Pagi ini Alana berangkat sekolah seperti biasa. tapi kali ini dia berangkat dengan perasaan yang sangat bahagia. awalnya dia tidak mau berangkat sekolah, dia ingin menyiapkan semua makanan kesukaan kakaknya, Arlan. namun sang papa melarangnya. Papa dan Mamanya sampai pagi tadi, saat itu Alana baru bangun tidur.
Saat berjalan melewati koridor kelas 10 Alana bertemu dengan Sherina, mereka pun berjalan menuju kelas bersama. di perjalanan Sherina sempat menanyakan apa Alana bersenang-senang kemarin dan apa terjadi sesuatu, tentu saja Alana mengatakan semuanya berjalan lancar juga baik-baik saja. Alana tidak mau sahabatnya itu cemas, toh dia tidak apa-apa.
Bel pelajaran pertama berbunyi, semua murid di SMA Pelita masuk ke kelas dan memulai pelajaran. guru yang menjadi wali kelas Alana masuk dengan seorang pria dibelakangnya. pria itu mengenakan setelan kemeja dan celana kerja sepertii.... seorang guru?
"Selamat pagi anak-anak. perkenalkan ini Pak Andra, guru bahasa inggris kalian yang baru. Pak Andra ini baru menyelesaikan study nya jadi ini pengalaman pertama. saya harap kalian bisa bekerja sama dengan Pak Andra. baiklah saya tinggal dulu, kalian bisa memulai pelajaran sekarang. Permisi." ujar wali kelas dan kemudian langsung meninggalkan ruangan.
"Baiklah, saya akan sedikit memperkenalkan diri saya. nama saya Xavier Narendra, kalian bisa memanggil saya Andra, saya lulusan universitas Oxford dan mengambil study Bahasa Inggris." ujar Andra
"Pak! pak! nomer WhatsApp nya berapa pak?" tanya seorang siswi yang duduk dipaling belakang.
"Huuuuu, cowo cakep aja langsung lo tanyain WA." sorak anak-anak kelas lainnya dilanjut celetukan Bagas. Andra yang mendengar itu hanya bisa tertawa.
"Nanti saya akan berikan nomer WhatsApp saya pada ketua kelas agar dimasukkan ke grup kelas ya ." ujar Andra pada siswi tadi yang ekspresinya berubah sedikit kecewa.
"Saya ketua kelasnya pak, nanti di jam istirahat saya akan menemui bapak." ujar Bagas
"Baiklah saya rasa cukup basa-basi nya. sekarang kita mulai pelajaran" ujar Andra
Di bangkunya Alana hanya terdiam dan menyimak semua perkataan tadi, dia merasa biasa saja termasuk Sherina yang hanya memainkan pulpen miliknya yang ia lilitkan di rambut lalu dilepas, lilitkan lagi lalu lepaskan.
"Hei, hei. tolong fokus pada materi yang saya terangkan." Andra menginterupsi Alana yang duduk terbengong sejak awal ia masuk.
"Ohh maaf pak, maaf." jawab Alana dengan wajah sedikit menunduk
"Kamu sakit ?, mau ke UKS ?" tanya Andra
"Sa-saya ngga apa-apa pak." jawab Alana gugup karena wajah Andra tepat berada dihadapan nya.
"Badan kamu demam, lebih baik kamu ke UKS sekarang. saya ngga mau yang lain terganggu. nama kamu...?." ujar Andra terjeda karena berusaha mengingat nama Alana.
"Alana pak, dia Alana." jawab Sherina yang menatap Andra dengan mata berbinar. sebagai pecinta cowok ganteng Sherina tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Oke Alana, silakan kamu ke UKS, kamu, siapa nama kamu?" tanya Andra pada Sherina
"SHERINA PAK" jawab Sherina dengan semangat hingga Andra sedikit memundurkan badannya karena suara Sherina yang nyaring.
"Sherina kamu antar Alana ke UKS ya." perintah Andra
"Yahh, nganterin doang nih pak ? saya nemenin Alana di UKS sekalian ya pak?" pinta Sherina dengan muka memelas ditambah mata berbinar seperti anak kucing. tingkah Sherina membuat teman sekelasnya sekaligus Alana merasa Sherina terlalu... eww ALAY.
"Oke oke, you got it. you can go with her. now please." ujar Andra
Alana dan Sherina bangkit dari bangku nya, namun saat Alana berdiri tiba-tiba dia jatuh pingsan tepat dipelukan Andra. saat itu juga Andra merasakan sedikit sensasi aneh dalam dirinya. namun Andra tak menghiraukannya dan cepat-cepat membawa Alana ke UKS. sampai di UKS petugas PMR langsung memberikan pertolongan pertama.
Sudah 2 jam lamanya Sherina duduk mengunggu Alana sadar, namun tak ada tanda-tanda dia akan sadar. akhirnya Sherina memutuskan untuk menghubungi seseorang dengan ponsel Alana. yang pertama Sherina coba adalah nomor kedua orangtua Alana dan Pak Maman, tapi tak ada jawaban dari keduanya. mungkin sedang sibuk pikir Sherina, lalu Sherina mencoba berpikir siapa yang bisa dia hubungi. entah kenapa terlintas nama Arsena dibenak Sherina, dengan sedikit ragu Sherina menekan tanda panggilan telepon. dua kali Sherina mencoba menghubungi Arsena, syukurnya diangkat.
