Chereads / The Emperor of Magic (IND) / Chapter 13 - A. Armored Fire Bear

Chapter 13 - A. Armored Fire Bear

Balam dan istrinya menggunakan kekuatannya untuk menahan perubahan yang terjadi pada Pino, perubahan itu menjadi satu hal yang besar bahkan mengacaukan mana di sekitarnya. Mereka berdua mencoba untuk menahan perubahan yang mencoba menelan Pino, keduanya saling bahu membahu untuk mencegah perubahan itu menjadi semakin besar. Balam dengan pedangnya mencoba untuk menahannya sekuat tenaga, sihirnya terus keluar dari senjatanya tanpa henti.

Sedangkan, sang istri yang terkenal dengan kemampuan sihirnya. Mendapatkan julukan Putri Angin, Valerie Yenia, ibu dari Ariya Pino, seorang wanita terhormat yang berasal dari keluarga cukup terpandang di salah satu wilayah. Ia begitu mengagumkan, menahan perubahan Pino dengan membungkus tubuh Pino dengan sihir angin, ia mencoba untuk mengurangi aliran mana yang mencoba untuk masuk ke dalam tubuh Pino.

Keringat menetes dan membasahi pakaiannya, Valerie terus menggumamkan kata-kata saat mengendalikan sihirnya. Wajahnya mulai memucat, ia tidak bisa menahan perubahan yang terjadi pada Pino, kekuatannya jauh di bawah Poorstag dan dia hanya bisa menahan perubahan yang terjadi pada Pino hanya dalam waktu yang sebentar saja. Menggunakan seluruh mana-nya hingga inti sihirnya keluar yang berbentuk sebuah cemeti.

Ketika inti sihirnya keluar, tingkat mana-nya meningkat dengan tajam, Meski mana-nya meningkat, wajahnya semakin pucat. Sihirnya tidak terlalu kuat meski mana-nya meningkat, namun kontrol-nya akan sihir semakin melemah. Sihir angin yang mencoba untuk menahan perubahan yang tengah terjadi pada Pino mulai tidak terkendali dan perlahan melemah bahkan mulai terhisap dan tertelan oleh Kegelapan yang menyelimuti Pino yang memiliki bentuk sebuah buku.

"Sayang, aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Kekuatan ini terlalu kuat, bukan pada levelku. Bagaimana bisa ada kekuatan sekuat ini berada pada anak kita? Aku tidak bisa membayangkan kebangkitan inti sihirnya akan sebegitu mengerikannya, bahkan sihir dan mana-ku pun mulai diserap olehnya. Sayang menyingkirlah, jangan dekat denganku, aku akan menanganinya sendiri... tetap di sana!!!" bentak Valerie, ia tidak ingin Balam datang dan membantunya karena dia tahu betapa berbahaya situasi yang mereka hadapi.

Tentunya itu aneh karena dia tengah berada dalam situasi yang berbahaya, dan pastinya sebagai seorang suami, Balam ingin mendampingi Valerie dan menyelamatkannya dari situasi yang berbahaya. Akan tetapi, langkahnya terhenti saat dia mendengar bentakan dari Valerie. Melihat tatapan mata Valerie yang teguh dan tegas, Balam tidak dapat menggerakkan kakinya untuk menyelamatkan Valerie. Kekuatan sihirnya masih jauh di bawah Valerie dan Balam tahu seberapa besar kemampuan sihir Valerie.

Ketika dia melihat tatapan mata serta suara tegas yang Valerie keluarkan, Balam mengerti maksud dari tindakannya, sehingga dia hanya bisa melihat Valerie yang mulai memucat dan semakin pucat dengan tatapan kesedihan, saat dia memaksa untuk mendekat, dia malah terhempas oleh serangan sihir angin dari Valerie. Balam mendengar keributan lain ketika dia terhempas dan menabrak dinding sebuah rumah.

Balam melihat Poorstag yang tengah bertarung dengan monster babi hutan, dia menggerakkan tangannya terus menerus. Tanah terus menerus terguncang dan menarik masuk para monster babi hutan yang mencoba untuk menghancurkan bangunan dan membantai para penduduk. Melihat kawan sejawatnya yang kesulitan mengatasi monster-monster yang mulai melakukan pembantaian, banyak sekali mayat-mayat penduduk yang mulai bermunculan.

