Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 46 - A. Tumpukan Harta (1)

Chapter 46 - A. Tumpukan Harta (1)

Sudah berapa lama Pino tak sadarkan diri? Dia tidak mengetahuinya, pada saat membuka matanya, dia melihat tumpukan mayat Goblin dari berbagai ukuran dan level.

Mereka, para Goblin itu terlihat masih dalam bentuk yang baik dan tampak tidak didekati oleh monster lainnya atau binatang buas. Aku akan mendekatinya, begitu pikir Pino, dia tak bisa memastikan berapa lama waktu yang ia habiskan saat pingsan. Dengan memeriksa kondisi mayat Goblin, dia akan mendapatkan informasi yang cukup tepat.

Ketika Pino berusaha untuk berdiri, tubuhnya terasa terkoyak-koyak, seperti semua tulang dan sendinya remuk. Menyakitkan, rasa sakit itu menjalar di sekujur tubuhnya, dan yang paling menyakitkan berada di dadanya.

Ia mencoba menahannya sampai menggertakkan giginya, pandangannya sedikit kabur meski hanya sesaat. Pino duduk bersila, ia mencoba untuk menenangkan diri dan melakukan tindakan semacam meditasi, dia menyerap mana dari alam agar inti sihirnya menjadi lebih tenang terutama aliran mana-nya yang tak stabil.

Beberapa menit berlalu, tubuhnya mulai terasa lebih ringan, seolah-olah ada batu yang diangkat dari tubuhnya, pandangan matanya jauh lebih jelas daripada beberapa saat lalu. Ia merasa lebih baik.

Tanpa menyadari tindakan bodohnya yang memaksakan tubuhnya untuk menggunakan Blackening, sihir tingkat 3 yang belum sepenuhnya ia kuasai, Pino harus melalui rasa sakit yang membuat dia terkejut setengah mati sampai-sampai membuat dirinya kehilangan kesadaran.

Sihir tingkat 3 ini memang tidak mudah untuk di pelajari, sampai saat ini dia sudah hampir sepenuhnya menguasai sihir ini, hanya saja dia membutuhkan satu langkah lagi untuk benar-benar menguasai sepenuhnya, yakni mengubah mana baik yang berasal dari tubuhnya maupun dari alam ke dalam sebuah bentuk berupa sayap di punggungnya.

Namun, hal itu jauh lebih sulit daripada mempelajari sihir lainnya, Magic Missile, Hand of Power, Acceleration, Detect of Life, Strenght, Dark Spear, dan sihir lainnya. Semua itu tak terlalu sulit untuk ia pelajari dan kuasai, namun begitu dia mengubah mana menjadi sebuah sayap sesuai imajinasinya dan melalui instruksi dari Grimoire, dia masih juga belum bisa melakukannya.

Berada di dekat mayat para Goblin, Pino melihat ada cukup banyak kristal yang berbinar-binar. Dia mengambil semua kristal yang ada di sana dalam berbagai ukuran itu, saat mengambil kristal di tubuh Goblin Variant, Goblin Mage, serta Goblin Chief, ia menemukan satu hal yang mengejutkan.

Pada bagian mereka, ukuran dari kristal itu sendiri cukuplah besar. Kristal terbesar berada di tubuh Goblin Chief dengan ukuran sebesar bola tenis meja. Tak terlalu sulit untuk mengambil kristal tersebut, ia menggunakan pisau dan mencongkelnya, semua monster yang memiliki kristal ia jarah.

"Huft... kesadaranku menghilang, tapi tidak dalam waktu yang lama, kemungkinan hanya beberapa jam berlalu. Seandainya aku menguasai Blackening seutuhnya, tidak mungkin aku akan jatuh seperti itu. Mengapa aku harus memaksakan diri menggunakannya, padahal aku bisa menggunakan Dark Arrow, ataupun Chain of Darkness?"

"Aku terlalu gegabah, cukup banyak keterampilan sihir yang aku pelajari dari Paman Poorstag, namun kebanyakan dari mereka bertipe elemen yang berbeda. Sedangkan, sihir kegelapan sendiri cukup sulit untuk aku dapatkan, huft... apa aku bisa menguasai sihir elemen lain? Jika aku bisa menguasainya, itu akan hebat."

Selesai mengambil semua kristal dari para monster yang ia habisi, Pino bergegas masuk ke dalam pemukiman, dia ingin tahu apa saja yang ada di dalam sana. Dia harap, dia dapat menemukan harta ataupun barang tertentu yang berguna.

