Menjadi murid pindahan di tengah semester adalah hal yang paling menyebalkan untuk semua orang. Tak terkecuali untuk Keisha. Ia memilih untuk pindah kerumah om dan tantenya di Jakarta. Itu ia lakukan karena tak tahan dengan kelakuan ibu tirinya yang memperlakukannya dengan tak adil.
Ya. Ibu tiri.
Keisha adalah seorang anak piatu sejak masih kecil. Ibunya meninggal dunia karena tertabrak mobil. Lalu beberapa tahun setelahnya, sang ayah menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki seorang anak yang seusia dengan Keshia. Awalnya, gadis cantik itu mengira jika ibu tiri di negeri dongeng itu hanya belaka. Tapi nyatanya, itu benar terjadi. Keisha di perlakukan dengan tidak adil. Kerap kali Keisha di perintahkan oleh ibu tirinya untuk mencuci pakaian, padahal ayahnya sudah menyewa asisten rumah tangga. Oleh karena itu, Keisha meminta untuk tinggal bersama tantenya. Awalnya, sang ayah tidak mengizinkan. Tapi Keisha berdalih, ia ingin hidup mandiri dan tidak mengandalkan ayahnya terus.
Akhirnya, sang ayah memperbolehkan Keisha untuk pindah dari Bandung ke Jakarta. Tinggal dirumah adik perempuannya bernama Indah. Ia juga sudah mendaftarkan Keisha ke sekolah di Jakarta. Di sekolah tersebut, Keisha memiliki dua orang teman bernama Reva dan Evelyn. Mereka adalah dua orang yang lebih dulu menyapa Keisha di hari pertama ia bersekolah disini.
🌠
Pagi ini bukan merupakan hari yang menyenangkan untuk Keisha. Pasalnya, ia terlambat masuk ke sekolah. Padahal ia sudah bangun lebih pagi dari biasanya. Ini semua karena angkutan yang membawa Keisha berjalan layaknya keong. Alhasil, meskipun ia sudah berlari ke depan pagar sekolah, tetap saja tak ada yang bisa ia perbuat selain bersiap menerima hukuman dari ketua osis yang sudah berjaga.
"Pak pak pak.... Bukain dong pak.. Sekaliii aja.." Nada bicara Keisha memohon.
"Aduh neng, ngga bisa. Eneng udah terlambat sepuluh menit. Kalo cuma semenit mah, bapak bukain." Kata satpam yang berlogat sunda ini.
"Kenapa pak?" Seorang laki-laki menghampiri.
Dia adalah Vernon. Ketua osis yang sangat berkuasa di sekolah ini. Ia terkenal sangat tegas, galak, jutek, dingin, serta disiplin. Semua murid takluk dibuatnya. Bahkan kakak kelas pun akan tunduk padanya.
"Lo anak baru?" tanya Vernon pada Keisha.
"Iya kak."
"Kenapa terlambat?"
"Angkutannya lelet, kak." jawab Keisha takut-takut.
"Tolong bukain aja pak." Mendengar hal itu, Keisha nampak kaget. Setelah gerbang dibuka, ia langsung masuk dengan senyum yang merona.
"Makasih ya kak."
Hendak pergi, Vernon menarik tas Keisha hingga gadis itu kembali mundur.
"Siapa yang suruh lo masuk?"
"Yaah kak.. Udah telat nih gue."
"Keliling lapangan tiga kali, baru lo masuk."
Bola mata Keisha membulat. "Tiga kali? Kak ta----"
"Mau gue tambahin lagi? Terserah sih." Vernon berbicara santai.
Kedua bahu Keisha mengendur. "Yaudah deh."
Setelah menyelesaikan hukuman dari Vernon, Keisha langsung masuk ke kelasnya. Melihat Keisha yang ngos-ngosan, kedua sahabatnya menghampiri.
"Lo kenapa, Kei?" tanya Reva.
"Abis dihukum!"
"Sama siapa?"
"Siapa lagi kalo bukan kak Vernon?"
"Wah, lo cari mati emang Kei. Ngapain lo pake berurusan sama dia? Udah tau dia mah ngga bakal ngasih ampun ke siapapun." tambah Evelyn.
"Siapa juga yang mau? Angkutan yang ngebawa gue hari ini kaya keong banget."
"Terus tadi di hukum apaan sama dia?"
"Lari." jawab Keisha seadanya. "Udah ah! Males bahas dia. Bikin ngga mood aja."
"Hati-hati entar lo cinta lagi sama dia."
"Idih! Amit-amit," Keisha mengetuk-ngetuk meja. "Jangan sampe gue suka sama dia." tambahnya yang mengundang tawa kedua temannya.
"Ngga mungkin juga sih kak Vernon suka sama Keisha. Dia kan ngelarang anak murid buat pacaran di sekolah." timpal Evelyn.
"Nothing imposible, Lyn! Peraturan dibuat untuk di langgar." kata Reva percaya diri.
