Untukmu gadisku, Putih...
Untukmu gadisku, Putih...
Aku yang tidak benar-benar pergi dari sisimu, hanya terlelap panjang disini, didunia dan kesepianku...
membawa egoku pergi jauh darimu, memimpikan dirimu merengkuh kisah piluku slalu, aku memujamu...
Untukmu gadisku, Putih...
Berbahagialah disana, bersama siapapun didunia indahmu penuh tawa, hanya pintaku saja, semua yang telah ada diantara kita laksana mimpimu diwaktu senja...
diketerlelapan melepas lelah berkepanjangan, aku merindukanmu...
Untukmu gadisku, Putih...
Aku...aku..aku...
mencintaiiimuuu...
Ren tersenyum sebelum akhirnya menutup lembaran terakhir diarynya. Cinta polos itu tidak jua menjadi ramuan untuk luka dihatinya, namun memberi makna yang tak terungkap keindahannya. Semua telah diputuskan, dalam keterlelapan panjang pemuda bermata cipit itu akan membawa semua tawa dan air mata disisinya.
Diwaktu dan ruang berbeda, tetesan air mata gadis berlesung pipi itu tidak hentinya mengalir dikebisuan malam, disudut ruang kosong sepi itu Putih memeluk erat Diary pemudanya. Berharap semua laksana mimpi buruk dan akan menghilang dibawa gelap sepinya malam.
"Beneran Loe gak mau gue ikut??"Tanya Hana mengkerutkan dahinya ragu menanggapi kenekatan sepupunya itu.
"Sekarang itu zaman serba canggih, ada Mbak Google dan Om Google Map plus Wak translate Google. it's easy."Jawab Putih santai sembari mempacking santai seluruh bawaannya.
