Riska menjauhkan wajah saat sepasang tangan Meira mencengkram lengan laki-laki itu akibat kesulitan bernapas, Riska terlalu menuntut melakukannya sampai Meira tak menemukan jeda menarik napas. Tampak keduanya ngos-ngosan setelah bibir tak lagi bersentuhan, Riska menelan ludah sembari menangkup wajah kekasihnya. "Sorry, gue dingin banget hujan-hujanan dari tempat Saka ke sini." Ia melepaskan jaketnya begitu saja saat Meira bergeming tak mengatakan apa-apa, sekarang kaus turut serta terjun hingga telanjang dada, Meira mulai mendelik, apa benar mesti seperti ini?
Lantas, tombol lampu di dekat Meira membuat keadaan kembali gelap setelah Riska menyentuhnya, Mey pikir semua sudah berhenti saat Riska mengakui alasan muncul di apartemen malam-malam begini, tapi laki-laki itu menegaskan sesuatu yang ia inginkan, apalagi dingin menjadi alasan paling krusial.