. Padahal teh Sey pengen liat bang Daffa banget itu, eh malah tabrakan sama jemuran besinya umi, trus jatuh dua-dua nya deh"

"Hahahaaa... Iya teh itu. Teledor parah teh Sey mah,"

Dua gadis itu pokus pada pekerjaan masing-masing, namun terus tertawa dan melanjutkan perbicaraan tentang satu gadis yang saat ini beristirahat.

..

Sore hari, Daffa tengah berbincang dengan Resti, setelah dirinya menyampaikan pesan pada ustadz Khairuz.

"Ketemu enggak?," Tanya Resti.

"Enggak teh, sibuk banget yah dia,"

"Maklum in aja Daf," pinta Resti mengingatkan.

"Daiman itu mah teh," ujar Daffa, meyakinkan.

"Emang gak ...

"Bentar teh, ada chat dari bunda," potong Daffa, "saya ke rumah bunda dulu ya, teh!, Kerjaan udah selesai semua kan?," Lanjut kekasih Syeiril itu.

"Aish, yah sudah sana, tiati banyak yang naksir,"

"Sipp teh Res, nanti lanjut lagi pokoknya. Kangen banget sama nengsay," ucap Daffa sambil berlalu.

..

Di lain tempat, dengan jarak 230-250 km dari Tangerang, pemuda asal Bogor masih disibukan dengan kegiatan belajar mengajarnya.

"Jadi, Setiap dua kata yang menjadi satu, dalam ilmu nahwu disebut idhopat. Seperti kata matahari, kata matahari terdiri dari kata mata dan hari, atau seperti yang sering kita dengar,

غلام زىد

Pelayan Zaid, memiliki dua kata namun menjadi satu arti. Sampai sini paham?"

"Pak ustadz, idhopat itu kan terdiri dari mudhop dan mudhop ileih, ada cara khusus untuk menentukannya ngga pak, mana mudhop dan mana mudhop ileih nya?" Tanya Nazil,

"Hmm... Bukan cara khusus juga sih, tapi, seperti yang tadi sudah dijelaskan, idhofah itu الاِسْنَادُ "bersandar", ini karena idhofh terjadi atas dua lafadz dimana lafadz yang satu disandarkan pada lafadz yang lainnya. Nah pengertian idhofh ini,

نِسْبَةٌ تَقْيِيْدِيَةٌ بَيْنَ شَيْئَيْنِ تُوْجِبُ لِثَانِيْهِمَا جَرًّا اَبَدًا

nisbah taqyidiyyah (pertalian) antara dua perkara (dua isim) yang menyebabkan isim yang kedua berharakat jar.

غُلَامُ زَيْدٍ = Pelayan Zaid

Lafadz غُلَامُ menjadi mudhof dan lafadz زَيْدٍ menjadi mudhaf ilaih. Jadi mudhof disini berharkat dhomah tanpa tanwin dan Alif lam, karena ketika suatu isim apabila menjadi mudhop maka tanwinnya harus dibuang dan tidak boleh memakai Alif lam, asal kata غُلَامُ ini memakai tanwin, namun karena kedatangan mudhof ilaih, jadi tanwinnya ini dibuang, sedangkan kata زَيْدٍ sudah menjadi aturan dalam ilmu nahwu, setiap mudhof ilaih itu dibaca jer, dan pada lafadz زَيْدٍ ini jer nya adalah harkat kasrah." Terang Aif

"Ada yang ingin bertanya lagi?" Lanjut pemuda itu.

Pemudi yang dari tadi terus memperhatikan setiap ucapan yang keluar dari mulut Aif, membuka suaranya,

"Idhof itu bersender yah pak ustadz?"

"Betul Sandina,... Adakah yang belum sandina pahami?"

"Jadi bersender itu, seperti ka Sisil sebagai mudhof dan pak ustadz jadi mudhof ilaih nya,"

Aif mangerutkan keningnya,

"Huuh Sandina,"

"Maksudnya apa sih Sandina?"

"Iya san, aku juga gak paham nih?"

"Pikiran Sandina tuh beda jauh sama kita, wajarlah jadi gak ngerti sama apa yang dia omong,"

Sorakan demi sorakan terus menjawab perkataan Sandina, hingga jawaban dari gadis itu membuat sang ustadz juga paham maksud dari muridnya,

"Yah kan, ka Sisil bersender, menyandarkan hidupnya pada pak ustadz."

"Bisa aja kamu, Sandina," Aif menggelangkan kepalanya, salah satu putri dari Kiai nya ini memang selalu semangat menjodohkannya dengan kakak yang dimiliki gadis itu.

"Alhamdulillah jika sudah banyak yang paham, yang belum bisa memahami jangan berkecil hati, teruslah cari tau hingga paham, harus semangat semua yah, mengerti?"

"Mengerti pak ustadz," jawab anak kelas VI itu dengan serempak.

"Baiklah, sampai bertemu dipertemuan selanjutnya," ucap Aif mengakhiri kelas lalu merapihkan buku-buku nya.

⭐⭐⭐⭐⭐

"If, Reyhan katanya mau balik ke Tangerang. Gak mau nitip salam sama dia?"

"Sama aja nyerahin diri dong," Aif baru saja sampai dikamarnya, sebenarnya ia lelah, namun karena yang baru saja dibicarakan temannya tentang masa depannya ia pun mulai kepo.

"Reyhan balik kapan, sat?" Tanya Aif.

"Belum tau pastinya sih, tadi cuma denger mau balik, kenapa gak ikut Reyhan aja if? Sekalian ketemu pujaan hati." Tutur Satria

"Tanggung jawab aku disini tuh masih banyak, sat. Kalau Abah yai bilang sudah waktunya aku kembali, baru deh dua empat per tujuh waktu aku untuk dia, hahaha"

"Hahaha. Dalam hayal mu dua empat per tujuh," sewot Satria.

...

Gadisnya itu layaknya bintang, jauh. Hanya bisa dipandang oleh banyak pasang mata, namun harus memiliki keberanian dan banyak modal untuk bisa mendekatinya. Bintang itu bersinar dengan dirinya sendiri, ia terlalu bersinar hingga sulit untuk digapai.