Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 25 - A. Katana Gagang Hitam

Chapter 25 - A. Katana Gagang Hitam

Pino memulai perjalanan baru setelah dua tahun lamanya mengikuti Poorstag, dalam waktu dua tahun itu dia hanya berlatih dan mengikuti saran yang Poorstag berikan tanpa melakukan hal lainnya. Setelah meninggalkan kediaman Poorstag, dia bergegas menuju ke Akademi Coasthaven yang berada di pusat kota.

Ada beberapa hal yang menarik perhatiannya, dia menemukan banyak sekali orang-orang yang berjalan membawa senjata, tidak peduli mereka laki-laki atau perempuan. Mereka semua tampak bersemangat, dan tentunya mereka saling berkelompok dengan kelompoknya masing-masing. Ketika dia memperhatikan orang-orang ini, dia mengerti jika mereka ialah orang-orang yang disebut sebagai petualang.

Dia tidak pergi mengunjungi Goldenroses untuk mengambil uang ataupun yang lainnya, karena dia sudah mendapatkan apa yang dia perlukan untuk belajar di Akademi Coasthaven. Pino yang sudah mendapatkan semua kebutuhan yang ia perlukan untuk masuk ke dalam akademi pun segera pergi ke sana.

Melewati beberapa rumah dan toko membuat dia merasa agak tergiur untuk mengunjungi salah satu toko, dan pandangannya tertuju pada sebuah toko yang menjual perlengkapan. Awalnya dia tidak terlalu tertarik, namun begitu dia melihat sebuah pedang yang tampak berkilau membuat dirinya menjadi sangat tertarik untuk mengunjunginya.

Dia mencoba masuk ke dalam toko tersebut hanya untuk melihat-lihat saja. Awalnya dia tidak terlalu memperhatikan toko-toko lainnya, namun ketika memperhatikannya, ada banyak sekali toko yang menjual berbagai macam barang kebutuhan terkait dengan sihir. Dia masuk ke dalam toko perlengkapan bernama Whining Tron.

"Menarik sekali, ada berbagai macam senjata di sini, mulai dari palu, kapak, pedang, saber, hingga panah. Segala macam senjata ada di tempat ini, menarik sekali, namun uang yang harus aku gelontorkan demi mendapatkan salah satu dari mereka tidak sedikit. Dari yang termurah hanya beberapa puluh perak saja sampai dengan harga termahal yang mencapai ratusan emas," gumam Pino ketika dia melihat berbagai macam senjata tengah ditata rapi di berbagai rak ataupun manekin.

Pino melihat beberapa senjata yang menurutnya menarik terutama sebuah katana yang terlihat sangat memukau. Bilahnya yang mengkilap bahkan membuat dia bisa melihat wajahnya sendiri, meski dia tidak memegangnya, dia melihat senjata itu seperti sebuah mahakarya. Akan tetapi, begitu dia melihat harganya, dia hanya tertawa lirih. Pantaslah jika senjata itu terlihat sangat baik, harganya saja mencapai 500 koin emas.

"Senjata yang baik dan dikerjakan dengan telaten juga, sayangnya harganya sedikit mahal. Biarlah... jika memang senjata ini berjodoh denganku, pastilah aku bisa mendapatkannya nanti. Lebih baik aku segera pergi ke akademi," gumam Pino, dia tidak memungkiri dirinya sendiri jika dia sangatlah tertarik dengan katana bergagang hitam, namun dia mengurungkan niatnya setelah melihat harganya, padahal dia mampu membelinya.

Pino tidak berlama-lama di toko Whining Tron itu, dia segera meninggalkan tempat itu setelah melihat-lihat perlengkapan apa saja yang dijual di sana. Dia sangat tertarik pada katana itu, sayangnya dia tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk mendapatkannya apalagi dia baru saja keluar dari tempat Poorstag, sehingga dia perlu mempelajari apapun yang ada di sekitarnya.

Ketika dia baru keluar satu langkah dari toko tersebut, dia melihat ada dua orang pria tengah mendorong seorang wanita. Awalnya dia tidak terlalu menggubris kejadian itu, toh dia sendiri tidak mengenal wanita itu, akan tetapi setelah melihat tindakan yang dilakukan oleh para pria tersebut, baru dia mulai bertindak.

"Tolong... aku tidak ingin bekerja seperti itu lagi, biarkan aku pergi... aku sudah melunasi semuanya. Bagaimana bisa aku masih memiliki hutang itu?" tanya seorang wanita yang baru saja di dorong oleh seorang pria dengan keras hingga tubuhnya menabrak dinding rumah.