"Ha-halo?" sapa Sherina gugup menunggu jawaban dari seberang.
"Halo? Alana?" jawab Arsena
"Kak, ini aku Sherina temannya Alana."
"Sherina? ada apa kamu menghubungi saya? Alana mana?" tanya Arsena diseberang
"Itu dia masalahnya, Alana tadi pingsan dikelas, udah 2 jam aku nunggu dia sadar, tapi sampai sekarang dia belum sadar juga. aku minta tolong Kak Arsena jemput Alana bisa?" pinta Sherina dengan sedikit cemas
"Alana pingsan? tentu saya akan kesana sekarang. tolong kamu urus surat izin untuk Alana dan siapkan barang-barangnya juga " ujar Arsena
"Baik kak, terima kasih." tanpa menunggu balasan Arsena, Sherina langsung menutup telepon dan mengurus surat izin pulang Alana juga mengemasi barang-barang Alana.
Tepat saat Sherina selesai dengan urusannya, Arsena sampai disekolah Alana, Arsena langsung menuju ruang UKS dan bertemu dengan Sherina yang tampak terkejut karena Alana baru saja sadar, walau demam Alana belum membaik. Alana dan Sherina yang sadar Arsena sudah sampai memanggil Arsena yang kelihatan sangat panik.
"Kamu udah sadar Alana, syukurlah. aku panik sekali waktu tau kamu pingsan. untung teman kamu menelepon." ujar Arsena yang tampak lega sambil menggenggam tangan Alana.
"Kan Kak Arsena udah sampai, mending lo langsung balik sekarang. gue ngga mau jadi nyamuk, buruan Al." ujar Sherina kesal karena melihat Arsena yang menurutnya romantis.
"Iya, makasih ya Sher, kita pergi dulu." pamit Alana.
"Stop, kamu aku gendong aja, aku ngga mau kamu jatuh. kamu masih lemas juga, bahaya." ujar Arsena pada Alana yang hendak turun
"Saya minta tolong sama kamu bawakan tas Alana ke mobil saya ya?" tanya Arsena meminta tolong pada Sherina.
"Oke, cepetan." jawab Sherina sambil melenggang pergi membawakan tas Alana duluan. tentu saja dia tak mau melihat adegan Arsena menggendong Alana ala bridal stlye di depannya.
~~
~~
Arsena sampai dirumah Alana, rumahnya tampak sepi. bahkan tak ada Pak Maman. Arsena membuka gerbang dan meminta kunci rumah pada Alana. setelah mobil masuk ke halaman rumah Alana, Arsena membawa Alana ke kamarnya. bahkan Alana sempat tak percaya kalau Arsena kuat menggendongnya sampai ke kamarnya yang berada di lantai 2 dengan ekspresi yang tidak terlihat lelah.
Alana sempat terheran dengan Arsena yang menarik kursi disebelahnya setelah melepas jasnya dan melonggarkan dasi yang dipakainya.
"Kamu ngapain?" tanya Alana heran
"Jagain kamu." jawab Arsena tegas
"Aku kebawah dulu, kamu jangan turun dari tempat tidur." lanjutnya. Alana hanya bisa menurut.
Dibawah Arsena mencari kotak P3K, membuatkan Alana bubur, mengambil obat, mengambilkan minum, kemudian kembali keatas dengan sebuah nampan ditangan. Arsena mengambil mangkuk bubur tadi dan bersiap menyuapi Alana.
"Aku bisa sendiri, kamu nggak perlu repot-repot begini." ujar Alana lembut
"Aku nggak bisa biarin kamu kaya gini, tolong." jawab Arsena terdengar putus asa. Alana yang mengerti pun makan dengan disuapi Arsena. baru 5 sendok yang ia makan, Alana terlihat mual. Arsena pun menaruh mangkuk bubur itu, lalu memberikan Alana minum dan obat. tak banyak bicara Arsena membuka bungkus kompres pereda panas dan memberikannya pada Alana, hampir saja dia lupa karena sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Aku kebawah dulu." ujar Arsena, Alana hanya bisa terheran dengan sikap Arsena yang sedikit berlebihan menurutnya.
"iya. makasih." jawab Alana
Selesai membereskan semuanya, Arsena kembali ke kamar Alana, Arsena melirik jam sudah pukul 2 siang. Alana belum tertidur, dia memperhatikan Arsena sesekali tersenyum.
"Kenapa? ada yang aneh?" tanya Arsena karena melihat Alana sedari tadi terkekeh.
"Kamu lucu, aku sakit bukannya mamah aku yang panik malah kamu yang keliatan rempong banget." ujar Alana sambil terkekeh pelan
"Nggak, biasa aja." sangkal Arsena yang nampak mulai berpikir atau lebih tepatnya mengingat-ingat apa saja yang telah ia lakukan.
"Dihh, ngga mau ngaku. kamu lucu tau, tingkah kamu itu kaya suami marahin istrinya yang sakit. upss" ujar Alana yang sadar dengan kalimat terakhirnya.
"Coba ulangi kalimat terakhir kamu." ujar Arsena sedikit menggoda Alana yang pipinya sudah bersemu merah.