Sepasang kaki berbalutkan converse merah baru saja menapak paving block area parkir kampus, sepasang converse lain turut serta turun bersama raga nan dibalut kemeja flanel abu-abu sebagai outer t-shirt serta ripped jeans, tangannya melepas helm dan menoleh pada perempuan yang tak beranjak pergi, cewek itu terus diam sembari menatap sekitar, lantas berakhir pada keriuhan di lapangan basket, suasana lama lagi-lagi berlangsung di sana.
Meira menoleh pada Riska, kekasihnya tersenyum berupaya membantu cewek itu agar percaya diri, semuanya akan baik-baik saja. Sebab pagi tadi saat Riska datang menjemput, Meira bertitah tak ingin datang ke kampus, tak mau melihat wajah orang-orang serta mendengar caci-maki mereka untuknya, untuk kali ini Meira merasa tak mampu sekadar mengajak raganya melangkah lebih jauh menjelajah halaman menuju koridor.