"Huh!!! Tidak usah banyak bicara, sekarang kau ikut dengan kami dan bekerja kembali. Hutangmu itu masih belum sepenuhnya kau lunasi, mau pergi begitu saja. Jangan mengira kau bisa kabur dari kami," ujar pria yang mendorong wanita itu hingga menabrak dinding.

Dia memang mendorongnya namun tidak melanjutkan tindakannya, sayangnya pria di sampingnya mulai bertindak dengan melayangkan tendangan yang dengan tepat menghantam perut wanita itu hingga sang wanita tersungkur sembari memegangi perutnya, tidak hanya itu saja, pria tersebut hendak menginjakkan kakinya kembali ke perut wanita itu.

"Hei!!! Dua pria berbadan besar dan gagah melecehkan seorang wanita lemah, apa kalian tidak malu menjadi tontonan umum?" Pino melangkah masuk dan menghentikan pria tersebut. Dia merasa harus menyelamatkan wanita itu karena dia melihat bagaimana dia ditendang dan dihajar.

"Siapa kau bocah? Jangan ikut campur urusan kami, menyingkir dari sini!!"

"Mana bisa aku membiarkan tindakan serendah ini terjadi di depan mataku? Kalian pria dewasa dengan kekuatan yang lebih dari wanita ini... mengapa kalian mengeroyoknya? Maafkan saja kesalahannya dan sudahi semua ini," seru Pino, dia masih mencoba menghentikan tindakan dua pria itu dengan damai.

"Bukannya aku sudah bilang!!! Jangan ikut campur urusan kami jika kau tidak mengetahuinya, jangan melangkah terlalu jauh bocah!!! Ini bukan masalah yang bisa kau tangani, lebih baik untukmu menyingkir dan tidak usah berlagak seperti pahlawan!!!" bentak salah satu dari pria itu.

Pino sendiri tahu jika tindakannya ini terlalu jauh karena ikut campur dengan masalah orang lain, hanya saja dia tidak terlalu menyukai cara yang dilakukan dua pria itu untuk menyelesaikan masalahnya, sehingga dia terpaksa untuk masuk ke dalam permasalahan ini.

Dia masih membawa pedang yang terikat rapi di pinggangnya, dia tidak menggunakannya dan dia hanya menanti tindakan seperti apa yang akan dilakukan oleh pria tersebut. Pino sama sekali tidak mengambil langkah pertama karena dia tidak ingin menjadi pihak yang memulai pertarungan, jadi dia hanya bersikap pasif ketika melihat provokasi yang dilakukan oleh kedua pria itu.

"Berlagak kuat saja padahal lemah!!! Lebih baik kau kembali ke rumah dan menyusu ke ibumu saja. Jangan coba-coba ikut campur di dunia dewasa!!!" Salah satu dari mereka menggertak Pino dengan mencoba memukulnya.

Pino menghindari serangan itu dan dengan cepat dia balik menyerangnya dan membuatnya roboh hanya dengan satu tendangan yang mengarah ke kepalanya. Lepas dia mendapatkan serangan, dia langsung berubah menjadi agresif dan mengerahkan kekuatannya untuk membuat pria lainnya tersungkur.

Dua pria itu dirobohkan Pino hanya dalam beberapa detik saja, dan semua itu ditonton oleh banyak pasang mata. Pino mengabaikan tatapan orang-orang, dan dia mendekati wanita itu, mengulurkan tangannya, Pino mengangkat wanita itu.

"Apa kau baik-baik saja? Siapa sebenarnya mereka dan ada masalah apa sampai kau dihajar seperti ini?" tanya Pino, dia mencoba untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya.

"Tidak apa, hanya masalah biasa, terima kasih. Mereka mengira aku belum membayar hutangku, padahal aku sudah melunasinya," balas wanita itu.

"Baiklah, aku akan meninggalkanmu. Lebih baik kau pergi dari sini, dan pindah, jangan sampai mereka menemukanmu lagi atau kejadian seperti ini akan terulang kembali," ujar Pino saat dia meninggalkan wanita itu.

Tanpa dia ketahui, dia sudah menjadi musuh dengan sebuah kelompok tertentu akibat dari tindakannya hari ini.

Note :

1 koin emas putih = 1000 koin emas

1 koin emas = 100 koin perak

1 koin perak = 100 koin tembaga