"Ya tapi masa iya dia yang buat, dia yang ngelanggar?!" sahut Evelyn.
"Udah udah! Ngapain jadi ngeributin itu? Diem deh. Bentar lagi bu Sri masuk." Keisha mengingatkan.
🌠
"Masukin bajunya!"
"Lo mau sekolah apa mau pesta? Besok ngga usah dandan-dandan gini!"
Sepanjang jam istirahat, Vernon sibuk berpatroli menertibkan siswa. Beberapa peraturan OSIS, ia sudah buat sejak ia menjabat. Contohnya tidak boleh berpacaran dan tidak boleh memakai make up. Jika itu dilanggar, maka siswa tersebut akan dikurangi poinnya.
"Hadeuh, Ver. Udah dulu kenapa. Lo ngga capek apa dari tadi liatin orang terus?" tanya Galang, salah satu sahabat Vernon.
"Percuma dia mah dibilangin juga ngga bakal mempan, Lang." ucap Arga.
Saat mereka tengah makan di kantin, seorang wanita cantik menghampiri Vernon.
"Hi beb. Aku bawain makanan nih buat kamu." kata gadis bernama Jessica itu.
"Gue udah beli mie ayam.." sahut Vernon.
"Ngga apa-apa. Simpen aja buat di kelas nanti. Siapa tau kamu laper.."
"Lupa kalo ada peraturan ngga boleh makan dikelas?" Vernon bertanya. Kemudian ia melihat kebawah tubuh Jessica. "Lo ngga bisa pake rok yang lebih panjang lagi?"
"Aduh beb, ini udah panjang."
"Panjang apanya? Rok lo tuh diatas lutut. Besok ganti ya. Kalo enggak, gue gunting sekalian." ancam Vernon.
Jessica mengerucutkan bibirnya. "Yaudah deh iya iya." katanya. "Aku ke kelas dulu ya beb. Aku belum ngerjain PR. Mau nyontek." lanjutnya.
Saat ingin berbalik dan pergi, Jessica menabrak Keisha yang sedang membawa segelas air minum.
"Shit! Apa-apaan sih lo???" bentaknya.
"Maaf kak. Gue ngga sengaja." kata Keisha panik.
"Mata lo buta??? Bersihin sekarang baju gue!!" titah Jessica.
"Kenapa sih?" tanya Vernon.
"Beb!! Baju aku basah nih gara-gara si anak baru ini." Jessica mengadu manja.
"Kak, gue kan udah minta maaf. Lagian itu ngga sengaja." kata Keisha.
"Berani ngejawab lo????" Jessica hendak menjambak rambut Keisha namun ditahan oleh Vernon.
"Stop! Stop! Stop!! Apa-apaan sih kalian nih? Kalo mau berantem, dilapangan sana! Jangan disini!" bentak Vernon.
"Dia duluan yang bikin aku marah, beb!!" kata Jessica.
"Semua salah! Kalian berdua gue hukum. Lo bersihin ruang olahraga," Vernon menunjuk Jessica. "Dan elo, bersihin ruang OSIS." lanjutnya menunjuk Keisha.
"Kak, tapi gue udah minta maaf." kata Keisha.
"Mau gue tambahin hukumannya?" ancam Vernon.
"Ck!" Tanpa berkata, Keisha langsung pergi ke ruang OSIS dengan menghentakkan kakinya karena kesal.
Selagi ia membersihkan salah satu anggota OSIS yang bernama Arga menghampirinya.
"Mau gue bantuin ngga?" tanyanya.
Keisha mendongak, lalu salah tingkah. Arga adalah kakak kelas yang disukai oleh Keisha sejak pertama bertemu. Wajar jika saat ini, ia salah tingkah dibuatnya.
"Enggak usah kak.." kata Keisha.
"Lain kali, ngga usah berurusan sama Jessica atau Vernon ya. Nantinya lo bakal susah sendiri." kata Arga seraya membantu Keisha merapikan buku diatas meja.
"Iya kak. Gue juga ngga mau sebenernya berurusan sama mereka. Kebetulan aja gue lagi sial hari ini." Keisha terkekeh.
"Besok lo bakal nonton pertandingan basket sekolah?" tanyanya.
Keisha nampak berfikir, hingga pada akhirnya ia mengangguk mengiyakan. "Kayanya iya. Kenapa?"
"Ngga apa-apa. Gue bakal seneng banget kalo lo bisa dateng." Keisha mematung mendengar itu.
Keisha tak salah dengar kan?
Barusan Arga mengatakan kalau ia akan senang jika Keisha datang, kan?
Keisha yakin ia belum tuli.
"Kenapa Kei?"
Keisha tersadar dalam lamunannya. "Eh? Ngga apa-apa kak."
Arga tersenyum manis, "Yaudah. Gue kesana ya. Lo cukup bersihin meja-nya Vernon aja. Yang lain ngga perlu."
Keisha mengiyakan. "Makasih ya kak."
"Sampe ketemu besok ya, Kei."