Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 27 - A. Patung Singa

Chapter 27 - A. Patung Singa

Mereka berdua berjalan dengan santainya meski banyak murid yang berlari di sekelilingnya, tidak ada hal istimewa bagi mereka berdua ketika memandangi murid-murid lain yang berlari bagaikan orang-orang yang sedang dikejar oleh sesuatu. Kebanyakan dari mereka yang lari merupakan murid biasa yang tidak terlalu menonjol dibanding dengan murid lainnya.

"Tidak perlu panik, Pino. Mereka yang lari... pasti takut terlambat, sayangnya mereka hanya membuang-buang tenaga saja. Tidak perlu untuk kita lari seperti mereka, cukup nikmati saja apa yang ada saat ini," ujar Derek. Dia mengetahui mereka yang lari, bukan hal yang buruk kalau takut terlambat, hanya saja Derek merasa itu terlalu serius padahal ujian semacam ini membutuhkan ketenangan dari pada kecepatan.

"Ya, aku tidak mengerti mengapa mereka lari dan tergesa-gesa. Aku sama sekali tidak merasa perlu untuk berlari seperti mereka. Ini bukan tentang kecepatan melainkan tentang fokus dan ketenangan, mana bisa kita menggunakan sihir jika tidak dalam keadaan tenang, hasil yang akan kita keluarkan pasti tidak maksimal," ujar Pino, memahami esensi tentang penggunaan sihir membuat dia mengerti jika kecepatan bukanlah sesuatu yang buruk, namun diperlukan waktu yang tepat untuk memanfaatkannya.

Mereka berdua hanya berjalan dengan santai tanpa ada beban, memperhatikan sekelilingnya, mereka akhirnya tiba di sebuah bangunan yang besar dan luas dengan beberapa patung berbentuk prajurit dan penyihir. Berbagai ornamen yang memanjakan mata terlihat sangat jelas di dinding-dinding bangunan, dan mereka berdua juga melihat sebuah pintu masuk yang cukup besar. Mereka langsung masuk ke tempat tersebut.

"Banyak sekali anak muda di tempat ini, aliran mana mereka berbeda-beda, Derek... apa kau bisa menggunakan sihir Detect of Life? Jika kau bisa menggunakannya maka kau akan tahu seperti apa mereka ini." Pino yang baru saja menggunakan sihir Detect of Life merasakan aliran mana dari setiap murid yang ada di sekitar bangunan tersebut meski radiusnya masih kecil.

"Oh... itu sihir yang tidak biasa namun mudah untuk dipelajari, aku sendiri belum mempelajarinya namun aku tahu kegunaan sihir itu. Cukup menarik, kau bisa menggunakannya!!! Apa kau ini benar-benar penyihir? Aku kira kau ini seperti penyihir bertipe fisik lainnya yang lebih condong ke arah prajurit? Ternyata kau benar-benar penyihir ya!!" Derek sedikit terkejut ketika mengetahui kemampuan Pino, awalnya dia mengira jika Pino akan bergabung dengan para prajurit dibandingkan dengan penyihir, semua itu karena di melihat perawakan tubuh Pino yang lebih cocok untuk menjadi seorang prajurit daripada penyihir.

"Huh? Aku memang memiliki tubuh yang tidak biasa untuk seorang penyihir! Akan tetapi, aku berniat untuk memilih kelas penyihir daripada kelas prajurit. Meskipun di kelas prajurit aku akan menerima pelatihan sihir, aku kira aku tidak terlalu membutuhkannya, karena apa yang kurang dariku saat ini ialah sihir, dan lagi itu adalah wasiat dari orang tuaku. Omong-omong, apa kau tahu siapa pengujinya, Derek?" tanya Pino, mereka berdua mengantri masuk, ada dua patung singa tepat di samping pintu masuk bangunan, dan banyaknya murid yang melangkah masuk membuat dua patung singa itu tidak menunjukkan keberadaannya dengan baik, alhasil dua patung itu tampak biasa saja padahal dua patung ini tengah mengawasi seluruh murid yang sedang masuk ke dalam bangunan.

