Gladys segera menurunkan buku dari depan wajahnya dan tersenyum sumringah. "Halo, Suamiku Sayang. Cepat sekali siang-siang begini kamu sudah tiba di rumah. Kamu pasti merindukanku, ya kan? Kamu sudah makan siang belum? Ayo kita makan bersama."
Gladys kemudian turun dari kasur dengan susah payah. Perutnya tampak begitu besar dan berat. Charlos bergeming. Ia hanya bisa menatap Gladys. Ia sungguh kasihan melihatnya. Ia tidak tega. Ia mendadak jadi tidak bisa mengatakan tentang perceraian.
"Kamu mau makan apa, Sayang?" tanya Gladys yang sudah berdiri dan menggamit lengan Charlos.
Tapi sungguh wanita itu telah menipunya. Wanita itu telah membuatnya harus menikahinya. Tapi setelah melihat Fajar dan mengetahui kondisi kehidupannya seperti apa, Charlos pun jadi berpikir ulang. Bagaimana mungkin seorang Gladys menikah dengan pria bajingan seperti Fajar? Pria itu bukan pria yang baik dan bertanggung jawab. Kerjanya hanya berjudi dan memeras uang Gladys. Tidak tahu malu!