Balam tidak bisa mengabaikan Poorstag yang kewalahan menghadapi monster, ia mulai lari ke arah Poorstag sambil mengacungkan pedangnya, dia membunuh salah satu monster babi hutan. Gerakannya sangat lembut namun mematikan dan ia berhasil memenggal sang monster, tidak hanya satu monster saja melainkan beberapa monster babi hutan langsung terbunuh ketika Balam lari mendekati Poorstag. Kecepatannya sangat cepat dan semakin dia dekat dengan Poorstag semakin banyak mayat babi hutan yang berserakan.

"Stag!!! Cepat bantu istri dan anakku, tinggalkan semua monster ini padaku, aku tidak memiliki kekuatan untuk menolong mereka. Aku membutuhkan bantuanmu, cepatlah!!! Istriku tidak lagi bisa menahan kebangkitannya, tidak hanya membuat sihirnya tak berguna bahkan kebangkitan anakku menyerap sihir dan mana milik istriku, cepat Stag!!! Bantu mereka," seru Balam yang khawatir dengan keadaan istri dan anaknya.

Balam melangkah mendekati Big Horn Boar, pedangnya berayun dengan sebuah aliran mana yang tak berhenti-henti. Dengan elemen Angin, Balam menghempaskan dan memotong-motong monster-monster dengan mudah. Ia juga bergerak dengan lebih cepat dari kebanyakan orang karena sihirnya, meski mana-nya tidaklah banyak, ia dapat menggunakannya dengan lebih efisien dan ditunjang oleh kemampuan berpedangnya, ia dapat membunuh monster dengan mudahnya.

Big Horn Boar datang ke arah Balam dengan kecepatan tinggi, tanduknya mengeluarkan petir dan menyebar. Balam waspada saat merasakan adanya bahaya yang datang ke arahnya dengan kecepatan tinggi, Balam melemparkan serangan sihir yang berasal dari pedangnya. Sebuah gelombang udara berbentuk seperti bulan sabit melesat dengan cepat ke arah Big Horn Boar. Balam mengikuti gelombang tersebut sambil menusukkan pedangnya.

Kecepatannya terus meningkat dan ia bergerak seperti cahaya, mendekat ke arah Big Horn Boar, serangan sihirnya tidak membuahkan hasil karena menerima serangan balik berupa petir dari tanduk Big Horn Boar. Meski daya ledaknya kuat, tanduk tersebut juga menjadi titik lemah dari kekuatannya, Balam yang mengetahui kelemahan dari Big Horn Boar segera mengambil kesempatan yang terbuka dengan sebuah serangan yang akurat.

"Mati!!! Wind Slash!!!" teriak Balam, pedangnya bergerak dengan kecepatan tercepat dengan tujuan yang mengarah ke tanduk Big Horn Boar. Saking cepatnya gerakan Balam, Big Horn Boar tidak dapat bereaksi dengan baik. Monster itu tidak dapat mengelak dan menerima serangan Balam mentah-mentah.

Selepas mematahkan tanduk Big Horn Boar, Balam segera menyerangnya kembali dengan sebuah serangan yang mematikan dan cepat. Gerakan yang ia ambil tidaklah mudah untuk dilakukan, namun Balam dapat menggunakannya dengan baik dan memberikan serangan fatal pada Big Horn Boar. Serangan yang ia lancarkan membuat tubuh Big Horn Boar tercincang bak cincang daging.

Balam memegang pedangnya kuat-kuat sambil menopang tubuhnya, dia menggunakan banyak mana untuk bertarung dengan Big Horn Boar. Kelelahan dan terkurasnya mana membuat tubuh Balam tidak bergerak dengan efisien sesuai dengan pikirannya. Dia hanya bisa bergerak dengan gerakan yang minim, ia mencoba untuk memulihkan kembali mana-nya. Matanya terus menatap dingin dan tajam pada setiap monster yang menyeruduk dan menginjak-injak penduduk hingga menjadi pasta daging.

