Perkenalkan, namaku Fahri. Aku baru lulus SMA sebulan yang lalu dan sekarang sedang menunggu masa-masa kuliah. Sekarang masih bulan Juli 2010, sementara kuliah dimulai pada akhir Agustus 2010. Kebetulan aku lulus SNMPTN bidik misi di salah satu PTN di kota Bandung. Aku bersyukur dengan kerja kerasku belajar tak kenal lelah selama ini bisa membuahkan hasil, aku bisa membuktikan kepada kedua orangtuaku bahwa kendala ekonomi bukan hambatan untuk melanjutkan pendidikan. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana sehingga sulit untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seandainya aku tidak mendapatkan beasiswa. Aku bersyukur masih bisa melanjutkan kuliah. Kegiatan sehari-hari selama menunggu masa perkuliahan ini hanyalah belajar dan belajar, aku jarang keluar rumah dan bermain seperti teman-teman sebayaku yang lain. Ya, aku adalah anak rumahan yang kurang suka bergaul dan mengenal dunia luar. Setiap hari hanya di rumah saja. Tinggal bersama kedua orang tua dan diriku sendiri, anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kaka ku sudah menikah dan punya rumah masing masing. Tinggal di pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan membuat ku merasa tenang tetapi sebentar lagi aku harus sudah hijrah ke kota karena akan memasuki perkuliahan dan harus kost disana dikarenakan disana tidak ada sanak saudara.
Lagi fokus belajar, tiba-tiba Ibu manggil:
"Fahri, sini dulu nak".
"Iya Bu ada apa?" sahutku seraya menemui Ibu.
"Tolong belikan dulu bumbu dapur ke warung ya nak. Ini uangnya dua puluh ribu. Kembaliannya boleh dipake jajan ya tapi cuman seribu saja." Ibu menjelaskan kepadaku.
"Kok cuman seribu? tambah lagi dikit napa Bu?" Pintaku dengan sedikit merajuk.
"Kamu ini ya, dikasih hati malah minta jantung. Jadi anak ko perhitungan banget sama orang tua." Sahut Ibu dengan nada cukup tegas.
" Iya deh Bu gapapa seribu aja. Aku ke warung dulu ya Bu." Sahutku
Akupun pergi ke warung dan membeli bumbu dapur sesuai yang disuruh sama Ibuku.
Selesai dari warung aku pun bergegas memberikan belanjaan serta uang kembalian pada Ibu.
"Ini Bu bumbu dapurnya. Kembaliannya lima ribu dipake jajan seribu ya." Aku menjelaskan
" Makasih ya Nak. Ini Ibu mau bikin sayur lodeh. Makanan kesukaan kamu dan Bapakmu nih." Ibuku menjelaskan.
"Wah, seneng banget Bu, mau dimasakin sayur lodeh. Sudah lama juga kita ga makan sayur lodeh. Aku mau ngepel lantai dulu Bu. Udah itu mau lanjut belajar." Sahutku
" Kamu tuh ya, sekolah sudah beres masih saja sibuk belajar nak." Jawab Ibu.
"Kan sebentar lagi mau masuk kuliah Bu. Biar ada gambaran saja nanti pas kuliah Bu." Jelasku
"Ya sudah nak. Tapi nanti jangan lupa makan bersama ya. Kalau sayurnya sudah matang nanti Ibu panggil kamu nak. Sekalian mau membangunkan bapakmu yang sedang tidur siang." Sahut Ibu
"Baik Bu. Aku mau beberes dulu ya" Sahutku sambil berlalu dan bersiap siap untuk bersih bersih rumah.
Hmmm rasanya pengen cepat cepat makan bersama Ibu dan Bapak, sudah kangen sama sayur lodeh juga nih.