"Alex tempat apa ini?"
"Tempat para werewolf kecil bermain, kau menyukainya?" Tanya Alex.
"Mereka menggemaskan, Alex apa mereka memiliki sisi serigala sepertimu juga?" Tanya Clarissa.
"Setiap werewolf memiliki sisi serigalanya namun, tidak dari mereka lahir, sisi serigala akan muncul saat kau sudah berumur minimal enam belas tahun" jelas Alex menatap werewolf kecil.
"Sejak umur berapa kau bersama dengan Xander ??" Clarissa bertanya begitu antusias dengan mata bulatnya yang jernih.
"Tiga belas tahun" Clarissa menelan ludah nya dengan susah payah.
"Katamu minimal enam belas tahun, mengapa kau bersama nya dalam umur yang terpaut muda?" Clarissa bertanya dengan tampang terkejutnya yang kentara.
"Sebenarnya sisi serigala datang hanya jika moon goddess sudah mengijinkan kita bersama nya atau jika kita sudah siap"
"Ohh begitu" Clarissa mengangguk mengerti.
___
"Hiks hikss mama hiksss" seorang anak laki laki menangis sesenggukan membuat Clarissa menoleh dengan cepat.
"Hey ada apa dengan mu??" Clarissa menghampiri sang anak dan mensejajarkan tingginya.
"Hiks hiks aku kk kehilangan hiks mama" sang anak itu berbicara sembari sesenggukan.
"Emm seperti apa mama mu?" Clarissa dengan lembut menarik sang anak laki laki tersebut ke arah pangkuannya.
"Grgh" terdengar geraman marah dari arah belakang Clarissa, tempat dimana Alex berada membuat anak anak laki laki itu ketakukan dan memeluk Clarissa lebih erat.
"ALEX!!" Clarissa menaikan nada bicara nya pada Alex membuat Alex membulatkan matanya tanpa ia sadari.
"Rissa kau membentak diriku?" Alex bertanya dengan nada dingin.
"Bukan seperti itu maksudku, mengapa kau menggeram disaat seperti ini, lihat anak kecil ini ketakutan" jelas Clarissa mengusap surai hitam sang anak dengan lembut.
"Tapi dia laki laki!!" Clarrisa menghela nafas lelah.
"Dia anak kecil Alex"
"Tetapi-"
"Diam sebentar ya?" Clarissa memotong ucapan Alex yang membuat Alex terdiam. Sambil menghembuskan nafas dengan kasar.
"Siapa namamu?" Clarissa bertanya dengan lembut.
"Ester" sang anak yang diketahui bernama Ester itu menaikan kepalanya yang tertunduk untuk melihat Clarissa.
"Kau siapa?" Tanya Ester.
"Aku Clarissa, dimana kau kehilangan ibumu?" Tanya Clarissa berniat menemukan ibunya.
"Aku tidak tahu, dia tadi ada bersama ku saat aku bermain, namun saat aku akan menghampirinya dia tidak ada" Ester berbicara sambil menangis kembali.
Alex yang sedari tadi Clarissa perintahkan diam, hanya terdiam melihat interaksi kedua nya.
'Alex bukankah mate kita sangat berhati lembut' Xander menyahut didalam pikiran Alex.
'ya dia seperti mom' dalam hati Alex tersenyum tipis.
'aku bersyukur mendapatkannya' Xander menatap Clarissa yang sedang bercanda gurau dengan Ester yang sudah kembali ceria.
'aku tidak tahu harus melakukan apa jika ia tidak ada' Alex menatap sendu Clarissa yang diangguki oleh Xander.
"Alex!"
"Alex!!!" Alex yang tiba tiba mendengar nada Clarissa yang menaik melihat Clarissa dengan bingung.
"Alex mengapa kau melamun? Aku sedari tadi memanggil-manggil namamu" Clarissa menatap Alex dengan khawatir.
"Tidak usah khawatir aku sedang berbicara dengan Xander" jelas Alex sambil memperhatikan raut sang mate.
"Apa ada sesuatu yang terjadi pada Xander?" Tanya Clarissa masih dengan raut khawatir yang kentara.