Melewati beberapa rumah setelah memeriksanya, dia belum juga mendapatkan satu pun barang yang berguna, tidak ada yang menarik perhatiannya, hanya ada tumpukan senjata yang sudah usang. Dia tidak menghentikan langkah kakinya, sembari berjalan ia berusaha untuk menyerap mana di sekitarnya, sulit memang namun dia berusaha untuk membiasakan diri dengan hal itu.

Kecepatannya meningkat saat dia melihat sebuah bangunan yang paling besar dan terlihat lebih baik daripada bangunan lainnya. Saat dia mendekati bangunan itu, perasaannya mulai bergejolak sama saat dia mendekati sarang Goblin di gua, tempo dulu.

Sesaat setelah membuka pintunya, dia melihat ada beberapa ruangan yang besar, dan matanya tertuju satu titik. Tidak bisa ditolak, tatapan matanya mulai menunjukkan ketertarikan dan sedikit berbinar. Melihat peti dalam berbagai ukuran, dan sebuah pedang yang tampak sangat baik terbungkus dalam sebuah sarung berwarna hitam dan memiliki gagang dengan ukiran berbentu naga.

Mendekatinya, ia menggapai tempat tersebut, namun saat dia akan mengambil semua barang tersebut, samar-samar dia merasakan hawa keberadaan makhluk lain di sekitarnya, lantas dia menggunakan Detect of Life untuk mencari tahunya.

Memasuki salah satu ruangan, dia melihat ada tumpukan mayat wanita yang mengerikan. Pandangannya dingin dan ekspresinya datar, dia tidak terlalu terkejut akan hal ini.

"Mayat-mayat ini, jika ada mereka berarti di beberapa ruangan lainnya ada wanita yang ditawan dan dijadikan sebagai pemuas nafsu mereka."

Pino meninggalkan ruangan itu, lalu memeriksa ruangan lainnya, saat dia berada di sebuah ruangan yang cukup tertutup erat dengan ukuran pintu yang berbeda dari yang lainnya. Dia menendang pintu itu, matanya tertuju pada makhluk-makhluk kecil berwarna hijau yang jauh lebih kecil dari ukuran normal Goblin.

"Dark Spear!!!"

Dia merapal sihirnya, mengarahkannya pada setiap makhluk kecil tersebut. Melihat mereka semua dengan dingin, dia menembakkan sihirnya.

"Kruak!!!" teriakan seluruh makhluk yang ternyata anak-anak para Goblin terdengar di seluruh ruangan. Pino tak menunjukkan belas kasihan, saat ada Goblin yang mencoba kabur, dan melewati dirinya.

Dia mencekik Goblin itu, menambahkan kekuatannya pada tangannya, dia meremukkan leher Goblin itu secara pelan-pelan, dia bisa merasakan tulang yang sedikit demi sedikit remuk.

"Mereka harus dimusnahkan meski masih anak-anak bahkan bayi sekalipun, sayang aku belum bisa menggunakan sihir api. Membakar mereka akan jauh lebih mudah dan efisien."

Menutup pintu ruangan itu, dia menarik pedangnya dan menebaskannya ke seluruh arah, memenggal dan menyabet setiap Goblin yang ada di dalam ruangan itu. Darah menggenang di lantai dengan puluhan kepala Goblin dari berbagai ukuran, organ-organ tubuh berceceran dan bau darah yang tak sedap mulai tercium.

Dia melanjutkan ke ruangan lainnya, di ruangan terakhir, dia melihat ada beberapa wanita, tidak hanya mereka yang sudah paruh baya namun ada juga yang masih remaja bahkan anak-anak. Tak ayal, matanya sedikit berfluktuasi saat melihat mereka semua.

Mengingat pengalamannya dulu, dia pun menanyai mereka, namun matanya tak lepas dari para wanita paruh baya yang perutnya membesar layaknya wanita yang hamil.

"Semua monster yang ada di tempat ini sudah aku lenyapkan. Bagi kalian yang ingin kembali ke kehidupan normal, aku akan membawa kalian keluar dari sini, tapi aku tidak bisa menjamin bagaimana kalian hidup di luar sana, karena kehidupan kalian berada di tangan kalian sendiri."

Mereka semua diam, tidak ada yang menjawab, namun salah satu dari remaja yang ada di sana mendekati Pino, tatapan matanya menunjukkan tekad yang kuat.