"Sialan!!! Meski aku berhasil membunuh pemimpin para monster, mereka tidak meninggalkan tempat ini dan tetap bersikeras melakukan pembantaian. Sial, aku harus memullihkan mana ku dengan secepat mungkin. Para monster ini jauh dari kata sederhana, mereka tidak berhenti menyerang bahkan setelah melihat sang pemimpin mati. Apakah mungkin Big Horn Boar bukanlah monster peringkat tinggi yang datang ke desa ini? Brengsek!!! Jangan sampai itu terjadi" gumam Balam, dia mulai mendapatkan mana-nya kembali setelah menyerap dari sekitarnya.

Balam berhati-hati ketika memikirkan asumsinya, dia tidak ingin asumsinya menjadi sebuah kenyataan, tidak mungkin baginya mengharapkan sesuatu yang tidak masuk akal. Monster dengan peringkat tinggi menyambangi sebuah desa kecil merupakan kejadian yang tidak logis. Akan tetapi, saat dia melihat kebangkitan inti sihir yang terjadi pada Pino, pikiran-pikiran buruk tersebut malah semakin menjadi-jadi.

Ia hanya bisa melihat anak dan istrinya dengan cemas dan mengangkat senjatanya untuk menghadapi setiap monster yang mencoba berlari dan mendekati mereka. Setelah diperingatkan oleh Poorstag beberapa waktu lalu, Balam mulai menunjukkan keseriusannya, dia bergerak secepat mungkin dan menyerang setiap monster yang mencoba mendekati anak dan istrinya. Dia mengayunkan senjatanya seperti orang yang kerasukan, namun serangannya selalu mengarah ke tempat yang dituju dan sangat akurat.

Beberapa monster terkapar dengan kepala yang memisah, monster-monster itu berada di bawah kaki Balam. Tatapan matanya masih penuh dengan api dan melihat monster-monster lain yang berlari ke arahnya dan mengeluarkan hawa membunuh yang kuat. Menghadapi puluhan monster yang bergerak ke arahnya, Balam mengangkat senjatanya dan melesat ke depan dan menyerang monster-monster tersebut.

Dengan gerakannya yang cepat, satu per satu monster terkapar dengan luka yang tidak sedikit. Mereka terbunuh hanya dengan satu serangan saja, tidak hanya mengandalkan sihir saja, Balam membunuh monster-monster yang lemah dengan sebuah serangan tunggal. Tidak mudah memang menembus gerombolan monster yang terus mencoba untuk menerobosnya. Balam dengan dingin mengayunkan senjatanya dan menghancurkan setiap monster yang mencoba untuk menerobosnya.

"Huft... meski lemah, jumlah mereka sangat banyak. Tak ada lagi monster yang tersisa, aku akan menyelesaikannya dengan cepat dan kembali ke kalian, tunggu saja!!! Aku harus memastikan semuanya sebelum kembali, jangan sampai ada monster yang masih hidup di dalam desa atau mereka akan mengacau. Huft... Rainy of Wind," seru Balam, dia menggunakan sihir terkuatnya untuk menghabisi sisa monster babi hutan yang masih hidup dan mencoba untuk menyerangnya kembali.

Angin ribut menghancurkan setiap monster yang bergerak ke arahnya, mereka hancur berkeping-keping. Balam mencari keberadaan sisa-sisa monster yang masih bertahan hidup, berlari ke satu tempat dan pindah ke tempat lainnya, Balam yakin tak ada lagi yang hidup, lantas dia pergi ke pintu masuk desa. Ia merasakan adanya bahaya yang sangat besar dan lebih besar daripada monster babi hutan tengah bergerak menuju ke desa.

Meninggalkan anak dan istrinya, Balam menyembunyikan kekhawatirannya dengan mengawasi pintu masuk desa, mengikuti instruksi yang Poorstag berikan. Berada di tengah-tengah dua golem, Balam memperhatikan situasi dengan jeli, ia tidak ingin ada kesalahan yang akan memengaruhi kebangkitan inti sihir Pino. Mau tidak mau dia harus menyembunyikan kekhawatiran dan perasaannya yang tak karuan ini untuk sesuatu yang lebih besar, yakni bangkitnya inti sihir milik Pino yang pastinya sangat unik hingga menghasilkan peristiwa sebesar ini.