'lihat Alex dia mengkhawatirkan aku' Xander dengan senang memutar mutar ekornya.
"Tidak dia hanyalah serigala pemalas" Alex yang merasa cemburu membuat Xander membuang nafas dengan kasar.
"Kau tidak boleh seperti itu, bukankah kau bilang Xander adalah sisi lain dari dirimu? Itu artinya jika kau menjelekan Xander kau menjelekan dirimu sendiri" Clarissa mengatakannya dengan terkekeh membuat Alex dan Xander menatapnya dengan tatapan bahagia walau raut dingin masih tercetak disana.
"Aku dan dia itu berbeda" Alex memberengut kesal membuat Clarissa tertawa.
"Alex" Alex hanya melihat Clarissa tanpa menjawab nya.
"Bantu aku menggendong Ester, sepertinya kaki ku kebas" jelas Clarissa yang masih memeluk Ester.
"Sudah kubilang-"
"Berehenti mengomeliku seperti anak kecil" Clarissa lagi lagi memotong ucapan Alex, membuat Alex menggendong Ester dan membantu Clarissa berdiri.
"Sudah lebih baik?" Tanya Alex sambil memperhatikan kaki Clarissa.
"Sudah" Clarissa mengelus Surai hitam Ester yang berada dalam Gendongan Alex
"Kita bawa saja dulu ia ke mansion" Alex berbicara dengan nada dingin namun Clarissa bisa paham bahwa tersirat nada lembut didalamnya.
"Baik"
___
"Alpha" seorang wanita berumur sekitar empat puluh itu berlari tergopoh-gopoh melihat sang alpha.
"Alpha Luna saya mohon maaf membuat anda kerepotan karena Ester" sang wanita itu melihat kearah Alpha yang sedang menggendong Ester dengan sebelah tangan yang memeluk sang Luna.
"Tidak apa apa bibi lagi pula Ester adalah anak yang baik" Clarissa menjawab dengan lembut.
"Tapi Luna-"
"Aku Clarissa jangan panggil aku seperti itu" sang wanita menatap sang alpha Dldan Alex mengangguk mengiyakan.
"Baik Clarissa terimakasih" sang alpha segera memberikan Ester kepada ibunya.
___
"Hah aku lelah" Clarissa yang baru saja berada di dalam kamarnya merasa lelah langsung membaringkan dirinya.
"Aku akan mandi terlebih dahulu" Clarissa segera berjalan menuju tempat ia mandi sambil bersenandung ria, setelah ia selesai membersihkan diri ia segera keluar menuju tempat tidur.
"Ahh segarnya" Clarissa langsung menaiki tempat tidur dan bersiap untuk tidur.
Ceklek!!
"Alex ada apa kau kemari?" Tanya Clarissa dengan raut wajah bingung.
"Ini kamarku" Clarissa berjengit kaget jika dilihat ini memang bukan kamar tidur yang pertama ia tinggali.
"Apa aku salah kamar?" Clarrisa bertanya dengan hati hati sudah berapa hari ia tidur disini.
"Tidak" jawab Alex yang langsung memasuki kamar mandi.
"Ish aku belum selesai berbicara Alex!" Memebuat Alex yang berada di dalam kamar mandi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
___
"Alex" Clarissa merasa gugup saat ini, ralat bahkan sangat gugup.
"Hmm" Alex hanya merasa tenang dan damai.
"Bi bisakah kita tidak seperti ini?" Tanya clarrisa yang langsung mendapat geraman tidak suka.
"Apa kau benci saat ku peluk?" Alex bertanya dengan lirih.
"Bukan seperti itu, aku hanya emm" Clarissa dengan reflek menggigit bibirnya karena gugup, membuat Alex terus memperhatikan bibirnya.
'alex kau harus tenang jangan berfikir yang tidak jelas, mate mu baru berumur enam belas tahun' jelas Alex dalam hatinya membuat Xander juga tersadar dari lamunannya.
"Clarissa" membuat Clarissa menatap Alex dengan aneh, biasanya Alex memanggil nya hanya dengan sebutan 'Rissa'.
