Meira baru keluar dari kamar mandi saat dering ponsel memaksanya untuk bergerak cepat dan menyambar benda itu dari meja rias, ia mengernyit tak mengenali nomor asing yang baru masuk ke ponselnya. "Siapa sih? Orang iseng kali ya, nggak perlu diangkat," ucap Mey. Ia meletakan ponselnya ke permukaan meja rias lagi, lantas menatap cermin seraya meloloskan handuk dari kepala, mengusap rambut basahnya sebelum membuka gulungan kabel pada hairdryer yang siap ia gunakan, tapi dering ponsel kembali terdengar.
Lagi-lagi dari nomor tadi, memang siapa sih? Mey mendiamkan, ia paling enggan menjawab telepon atau membalas pesan dari nomor tak dikenal, apalagi nomor yang mengatasnamankan undian, langsung Meira blokir tanpa babibu lagi.
Ketiga kali, cewek itu menyerah, hampir saja hairdryer melayang ke ponsel. Sayang kalau rusak, lebih baik uangnya ditabung daripada untuk membeli ponsel baru. Ia mengangkat telepon tersebut. "Hallo, siapa ya? Bukan tukang undian atau nomor nyasar kan?"