Pino terengah-engah, berdiri diam sambil menatap mayat Hob Goblin merah yang tewas tepat di bawah kakinya. Ia mencabut pedangnya dari tubuh Hob Gobin merah, lantas ia memenggal kepala Hob Goblin merah, ia melampiaskan kekesalannya, ada luka goresan di tubuhnya, meski tidak ada luka parah, ia masih menerima luka walau ringan.
Pertarungannya dengan Hob Goblin Merah berlangsung dengan sengit, Pino harus menghindar setiap kali Hob Goblin merah menggunakan Fireball, ia tidak bisa menahan serangan yang dilancarkan oleh Hog Goblin itu, panas api dari bola api itu sangat panas hingga mampu melelehkan batu dan menghancurkan pohon.
Dalam pertarungan itu, ia bergerak seperti cheetah, berlari dan masuk dari satu sisi ke sisi lainnya, melakukan untuk menghindari serangan yang dilayangkan oleh Hob Goblin merah itu, ketika dia berhasil mendekatinya, ia menerima serangan lain dan itu bukan sihir melainkan serangan fisik biasa, di mana si Hob Goblin merah itu menyerang Pino dengan mengayunkan pedangnya.
Pino mempercepat serangannya untuk melawan Hob Goblin merah, dia mengandalkan kecepatan refleknya ketika menyerang atau menghindar. Sesekali dia mundur untuk membuat jarak, lantas apa yang kamu lakukan ini tidak terlalu memberikan efek, karena Hob Goblin merah itu lebih kuat dari yang Pino kira.
Meski mengandalkan kecepatannya, ia tidak bisa menghadapi Hob Goblin merah dengan benar, akhirnya ia mundur dan menjaga jarak. Ia mencari celah yang dapat ia manfaatkan sambil menghindari serangan Hob Goblin merah. Fireball, tak pernah berhenti ketika berada di antara dirinya dengan Hob Gobiin merah cukup jauh dan keluar dari jangkauan serangan pendek.
Udara tidak sejuk lagi dan berubah menjadi panas, banyak kawah kecil di tempat mereka berpijak, pohon-pohon tumbang, suasana malam itu yang awalnya dingin hingga menusuk ke tulang berubah menjadi panas akibat serangan Hob Goblin merah. Pino menyipitkan matanya, ia mencari celah dalam gerakan Hob Goblin merah.
Beberapa titik di dalam tubuh Hob Goblin merah menjadi incaran Pino, ia mengubah posisinya dan mulai melesat dengan sangat cepat mengayunkan pedangnya Cipta kilat, kombinasi gerakan itu membuat Hob Goblin merah terkejut, meski berhasil menyarangkan serangan yang tepat mengenai titik vital tubuh Hob Goblin merah, ia juga menerima luka yang tidak kecil.
"Kamu tidak bisa bergerak dengan bebas lagi, monster busuk. Kehidupan kecilmu itu akan berakhir di tanganku ... terima kasih sudah memberikan bantuan besar, meskipun kau monster ... kau membantuku berkembang, maka matilah dengan tenang, "celetuk Pino, ia membalikkan badan dan menatap tajam Hob Goblin merah, lantas ia melesat seperti peluru dan menyabetkan pedangnya.
Serangannya begitu cepat, dan kombinasi gerakannya begitu rapi, meskipun Hob Goblin merah itu melayangkan serangan lain, Pino tidak mengelak dan terus melayangkan serangan, sehingga dia berhasil membunuh Hob Goblin merah meski dia menerima luka di beberapa titik di tubuhnya. Hob Goblin merah runtuh tak bernyawa di kaki Pino, darah keluar dari tubuhnya, meski begitu, Pino masih belum yakin jika Hob Goblin merah sudah mati, sehingga dia menyabetkan pedangnya untuk memenggal Hob Goblin merah.
Dari atas pohon Balam melihat Pino menghabisi seluruh gerombolan Goblin, senyum cerah terpampang di wajahnya. Ia tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat, ia sendiri tahu betapa sulitnya membunuh Hob Goblin varian, apalagi membunuhnya tanpa sihir, itu lebih sulit dari yang di kira. Balam tidak pernah mengajari satupun teknik kecuali penguasaan senjata, ia tahu setiap teknik yang ia miliki selalu berhubungan dengan sihir, makanya dia tidak mengajari Pino, namun hari ini dia melihat Pino sudah menggunakan sihir meski samar-samar.