Dua patung singa itu memiliki aura yang berbeda dibandingkan dengan yang lainnya. Mata darj dua patung itu memancarkan sebuah cahaya yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu, dan pada saat keduanya bersinar, Pino memperhatikannya. Awalnya dia kira itu hanyalah sebuah keadaan biasa saja karena dia sama sekali tidak percaya jika sinar itu merupakan sebuah hal yang nyata.

"Apa aku berhalusinasi? Mengapa pula aku bisa melihat sebuah cahaya dari dua bola mata patung itu? Huft... tampaknya aku terlalu lelah, dan terlalu fokus. Aku harus tenang dan tidak boleh berpikiran lebih, aku sudah dekat dengan tujuanku... mempelajari sihir lebih dalam dan resmi, sekarang aku harus menenangkan diri," gumam Pino, dia benar-benar ragu dengan apa yang dihadapinya saat ini, tidak pernah dia kira dia akan melihat sesuatu semacam ini.

Pino tidak tahu jika apa yang dilihatnya memang sebuah kenyataan, dia tidak akan pernah mengetahuinya karena cahaya yang datang dari kedua mata di patung itu hanya bisa dilihat oleh segelintir orang saja. Bagaimana pun, Pino hanya mendekati patung itu sejenak untuk memperhatikan lebih dalam lagi tentang mata kedua patung itu.

Setelah mengantri cukup lama dan memperhatikan tentang kedua bola mata patung-patung itu, dia mulai masuk ke dalam bangunan tersebut. Ketika dia masuk ke dalam bangunan tersebut, dia menemukan jika bangunan itu hanyalah sebuah aula besar nan megah berlantai dua, dan di lantai dua sendiri ada banyak orang yang terlihat seperti guru dan para penilai.

Tidak ada hal lain selain dari para murid baru di lantai pertama dan sebuah area lapang kosong dengan beberapa benda-benda yang ditujukan untuk menguji kelayakan mereka semua. Pino melihat ada beberapa murid yang tampak berbeda dari yang lain, dan dia merasa jika mereka seperti memiliki sesuatu yang lain.

"Derek, apa kau tahu mereka semua? Ada beberapa orang di sini yang memiliki tingkat mana berbeda terutama mereka yang mempunyai penampilan eksentrik. Apa kau tahu siapa mereka?" tanya Pino saat dia merasakan adanya tingkat mana tertentu dari orang-orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Huh? Maksudmu mereka? Mana mungkin aku tidak tahu, mereka adalah murid pilihan dan unggulan dalam ujian ini. Siapa mereka? Aku rasa orang-orang di sini sudah tahu siapa mereka. Orang-orang berpenampilan eksentrik itu ialah para bangsawan. Lebih baik kau melihatnya secara langsung saja dari pada aku memberitahumu, nanti kau akan percaya dengan sendiri," balas Derek, dia melihat ada beberapa murid dengan pakaian dan penampilan eksentrik di beberapa titik.

"Oh... aku kira kau tahu ternyata hanya sebatas ini saja kau mau memberitahuku. Para Bangsawan... sekuat apakah mereka ini, aku harap mereka tidak mengecewakan, meski memiliki garis keturunan yang hebat, belum tentu mereka memiliki kemampuan yang sama hebatnya dengan garis keturunannya kan?" Pino berharap mereka akan memiliki kemampuan yang baik agar dia dapat menemukan sosok yang tepat untuk dia pelajari lagi untuk dia jadikan sebagai lawan.

Bukan karena dia sombong atau apapun lah itu, dia hanya merasa jika kemampuannya sudah cukup untuk membuatnya percaya diri, selama dua tahun belajar di bawah Poorstag, dia cukup banyak paham dengan semua pelajarannya, termasuk dengan esensi sihir sendiri.

Tak lama kemudian, saat situasi benar-benar berisik terlihat seorang pria paruh baya di lantai dua berdiri dengan tegak dan memperhatikan semua murid. Tatapan matanya saja sudah membuat hening seluruh area, tidak ada yang menyangka mereka akan merasakan tekanan yang besar lagi tidak biasa.

Saat dia berdiri, seluruh penguji di lantai pertama membungkuk dan langsung berbaris dengan rapi sembari menunggu perintah dan apa yang akan diucapkan oleh pria itu.