Saat jam makan siang hampir berakhir, Mey turun ke lantai dasar untuk mencari ponselnya di area tangga darurat, tapi meski sudah naik turun berkali-kali di tempat yang sama, Mey tetap tak menemukan ponsel tersebut, ia makin frustrasi sekarang. Ia ingin mengacak rambutnya hingga tak berbentuk lagi, tapi ini kantor dan bukan apartemennya, mana bisa Mey berbuat suka-suka. Bisa lebih ditegur oleh atasan kalau penampilannya tidak rapi.
Ia bergerak lesu saat keluar dari area tangga darurat, tapi berpapasan dengan Raki saat antre di depan lift, cowok itu menilik wajah Mey nan sibuk melamun meski sudah berkali-kali ia tegur. "Mey, kamu kenapa?" Tangannya menyentuh bahu cewek itu.
"Eng-hah?" Mey menatap sekitar, kebingungan, tapi begitu menemukan wajah Raki, Mey memaksa senyum. "Kamu, Rak. Aku kira siapa."
"Iya, emang dari tadi enggak dengar? Kamu ngelamunin apa sih?"