"Apa kamu yakin akan masuk ke dalam gua itu, Nak? Sudahkah kamu mempersiapkan diri untuk melihat neraka yang dihasilkan oleh mereka? Persiapkan dirimu dengan benar, Nak, apa yang akan kamu lihat di dalam adalah kenyataan dunia ini," ucap Balam, suaranya sangat lirih sehingga Pino tidak dapat mendengarnya.
Pino melangkah masuk ke dalam gua, ia berjalan dengan pelan, mengamati area sekitarnya, dia waspada pada setiap gerakan yang mencurigakan. Begitu ia tiba di pintu gua, ia bisa merasakan ada sesuatu yang aneh, dan ada bau yang tidak sedap untuk dihirup. Ia menahan nafas dan mempersiapkan diri sebelum masuk ke dalam gua, menggenggam senjatanya kuat-kuat, ia sedikit meringis menahan rasa sakit dari beberapa titik di tubuhnya.
Begitu ia masuk ke dalam gua, bau menyengat yang tak sedap itu semakin menguat, ia menahan nafasnya, gua itu begitu gelap dan minim pencahayaan. Ia berusaha untuk mengamati daerah di dalam gua, ia berjalan dengan sangat pelan dan was-was, ia dalam kondisi siap tempur jika sewaktu-waktu ada serangan sergapan.
Bau itu semakin menyengat, Pino belum pernah mencium bau seperti ini, ia pernah membunuh hewan atau monster namun baunya tidak seperti bau yang ia cium ini. "Huft… bau apa ini? Begitu tak sedap, ini sama sekali tidak mirip dengan bau darah, anyir, atau pun busuk.Aku belum pernah mencium bau ini, sialan !! ada apa sebenarnya di dalam gua itu? "
Ia terus berjalan dan masuk lebih dalam, tepat saat dia berada di bagian tengah gua, ia merasakan dan mendengar suara nafas yang lemah dan tak berdaya, "Apa !!! Monster-monster sialan !!! Mereka tak pantas hidup, apa-apaan ini! Mengapa ada semacam ini di dekat kota? Dasar monster-monster biadab ... aku akan membunuh seluruh monster mulai detik ini !! "
Pino tidak dapat menahan amarahnya, mana mungkin ia dapat menahannya ketika melihat tumpukan mayat wanita dari berbagai usia dengan tubuh lebam, banyak cairan dan kuning yang memiliki bau mengerikan, selain itu dia juga melihat beberapa wanita yang masih hidup dengan kondisi yang sama nafas mereka sangat lemah, mereka sekarat dan Pino dapat melihat seperti penderitaan apa yang telah melemahkan oleh para wanita.
Meski pencahayaannya minim, ia masih bisa melihat situasi di depan matanya, para wanita itu tidak dapat berkata bahwa patah kata pun, Pino berjalan pelan, para wanita yang menderita itu. Ketika dia berada di dekat para wanita itu, ia bisa mencium bau yang tak sedap itu dan baunya semakin menyengat.Ia mengulurkan rakyat untuk mencoba mengangkat para wanita, namun wanita-wanita itu menghindarinya, mata mereka tidak memiliki semangat hidup lagi.
"Penderitaan macam apa yang telah dilalui oleh mereka hingga mata mereka berubah menjadi tak bernyawa ini ... sialan !!Tubuh mereka rusak dengan banyak luka sayatan dan lebam, dasar berdebah !!Aku akan mengingat semua ini ... ingat saja, aku akan memburu dan membunuh setiap monster yang kutemui, "gumam Pino.
Dengan telanjang dan tubuh penuh luka serta bau-bau tidak sedap, para wanita itu berusah untuk menghindari Pino. Namun kekuatan mereka telah menghilang, sehingga Pino yang menariknya dari lantas menggendong wanita tersebut, ia meninggalkan beberapa wanita di dalam gua dan membawa wanita yang ia gendong meninggalkan gua.