Setelah mereka berempat berkumpul di taman, Jee melukis mereka, dan mereka semua pun senang. Kemudian Ara membelikan sebuah roti kecil untuk mereka makan bersama di taman.
Ara mulai berbicara tentang kehidupannya, Hea juga mulai bercerita tentang kesehariannya, lalu Minha juga bercerita tentang hidupnya sebagai influencer, selain itu Jee juga ikut bercerita keinginannya.
Jee ingin mengikuti sebuah lomba lukis yang di adakan oleh salah satu universitas tempat dia bersekolah. Karena lomba merupakan salah satu jalan atu sarana untuk Jee memperkenalkan karyanya beserta namanya. Jee meminta dukungan dari semua teman-temannya seperti Ara, Hea, dan Minha.
"Wuaahhh, hasil lukisan Jee keren sekali. " Kata Ara memuji.
"Terimakasih banyak. " Jawab Jee sambil tersenyum.
"Ah, kenapa perutku sudah lapar. " Kata Minha.
"Apakah influencer seperti itu, banyak makan tapi badan tetap bagus.hadecchh. " Kata Hea iri dengan badan Minha.
"Hahahahaha. Hea sepertinya iri denganmu, Minha. " Kata Ara.
"Hahaha, iyalah. Bagaimana aku tidak iri padanya. Kalau badan dia saja sebagus itu tapi makanannya banyak. " Jawab Hea dengan kesal tapi bercanda.
"Sudah,sudah.kita makan apa nih? " Tanya Minha.
"Kita beli roti saja dulu, soalnya masih pagi. " Jawab Ara.
"Ya sudah, sini aku yang beli saja. " Minha menawarkan diri.
"Aku ikut. " Kata Hea.
"Ya sudah ayo! " Ajak Minha.
Akhirnya Minha dan Hea pergi membeli roti untuk mereka berempat.
Selagi mereka berdua membeli roti, ada Jee dan Ara yang masih di taman lalu melanjutkan untuk melukis lainnya.
"Oh iya, di universitas dulu aku belajar akan diadakan sebuah perlombaan melukis. " Kata Jee bercerita kepada Ara.
"kenapa kamu tidak ikut? " Tanya Ara.
"Aku ingin mengikuti perlombaan itu, jadi aku ingin meminta pendapat kamu dan yang lain. " Jawab Jee.
"Kalau menurutku, kamu harus ikut! " Ara menyuruh Jee untuk mengikuti perlombaan tersebut.
"Oke baik lah, tetapi aku juga harus bertanya kepada Minha dan Hea. " Kata Jee.
Beberapa menit kemudian, Hea dan Minha sudah kembali dari membeli roti untuk Jee dan Ara. Namun mereka berdua tidak hanya membeli roti saja melainkan membeli jajanan lainnya.
"Kami sudah kembali. " Kata Minha.
"Ha? Apa yang kamu beli? " Ara bertanya.
"Sedikit jajanan kecil saja. Hehehe. " Jawab Minha.
"Wuaahh,,, kamu memang terlihat lapar. Hahaha. " Ucap Ara lagi.
"Hahahaha, jadi terlihat ya. " Kata Minha sedikit malu.
"Kalian sedang membicarakan apa? " Hea bertanya kepada Jee dan Ara.
"Aahhh, ini Jee akan berpartisipasi dalam lomba melukis dan dia menginginkan pendapat dari kita. " Ucap Ara memberitahu Minha dan Hea.
"Wuaahh, Bagus itu. Kamu harus ikut Jee!! " Hea sangat mendukung sekali.
"Iya, Jee harus ikut. Tapi hadiah apa yang di dapat? " Ara asal bertanya.
"Hehehehe aku saja belum tahu. " Jawab Jee dengan tertawa.
"Lalu bagaimana cara mengetahui info selanjutnya? " Tanya Ara kepada Jee.
"Besok aku akan ke universitas untuk mencari tahu. " Jawab Jee lagi.
"Dimakan dulu rotinya! " Kata Minha yang sudah membeli roti.
"Ah, iya. Sampai lupa kalau kita membeli roti. Heheh. " Ucap Jee.
Obrolan mereka beralih membicarakan kehidupan Minha sebagai influencer. Minha memiliki cerita tersendiri Yang lebih seru karena dia sudah lama menjadi seorang influencer dan membangun karir sendiri lewat dirinya sendiri.
