Charlos benci sekali harus berhadapan lagi dengan Nicholas. Pria bajingan itu tampak begitu sombong dan menyebalkan. Charlos ingin sekali menghantam wajahnya dengan meja. Tapi ia tidak mungkin membuat kekacauan lainnya setelah kemarin ia menghajar Nicholas habis-habisan.
Statusnya sebagai calon menantu dalam sekejap akan terancam berubah menjadi tersangka pembunuhan jika ia emosi lagi. Charlos menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.
"Aku mau bertemu dengan Rissa."
"Dia tidak ada di rumah."
"Ke mana dia pergi?"
Nicholas mengedikkan bahunya. "Aku tidak tahu."
"Baiklah. Aku akan menunggunya di sini." Charlos hendak duduk di sofa, ketika Nicholas menyentuh bahunya, menahannya.
"Sebaiknya kamu pergi."
"Kenapa aku harus pergi?" Charlos menepis tangan Nicholas dengan tegas.
"Karena aku tidak suka padamu. Jadi sebelum aku melakukan pembalasan atas perbuatanmu semalam, sebaiknya kamu angkat kaki dari sini."
"Aku pikir kamu pantas mendapatkannya."