Semakin mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri, Balam malah semakin khawatir apalagi ia bisa merasakan adanya perubahan yang terjadi pada mana di sekitar dan itu mengarah ke tempat Pino berada. Perubahan mana itu menjadi semakin besar dan ini akan menarik perhatian para monster apalagi bau darah menyengar yang berasal dari para monster yang mati akan semakin menarik perhatian monster-monster lainnya. Bagaimana Balam tidak khawatir ketika pikirannya terus menghasilkan asumsi-asumsi buruk.

Perasaannya semakin kacau saat merasakan adanya aura yang kuat dan rasa haus darah serta hawa membunuh yang sangat kuat berasal dari arah depan. Getaran yang ia rasakan membuat Balam khawatir, dia menajamkan matanya untuk melihat ke arah depan, memastikan apa yang datang ke arahnya. Pedangnya mengacung ke depan dan bersiap-siap untuk bertarung,

"Apa-apaan ini? Ada sesuatu yang datang kemari, sial!! Apakah mereka yang datang kemari adalah monster peringkat tinggi, aku harus menghadapi mereka di sini. Jangan sampai mereka masuk ke dalam desa atau anakku akan dalam bahaya yang lebih besar. Stag, aku harap kamu bisa mempercepat prosesnya," seru Balam, dia mencoba untuk menahan gerombolan monster yang mencoba untuk masuk ke dalam desa.

Pada saat monster-monster itu mulai menampakkan kehadirannya, Balam mengerutkan keningnya, dia tidak percaya akan monster yang ia lihat. Tidak hanya monster babi hutan saja yang muncul kembali bahkan ada Big Horn Boar lainnya yang memimpin mereka, namun bukan kedua monster itu yang membuat Balam mengerutkan kening dan agak resah. Akan tetapi seekor monster peringkat B bahkan hampir dikategorikan sebagai peringkat A. Monster itu ialah seekor Armored Fire Bear.

Seekor monster berbentuk beruang yang memiliki kulit yang keras sekeras baja dan dilapisi oleh api, kekuatannya sangat kuat dan menghancurkan, teror yang diberikan oleh monster ini sangat mengerikan. Kemampuannya sangat hebat dalam penyerangan, daya serang dan pertahanannya seimbang, sama-sama kuat. Monster ini jarang keluar dari persembunyiannya dan biasanya menghuni hutan bagian dalam.

"Bagaimana bisa ada Armored Fire Bear di tempat ini? Seharusnya mereka tidak berada di sekitar sini, mungkinkah perubahan yang terjadi akibat kebangkitan inti sihir Pino meluas hingga radius tertentu dan membuat monster ini tertarik sial. Kebangkitan ini benar-benar berbeda dari kebanyakan orang dan tidak umum," seru Balam, dia mulai memperhatikan para monster itu dan bersiap untuk bertarung kembali.

Dua golem yang berada di sampingnya langsung bergerak dan menyerang monster-monster babi hutan yang mencoba untuk masuk ke desa. Balam tidak menghadapi babi hutan, dia bergerak ke sisi lain dan menyerang Big Horn Boar yang berjumlah dua, menghadapi dua monter peringkat tinggi, Balam memaksakan dirinya hingga bisa menaklukkan kedua monster tersebut dan mana-nya terus berkurang ketika bertarung.

Armored Fire Bear, monster itu meraung dengan keras dan melesat ke arah Balam sambil mengayunkan dua cakarnya dan sebuah api keluar dari cakarnya dan mengarah ke Balam. Menghindarinya, Balam berhasil melakukannya namun dia mesti menabrak dinding tanah, karena tenaganya yang terus terkuras akibat dari pertarungannya dengan beberapa monster dan membantu kebangkitan Pino, pandangannya mulai kabur dan tidak bisa sejelas sebelumnya.

Saat dia akan pingsan, Balam memukul wajahnya sendiri agar ia tetap sadarkan diri, pada saat itu ia melihat Valerie tengah bertarung dengan Armored Fire Bear. Ia segera memaksakan dirinya untuk bangkit dan melawan Armored Fire Bear, meski kelelahan dia terus memaksa untuk tak tumbang. Balam yang mulai mendapatkan kembali kesadarannya segera membantu Valerie untuk melawan Armored Fire Bear.