Dalam video siaran langsungnya setiap beberapa minggu sekali, dia tidak dibantu oleh siapapun hanya dia sendiri yang berada pada siaran tersebut.
Minha lebih nyaman bekerja sendiri tanpa diatur oleh jadwal seperti influencer lainnya. Namun, banyak produk yang meminta Minha untuk di iklankan dalam videonya ataupun media sosialnya.
"Minha, apa kesibukanmu sekarang? " Ara bertanya lebih dulu untuk membuka obrolan.
"Yaacchh, masih sama. Didepan kamera saja dengan menerangkan sebuah produk. " Jawab Minha.
"Wuaahhh, aku jadi ingin melihat videomu. " Kata Jee.
"Iya, aku juga. " Ucap Hea juga.
"Silahkan, masih ada yang bisa dilihat kok. " Jawab Minha dengan baik hatinya memperbolehkan teman-temannya melihat hasil video miliknya.
"Coba aku cari ya,,, " Ara mulai mencari.
"Wuaahh, sudah banyak sekali pengikutmu di media sosial. Keren,,, " Hea yang juga ikut melihat semakin kagum.
Setelah mereka selesai berkumpul di taman, dan makan roti bersama juga bercanda, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, lukisan yang Jee lukis berupa wajah teman-temannya yaitu Minha, Hea, dan Ara akan dia simpan terlebih dahulu karena Jee melihat belum sempurna untuk lukisan Jee. Jadi Jee membawanya pulang terlebih dahulu.
"Ah, lukisan ini belum sempurna. " Kata Jee dengan menatap lukisan Jee.
"Kenapa dengan lukisanmu, Jee? " Hea bertanya karena melihat Jee menatap lukisannya.
"Ada yang belum sempurna menurutku. " Jawab Jee.
"Lalu mau kamu apakan dulu lukisan ini? " Minha ganti bertanya.
"Aku bawa pulang dulu, setelah itu akan aku berikan untuk kalian. " Jawab Jee dengan rasa senang hati.
"Yeeee,,, wuaahh. Terimakasih banyak Jee,, " Kata Ara.
"Hahahaha.ya sudah. Setelah ini kita kemana? " Jee bertanya kepada semua teman - temannya.
"Nanti dululah, ini makanan belum habis. Hehehe. " Minha yang tidak bisa melihat makanan masih tersisa.
"Hahahaha,,, maaf ya. " Ucap Minha.
"Oh iya, Minha. Kenapa kamu bisa selangsing itu badan kamu? " Tanya Ara dengan polosnya.
"Heheheh. Iya, karena aku ingin terlihat menarik pada saat foto ataupun siaran langsung. " Jawab Minha.
"Wuaahhh, kamu pasti menjaga sekali ya tubuh kamu. " Ucap Ara yang kagum sekali dengan Minha.
"Iya, terkadang aku bisa makan hanya satu kali dalam satu hari. Walaupun aku tidak memiliki agensi, tetapi aku mengaturnya sendiri. Hehehe. " Jawab Minha dengan tersenyum.
"Wuaahh, tapi kamu juga bisa mengaturnya sendiri tanpa ada aturan dari sebuah agensi ya? " Ara masih terheran-heran.
"Iya, mau bagaimana lagi aku harus seperti itu. " Kata Minha.
"Tetapi, Minha. Apakah kamu ada waktu? " Tanya Ara.
"Ada apa? " Ara kembali bertanya.
Pada saat mereka mengobrol, Hea dan Jee asyik makan dan bercanda juga. Ada urusannya masing-masing.
Setelah itu mereka berempat berencana untuk pulang karena Jee ada keperluan untuk ke universitas dulu dia belajar, Minha juga harus segera melakukan foto produk, lalu Hea pergi ke toko dan Arapun juga harus sering - sering ke restoran kecil miliknya untuk mengetahui perkembangannya.
Toko Ara dan Hea tidak terlalu jauh dan satu arah, jadi merekapun pergi bersama.
"Kalau begitu aku akan langsung ke universitas untuk menanyakan informasi kelanjutan lombanya. " Jee pergi berpamitan.
"Oh iya, hati - hati. " Kata Hea.
Setelah Jee pergi, lalu Minha juga berpamitan.
"Aku juga karena ada produk yang masih harus aku foto. " Ucap Minha.
"Oke deh, kamu juga hati - hati. " Ara berkata.
Mereka berdua pergi, terakhir Ara dan Hea pergi ke arah yang sama.