Begitu mendengar suara deru motor serta melihat sorot lampu sen dari jendela kamar, Meira bergerak cepat menghampiri ruang utama, membuka dan tersenyum menyambut kepulangan Riska saat kekasihnya mendorong motor hingga terpakir di halaman beratap tersebut.
Riska mendekat, tanpa ragu ia mendekap Meira, tentu banyak kecemasan yang hadir bertubi-tubi hari ini, semuanya mengejutkan seperti surprise tak terduga, hanya saja bukan dalam artian yang baik, tapi sangat buruk.
Riska menatap sekitar, melepas pelukannya dan menarik Meira masuk ke rumah, lantas menutup pintu rapat. "Aman kan? Nggak ada orang cariin elo kan?" tanya Riska memasang tampang cemasnya.
"Aman kok, tapi tadi ada orang ke sini."
"Siapa?"
"Asep, maksudnya Lolita. Manager gue, tadi gue yang sengaja minta dia ke sini, terus kita bahas beberapa hal buat besok, soalnya gue udah dapat surat pemanggilan dari polisi."
"Mana?"