"Jangan menggigit bibir mu" Clarissa yang tidak mengerti maksud Alex mengernyit kebingungan.
"Mengapa??"
"Tidak, hanya saja nanti bibirmu akan bengkak dan bisa saja berdarah apa kau mau bibir mu berdarah?" Tanya Alex dengan mata yang terus tertuju pada bagian bibir Clarissa.
"Tidak mau" Clarissa menggelengkan kepalanya.
"Anak pintar" Alex mengusap surai lembut Clarissa dan menariknya semakin dalam dalam pelukannya membuat Clarissa merasa hangat yang membuat dirinya perlahan memejamkan mata indahnya.
"Sleep tight mate" Alex mengecup kening Clarissa dengan singkat membuat Clarissa tersenyum dalam tidurnya, hingga Alex pun menyusul Clarissa dalam mimpinya yang indah.
___
"Alex" saat pagi pagi Clarissa sudah tidak menemukan Alex dalam kamarnya, kadang ia merasa bingung dengan sikap Alex yang bisa datang dan pergi sesuka hatinya.
"Kemana perginya Alex" Clarissa bergumam kecil.
Hingga ia merasa aneh melihat banyak maid berbondong bondong berlarian kearah gerbang membuat Clarissa mengehentikan salah satu maid yang berlari.
"Hey apa yang terjadi?" Tanya Clarissa dengan raut wajah bingung.
"Maaf Luna saat ini sedang terjadi penyerangan dan saat ini Alpha dan Beta sedang mengatasinya kami sedang mengobati para warior yang terluka" jelas sang maid yang langsung meninggalkan sang Luna.
Mendengar kata 'Alpha' membuatnya khawatir apa yang akan terjadi dengan pria itu, Clarissa segera berlari Mengikuti arah para pelayan itu.
Sedari tadi ia mencari seseorang yang sangat ingin ia temui namun, apa daya ia tidak menemukan nya dimana pun membuat pikiran negatif berkelana dalam kepalanya.
"Alex kau dimana" Clarissa bergumam sembari melihat ke kanan kiri mencari keberadaan sang Alpha, hingga ia menemukan seseorang yang ia kenali.
"Kennan!!" Clarissa melihat Kennan yang berada di gerbang dengan pakaian yang terdapat sedikit bercak darah, berbeda dengan para warior yang ia lihat.
"Dimana Alex?" Tanya Clarissa dengan khawatir.
"Clarrisa! Alpha sedang menyelesaikan urusannya dengan para Rogue itu-"
"Dengan siapa?? mengapa kau disini?" Clarissa memotong ucapan Kennan, walaupun sebenarnya ia tidak tahu apa itu Rogue.
"... Sendirian" Kennan memperhatikan raut Clarissa yang semakin kentara khawatir.
"Apa?! Bagaimana keadaannya?"
"Saat ada berita penyerangan para warior dengan bergegas menghadang para Rogue itu, aku segera menyusul kesana dan membantu. saat aku memberitahu Alpha ia berkata akan menghabisi mereka semua sendirian, kau harus tenang Clarissa alpha sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri, yang harus kau khawatirkan adalah sikapmu saat bertemu dengannya nanti" yang langsung membuat Clarissa kebingungan.
"Rissa" hingga terdengar suara yang ia kenali berasal dari arah belakangnya namun suara itu lebih berat lebih serak.
"Mate, Clari" membuat Clarissa memutar badannya menghadap seseorang yang sedari tadi tak ia temukan.
Deg!
Clarissa menatap mata berwarna biru laut yang menenangkan, namun wajah itu, wajah dipenuhi darah yang menetes, baju yang terlihat tidak baik baik saja, darah terus menetes dari sela kukunya, rambut yang lepek karena darah, bau amis yang menyegat begitu kentara di hidungnya.
Clarissa mendekat, semakin mendekat. Membuat seseorang dengan mata berwarna biru itu khawatir akan apa yang akan mate nya katakan atau lakukan.
'Alex apakah Clari akan membenci kita?'
'Aku tidak tahu Xander'
"Alex
Kau...
____